• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Marriage is Scary: Apakah Pernikahan Masih Menjadi Impian di Era Digital?

Tren "Marriage is Scary" menunjukkan betapa besar pengaruh media sosial dalam membentuk pandangan kita tentang pernikahan

Luthfiyah Tsamratul Mawaddah Luthfiyah Tsamratul Mawaddah
30/08/2024
in Personal, Rekomendasi
0
Marriage is Scary

Marriage is Scary

2.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di era digital saat ini, persepsi tentang pernikahan mengalami pergeseran. Media sosial kerap memperlihatkan dua sisi ekstrem dari pernikahan; baik sebagai sesuatu yang ideal dan penuh kebahagiaan atau menjadi sumber masalah dan konflik. Salah satu tren yang mencerminkan kekhawatiran ini adalah “Marriage is Scary”, menjadi perbincangan di berbagai platform online.

Tren ini menggambarkan ketakutan banyak orang, terutama generasi muda terhadap pernikahan. Di tengah gempuran informasi dan isu terkait problematika rumah tangga yang tersebar luas, kemudian muncul pertanyaan, Apakah pernikahan masih menjadi impian yang kita idamkan, ataukah kini menjadi sesuatu yang kita takuti?

Tren Marriage is Scary

“Marriage is Scary” bukan hanya sekadar tren yang populer di media sosial, melainkan sebuah refleksi dari ketakutan yang nyata dirasakan oleh banyak orang. Tren ini kerap disoroti dari perspektif perempuan melalui unggahan video singkatnya yang mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pernikahan, mulai dari memilih pasangan hingga tekanan untuk memenuhi standar pernikahan yang ideal.

Sebagai contoh dari tren ini, individu yang mengatakan “Marriage is scary, bayangin kamu nikah sama orang yang ngga faham  dengan konsep kesalingan”.

Namun, penting untuk kita catat bahwa laki-laki tidak menutup kemungkinan juga mengalami ketakutan yang serupa, meski tidak mereka ungkapkan secara frontal. Ketakutan tersebut dapat berupa tanggung jawab finansial, hilangnya kebebasan, dan desakan untuk menjadi suami yang baik.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

Awet Muda di Era Media Sosial: Perspektif dan Strategi Perempuan

Luna Maya Menikah, Berbahagialah!

Faktor Pemicu dan Dampaknya

Kemunculan Tren ini terpicu dengan maraknya konten yang menyoroti problematika rumah tangga yang kompleks. Kemudian diiringi pendekatan yang sensasional. Hal ini tentu menimbulkan kesan bahwa pernikahan didominasi oleh permasalahan dan penuh resiko. Di samping itu, Media sosial sering kali memberikan standarisasi ideal mengenai pernikahan yang sulit tercapai, seperti pasangan yang sempurna dan kehidupan rumah tangga yang selalu  harmonis.

Dampaknya, tren ini mampu mempengaruhi cara pandang generasi muda terhadap pernikahan, membuat mereka merasa cemas dan ragu untuk menjalani komitmen. Ketakutan ini berpotensi mengarah pada penurunan minat untuk menikah dan bahkan dapat menimbulkan stres atau kecemasan.

Meskipun demikian, penting untuk membedakan antara ketidaknyamanan terhadap pernikahan secara umum dan ketakutan spesifik tentang memilih pasangan yang salah.

Pernikahan sebagai Impian dalam Islam

Di tengah pergeseran paradigma tentang pernikahan yang terpengaruhi oleh media sosial dan tren modern, penting untuk memahami bahwa Islam memandang pernikahan sebagai sarana memperoleh ketentraman dan mencapai kebahagiaan. Allah berfirman dalam Qs. Ar-Rum [30]: 21

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

Merujuk pada ayat tersebut, maka secara umum tujuan dari pernikahan adalah untuk memperoleh ketenangan (sakinah) dengan memadu cinta kasih (mawaddah wa rahmah). Pandangan ini tentu berseberangan dengan kekhawatiran yang banyak orang rasakan pada trend Marriage is Scary. Karena Al-Qur’an mengajarkan bahwa pernikahan adalah sumber ketentraman bukan kecemasan.

Islam juga menganjurkan pernikahan sebagai bagian dari sunnah Nabi, sebagaimana tersebutkan dalam sebuah hadis,

النِّكاحُ مِنْ سُنَّتي فمَنْ لمْ يعملْ بسُنَّتي فليسِ مِنِّي

Pernikahan adalah bagian dari sunnahku, maka barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku, maka ia bukan dari golonganku. (H.R. Ibn Majah).

Menikah Bukan Sekadar Pilihan

Anjuran tersebut menunjukkan betapa pentingnya pernikahan dalam kehidupan seorang Muslim. Menikah bukan sekadar pilihan, tetapi juga menjadi bagian dari impian yang searah dengan syari’at. Dalam Islam, pernikahan juga kita pandang sebagai wasilah menuju kebahagiaan yang sesungguhnya.

Pandangan ini memberikan landasan yang kuat untuk menghadapi ketakutan terhadap pernikahan, serta menekankan bahwa pernikahan yang berdasarkan pada keimanan dan kesalingan akan membawa kedamaian dan cinta yang menjadi impian berbagai kalangan.

Tren “Marriage is Scary” menunjukkan betapa besar pengaruh media sosial dalam membentuk pandangan kita tentang pernikahan. Meskipun ketakutan yang diekspresikan dalam tren ini mencerminkan kekhawatiran yang nyata, namun suatu pernikahan akan berbuah keberkahan jika dilakukan dengan niat yang baik dan pemahaman yang lurus.

Dengan iman dan konsep kesalingan (mubadalah), pernikahan tetap menjadi impian yang layak diwujudkan di era digital ini. Wallahu A’lam. []

Tags: Marriage is Scarymedia sosialpernikahanTrenviral
Luthfiyah Tsamratul Mawaddah

Luthfiyah Tsamratul Mawaddah

masih belajar

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version