Mubadalah.id – Direktur Eksekutif Rumah Kita Bersama (Rumah KitaB) Lies Marcoes mengajak para wisudawan-wisudawati Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) untuk menanamkan nilai-nilai keadilan, keberpihakan, dan feminisme sebagai landasan berpikir dan bertindak.
Perempuan pakar gender itu menegaskan bahwa perspektif feminisme adalah salah satu pendekatan yang relevan untuk membongkar ketidakadilan struktural yang sering kali mengabaikan hak-hak perempuan dan kelompok-kelompok rentan lainnya.
“Feminisme mengajarkan kita untuk tidak hanya berpikir, tetapi juga bertindak. Dengan perspektif ini, kita tidak berhenti pada teori, tetapi melanjutkan pada aksi nyata untuk perubahan,” kata Lies.
Lies mengingatkan bahwa feminisme bukan hanya teori akademis, tetapi sebuah cara pandang yang membentuk keberpihakan dan tanggung jawab sosial. Ia menyebutkan bahwa keberpihakan ini sudah tercermin dalam karya-karya lulusan ISIF, termasuk empat buku yang diluncurkan pada acara tersebut.
“Saya bangga melihat karya-karya kalian. Buku-buku ini tidak hanya mencerminkan kualitas akademik, tetapi juga keberanian untuk memihak pada nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Lies menutup orasinya dengan mendorong para lulusan untuk menentukan arah hidup mereka dengan sepenuh hati, sembari tetap memegang teguh perspektif feminisme dan keadilan.
“Kalian memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidup entah sebagai politisi, peneliti, atau enterpreneur. Namun, apa pun pilihan kalian, pastikan itu didasari oleh ilmu dan perspektif yang memihak kepada mereka yang membutuhkan,” pesannya.
Sebagai penutup, Lies mengingatkan bahwa ilmu adalah jembatan menuju masa depan yang lebih baik.
“Ilmu tidak datang dari langit, tetapi dengan ilmu, kalian bisa menggapai langit. Gunakan perspektif feminisme untuk membimbing langkah kalian, sehingga ilmu yang kalian miliki benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya. []