• Login
  • Register
Kamis, 19 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Memaknai Kata Mar’ah dalam Hadis

Belum ditemukan kata mar'ah diartikan seseorang, bukan hanya perempuan, sebagaimana kata rajul sudah diartikan seseorang secara umum, bukan hanya laki-laki.

Redaksi Redaksi
24/12/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Mar'ah

Mar'ah

1.7k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pertanyaan serupa ditujukan kepada teks Hadis yang mengandung kata mar’ah (perempuan). Apakah berlaku khusus bagi perempuan? Mengapa? Bisakah dikeluarkan makna yang integral dengan visi dan misi Islam untuk diberlakukan secara umum, mencakup juga laki-laki? Apa dan bagaimana batasannya? Apa dan bagaimana metodenya?

Dalam al-Maknaz al-Islami setidaknya ada 55 tempat dari kitab utama Hadis yang menggunakan kata ayyuma mar’ah, yang berarti setiap perempuan. Kata imroatun (seorang perempuan) tanpa tanda definitif ada 1.897 tempat teks Hadis, sementara kata al-mar’ah (seorang perempuan) dengan tanda definitif ada 1.026 teks Hadis.

Sebagian besar dari teks Hadis yang mengandung kata mar’ah ini berbicara tentang relasi rumah tangga, keluarga, atau hal-hal terkait dengan reproduksi biologis, seperti menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui.

Ada juga teks Hadis yang bersifat umum. Misalnya Hadis tentang perempuan yang memberi makan setiap hari Jumat (Shahih al-Bukhari, no. 946), perempuan yang selalu shalat sepanjang malam (Shahih al-Bukhari, no. 1159), perempuan yang memiliki kebun dan bayar zakat (Shahih al-Bukhari, no. 1505), atau yang lain.

Sebagaimana teks-teks Hadis rajul, penulis belum menemukan kajian komprehensif mengenai kata mar’ah dalam teks-teks Hadis.

Baca Juga:

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

Memaknai Ulang Hadits Perempuan Kurang Agama

Memaknai Ulang Hadits Perempuan Kurang Akal

Memaknai Paskah dan Pesan Pertobatan Ekologis

Ibn Hajar dan al-Munawi, dalam komentar mereka terhadap Hadis, “Seorang perempuan menikah karena empat hal: harta, keluarga, kecantikan, dan agama.” (Shahih al-Bukhari, no. 5146). Juga tidak menjelaskan bahwa hal itu bisa berlaku bagi laki-laki yang perempuan pilih karena empat hal tersebut.

Padahal, secara faktual, perempuan juga memiliki standar dalam memilih laki-laki untuk menjadi suaminya.

Artinya, belum ditemukan kata mar’ah diartikan seseorang, bukan hanya perempuan, sebagaimana kata rajul sudah diartikan seseorang secara umum, bukan hanya laki-laki. []

Tags: HadiskataMarahmemaknai
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Sister in Islam

Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

18 Juni 2025
Kekerasan dalam

Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

18 Juni 2025
Pemukulan

Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

18 Juni 2025
Hiburan Walimah

Hiburan Walimah yang Meriah, Apakah Membawa Berkah?

17 Juni 2025
Kekerasan Perempuan yang

Nabi Saw Memuliakan dan Menolak Semua Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan

17 Juni 2025
Hajar dan Sarah

Kisah Ibunda Hajar dan Sarah dalam Dialog Feminis Antar Agama

16 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sister in Islam

    Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berproses Bersama SIS Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Indonesia-sentris, Tone Positif, hingga Bisentris Histori dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina
  • Berproses Bersama SIS Malaysia
  • Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia
  • Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID