Mubadalah.id – Sebagai Makhluk yang sempurna, Nabi Muhammad memiliki beberapa Khususiyah yang Allah tidak berikan pada kita. Baik dari segi fisik, perilaku, maupun sifat-sifat yang melekat padanya. Beliau memang mendeklarasikan diri sebagai manusia biasa, Namun kita tidak boleh lupa bahwa se-biasa-biasanya Nabi, tentu saja tetap memiliki perbedaan yang berarti dengan kita.
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan Bahwa Nabi Muhammad itu manusia tetapi tidak seperti manusia. Ungkapan tersebut seringkali kita dengar dalam lantunan qasidah Maulid.
محمد محمد بشر لا گالبشر
بل هو گالياقوت بين الحجر
Artinya: Muhammad (saw) adalah seorang manusia namun bukan manusia biasa, dia laksana batu permata diantara bebatuan biasa.
Makna syair tersebut sudah jelas, bahwa Nabi Muhammad Saw adalah golongan manusia seperti kita. Tetapi beliau merupakan jenis manusia yang berbeda. Beliau adalah “berliannya” semua manusia yang ada di bumi ini. Ibarat batu, Nabi Muhammad Saw merupakan batuan mulia (yaqut) yang berdiri di antara batu-batu biasa.
Atas dasar tersebut, adalah wajib bagi kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw untuk mengetahui apa yang menjadi ciri khas beliau. Apa saja yang membedakan beliau dengan kita. Apa yang beliau punya dan yang kita tidak punya dan lain sebagainya. Jadi, sudahkah kita mengetahui Khususiyah Nabi Muhammad Saw?
Mengenal Khususiyah Nabi Muhammad Saw
Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Maraqil Ubudiyah mengutip sebuah syair tentang khususiyah Nabi Muhammad Saw.
لَمْ يَحْتَلِمْ قَطُّ طٰـهَ مُطْـلَقًا أَبَدًا * وَمَا تَثـَائَبَ أَصْـلاً فِىْ مَدَى الزَّمَنِ
مِنْهُ الدَّوَابُ فَـلَمْ تَهْرَبْ وَمَـا وَقَعَتْ * ذُبَابَةٌ أَبَـدًا فِى جِسْمِـهِ الْحَسَنِ
بِخَلْـفِهِ كَأَمَـامٍ رُؤْيَةٌ ثَـــبَتَتْ * وَلَا يُرٰى أَثْـرُ بَوْلٍ مِـنْهُ فِيْ عَلَنِ
وَقَلْبُهُ لَمْ يَنَـمْ وَالْعَيْنُ قَدْ نَعَسَتْ * وَلَايَرٰى ظِـلَّهُ فِى الشَّمْسِ ذُوْ فَـطِنِ
كَـتْفَاهُ قَدْ عَلَـتَا قَوْمًا إِذَا جَلَسُوْا * عِنْـدَ الْوِلَادَةِ صِـفْ يَا ذَا بِمُخْتَتَنِ
هَذِه الْخَصَائِصَ فَاحْفَظْهَا تَكُنْ أٰمِنًا * مِنْ شَرِّ نَـارٍ وَسُرَّاقٍ وَمِـنْ مِحَنِ
Dari Syair tersebut, dapat kita ketahui khususiyah Nabi Muhammad Saw yang membedakannya dengan kita.
Pertama, Rasulullah SAW tidak pernah mimpi bersetubuh baik sebelum jadi nabi atau setelahnya. Kedua, beliau sama sekali tidak pernah menguap sepanjang masa.
Ketiga, tidak ada satupun binatang yang melarikan diri (liar) dari beliau. Keempat, tidak pernah ada lalat hinggap di tubuh beliau yang mulia.
Kelima, beliau bisa mengetahui sesuatu yang ada di belakangnya, seperti beliau melihat sesuatu itu yang ada di hadapannya. Keenam, bekas air kencing beliau tidak pernah terlihat di permukaan bumi.
Ketujuh, hati beliau tidak pernah tidur, walaupun mata beliau terpejam. Kedelapan, bayangan beliau tidak pernah dapat terlihat ketika beliau terkena sinar matahari.
Kesembilan, dua pundak beliau selalu terlihat lebih tinggi dari pundak orang-orang yang duduk bersama beliau. Kesepuluh, beliau telah dikhitan semenjak terlahir.
Sepuluh khususiyah Nabi Muhammad Saw tersebut hanya secuil dari lautan keistimewaan beliau. Uniknya lagi, di akhir bait syair tersebut, penyair menyebutkan bahwa orang yang hafal bait-bait tersebut akan mendapatkan perlindungan dari bahaya kebakaran, pencurian, dan musibah.
Dan sebenarnya masih banyak lagi tentang Nabi Muhammad dalam kitab-kitab maulid klasik yang sering kita baca dalam teks berbahasa Arab.
Khususiyah Nabi Muhammad Saw dan Momen Maulid Nabi
Momen maulid Nabi merupakan momen penting bagi umat Islam. Pada saat itulah umat Islam mengenang kelahiran Nabi Muhammad Saw. Tak hanya itu, hal ini juga mengingatkan akan keagungan Nabi Muhammad sebagai manusia paling sempurna, berbeda, dan seseorang yang layak kita cinta.
Atas adanya momen Maulid Nabi, kita juga bisa belajar introspeksi diri lewat kisah-kisah Nabi dalam sejarah. Dengan adanya suasana “mengenang kelahiran Nabi” tersebut, membumikan khususiyahnya merupakan hal yang wajib. Terutama bagi masyarakat awam supaya mereka mengetahui seperti apa sih yang kita kenang selama ini? Bagaimana sih Nabi yang kita rayakan kelahirannya selama ini?
Dalam rangkaian acara maulid Nabi seringkali kita membaca sirah Nabi dengan Bahasa Arab. Dan itu lumrah dimana-mana. Namun, pembacaan kisah Nabi tersebut seringkali tidak kita iringi dengan menjelaskan pribadi Nabi. Juga, sumber tentang khususiyah Nabi Muhammad Saw yang masih melangit mungkin saja menjadi faktor utama mengapa hal ini tidak begitu populer.
Penceramah yang menggaungkan sejarah Nabi juga terkadang luput dalam menjelaskan Khususiyah Nabi Muhammad Saw. Sehingga masyarakat semakin asing dalam mengenali Nabinya sendiri. Maka dari itu, pada momen maulid, pembumian keistimewaan Nabi menjadi hal yang urgen di sini. bagaimana seseorang mau mengagungkan Nabi bila tak tahu apa yang istimewa dari Nabinya? []