Mubadalah.id – Jadi, karena hanya simbolik, teks Hadis yang menyebutkan bahwa akal dan agama perempuan separuh laki-laki, maka sesungguhnya sama sekali tidak sedang menetapkan akal dan agama perempuan bernilai separuh dari laki-laki.
Tidak juga sedang menetapkan superioritas laki-laki di atas perempuan dalam segala hal, hanya karena seseorang itu laki-laki atau perempuan.
Karena Islam, seperti ditegaskan dalam berbagai ayat dan Hadis, tidak mendasarkan pada jenis kelamin dan segala rupa tubuh untuk menilai dan memuliakan seseorang.
Teks Hadis Nabi Muhammad Saw. tidak memberikan keutamaan sama sekali pada bentuk tubuh, melainkan pada keimanan hati dan amal perbuatan.
Dari Abu Hurairah r.a., berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa kalian, tidak juga pada harta kalian, tetapi Dia melihat hati kalian dan amal-amal kalian.” (Shahih Muslim, Kitab al-Birr wa al-Shilah wa al-Adab, no. 6708).
Jenis Kelamin bukan Standar Keutamaan
Jenis kelamin adalah bagian dari rupa tubuh, yang tidak menambah atau mengurangi kualitas keimanan dan kesalehan seseorang.
Sebagai manusia, laki-laki tidak bertambah kualitasnya hanya karena memiliki penis, begitu pun perempuan, tidak berkurang kualitasnya hanya karena memiliki vagina.
Keduanya adalah manusia utuh, yang akan dilihat dari keimanan dan amal-amal yang dilakukan. Bukan dari jasad, rupa, maupun jenis kelamin.
Demikianlah prinsip yang Nabi Saw tegaskan dalam Hadis di atas. Hal yang serupa juga ditegaskan dalam ayat al-Qur’an, berikut ini:
“Wahai manusia, Kami telah ciptakan kalian semua dari laki-laki dan perempuan, lalu Kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, agar kalian saling mengenal satu sama lain. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah itu Mahatahu dan Maha Mengerti.” (QS. al-Hujurat (49): 13).
Demikianlah yang al-Qur’an tegaskan dan kukuhkan dalam Hadis, bahwa kelelakian tidak menambah kemuliaan, dan keperempuanan tidak mengurangi keutamaan. Begitu pun sebaliknya, satu-satunya tolok ukur amal dan kiprah seseorang adalah ketakwaan. []