Mubadalah.id – Ada kisah tentang ketergila-gilaan perempuan kepada laki-laki. Sebuah kisah klasik bernuansa Arabia memperlihatkan kepada kita bagaimana perempuan-perempuan rindu dan “kesengsem” berat kepada seorang laki-laki.
Hal ini terjadi pada zaman Umar bin Khattab, khalifah kedua yang terkenal adil itu. Suatu hari dia berjalan-jalan dalam rangka “incognito” ke desa-desa untuk mengetahui sendiri nasib rakyatnya.
Dari sebuah gubug sederhana di sebuah desa, dia mendengar nyanyian seorang perempuan dengan suaranya yang menyayat-nyayat hati. Ia sedang tergila-gila kepada seorang laki-laki tampan, cerdas, dan simpatik. Namanya Nasr bin Hajjaj.
Oh, mengapa malam ini begitu panjang
dan dikepung nuansa hitam kelam
Oh, betapa panjang sepiku
tanpa canda ria bersama kekasih
Demi Tuhan, andai saja aku tak takut kepada-Nya
Dan tak punya rasa malu Ranjang ini pasti akan bergerak-gerak
Lalu dia melanjutkan dengan menyenandungkan puisinya yang begitu manis:
Adakah jalan menuju kedai minuman anggur
Agar aku bisa meminumnya
Atau adakah jalan menuju Nashr bin Hajjaj
Agar aku bisa menatap wajahnya lama-lama?
Setelah mendengar itu, esok harinya Umar segera memanggil Nashr bin Hajjaj. Begitu dia tiba di hadapannya, Umar melihat seorang laki-laki tampan dan bersih dengan rambut hitam ikal yang memikat. Sorot matanya begitu tajam.
Umar segera memintanya memangkas semua rambut di kepalanya. Begitu kepalanya tak lagi menyisakan rambut (gundul), Umar melihat sisa ketampanannya yang masih tampak saja dan masih membuat kaum perempuan tergila-gila dan ingin mimpi berhari-hari bersamanya.
Umar resah karena Hajjaj telah bikin heboh, bikin keresahan sosial. Ia kemudian mengisolasi Hajjaj ke Basrah, Irak, dan membiarkan wajahnya berangsur-angsur menjadi keriput ditelan zaman dan tak lagi mampu menggoda perempuan. []