• Login
  • Register
Selasa, 24 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Menariknya sistem pembelajaran di Sekolah Santitham Distrik Mueang Provinsi Yala Thailand

Santitham School telah membuktikan bahwa pendidikan berkualitas dapat berkembang bahkan di tengah kondisi yang menantang

Rifa Anis Fauziah Rifa Anis Fauziah
05/08/2024
in Pernak-pernik, Rekomendasi
0
Sekolah Santitham

Sekolah Santitham

958
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di Tengah hiruk pikuk muslim minoritas di Thailand, berdiri kokoh sekolah sekolah yang mengedepankan nilai-nilai agama islam untuk melahirkan generasi emas di masa yang akan datang. Sekolah Santitham, dengan metode pembelajaran yang inovatif berhasil mencetak siswa siswi yang cerdas, tetapi memiliki karakter yang peduli terhadap sesama. Apa sebenarnya rahasia di balik kesuksesan sekolah ini ? 

Sistem Pembelajaran di Sekolah Santitham

Sekolah Santitham tidak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga membentuk siswa yang memiliki jiwa sosial. Setiap pagi, mereka memulai hari dengan upacara bendera yang mirip seperti di Indonesia, namun sikap hormat siswa saat pengibaran bendera, meski dengan posisi yang kurang rapi karena terlambat, menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi.

Selain itu, kegiatan apel pagi yang meliputi doa bersama, nasehat guru, senam pagi, dan bersih-bersih lingkungan mencerminkan komitmen sekolah dalam membentuk karakter siswa yang holistik.

Ketika selesai apel pagi,  semua siswa menuju kelas masing-masing. Sebelum masuk kelas semua siswa membersihkan kelas masing-masing.  Dimulai dari anak kelas satu Tingkat Dasar. Karena sekolah Santitham tidak menyediakan orang untuk bersih-bersih seperti umumnya sekolah yang ada di Indonesia. Kelas itu menjadi tanggung jawab penghuni kelas tersebut.

Sekolah Dasar di sini mengajarkan mata pelajaran yang sama untuk semua kelas, dari kelas satu hingga enam. Mulai dari kelas satu, siswa sudah mempelajari Bahasa Arab, Inggris, Matematika, Bahasa Melayu, Tarikh, Aqidah, dan masih banyak lagi.

Baca Juga:

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

Sekolah dasar di Indonesia biasanya menggunakan sistem wali kelas, di mana satu guru mengajar beberapa mata pelajaran dalam satu kelas. Namun, di Sekolah Santitham, setiap mata pelajaran memiliki guru yang berbeda.

Banyak Kegiatan yang Menyenangkan di Sekolah Santitham

Tak hanya pelajaran yang ada di dalam kelas, ada juga pelajaran wajib di luar kelas. Seperti berenang setiap pekannya, Pramuka, Olahraga, dan masih banyak lagi. Dan ini semua masuk menjadi ke dalam jadwal mata pelajaran sehari-hari.

Jadi antara renang, olahraga dan pramuka tidak disamaratakan pada hari tertentu, tapi ada saja setiap harinya. Jumlah mata pelajaran di sekolah santitham mulai dari tingkat Raudhah (TK), Ibtida (SD), Mutawassit (Wustha) ada 6 Hissoh (Jam belajar). Yang mana setiap hissoh itu sekitar 45 menit. Mulai dari apel pada pukul 08.00 pagi hari dan selesai jam terakhir pada pukul 15.30. 

Pada Pukul 12.00 sampai 13.00 adalah waktu dimana murid Santitham istirahat, makan siang dan shalat berjamaah. Makan siang untuk murid tingkat RA sampai SD kelas 1 sampai 3 di kelas masing-masing. Sekolah mengadakan kegiatan belajar mengajar untuk siswa kelas 4 hingga SMP di ruang makan sekolah.

Sekolah sangat memperhatikan kesehatan dan gizi siswa, sehingga mereka menyediakan menu makanan yang bergizi setiap hari. Semua siswa di Sekolah Santitham mendapatkan susu sebagai bagian dari asupan nutrisi mereka.

Tantangan Selama Mengajar di Sekolah Santitham

Tantangan yang saya alami ketika mengajar di sekolah Santitham tepatnya pada saat KKN adalah di aspek bahasa. Murid di sekolah ini pada sehari-harinya menggunakan Bahasa Thai, namun ketika mata pelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris mereka menggunakan bahasa kedua itu.

Jadi, pengalaman ketika saya mengajar menggunakan bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. Karena setiap kelas pasti ada yang faham bahasa Arab dan Inggris. 

Saya menjadikan pengalaman ini untuk terus melatih diri agar bisa berinteraksi sosial dengan masyarakat internasional. Karena dengan interaksi itu bisa menambah wawasan dan pengalamannya. Dimulai dari mengobrol dengan beberapa guru dan murid di sana. 

Santitham School telah membuktikan bahwa pendidikan berkualitas dapat berkembang bahkan di tengah kondisi yang menantang. Dengan fokus pada inovasi pembelajaran, pembentukan karakter, dan kerjasama dengan masyarakat, sekolah ini telah menjadi model inspiratif bagi dunia pendidikan. []

Tags: KKNpendidikanSekolah SantithamThailandUIN Walisongo
Rifa Anis Fauziah

Rifa Anis Fauziah

Mahasiswi ilmu al Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang

Terkait Posts

Khitan perempuan

Membongkar Dalil Lemah di Balik Khitan Perempuan

24 Juni 2025
Fitnah Perempuan

Mengkaji Ulang Fitnah Perempuan dalam Pandangan Agama

24 Juni 2025
Wahabi Lingkungan

Pentingkah Melabeli Wahabi Lingkungan?

24 Juni 2025
Tubuh Perempuan Sumber Fitnah

Stigma Tubuh Perempuan sebagai Sumber Fitnah

23 Juni 2025
fikih perempuan

Menyoal Tubuh Perempuan sebagai Fitnah dalam Pemikiran Fikih

23 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Seksualitas Perempuan dalam Fikih: Antara Penghormatan dan Subordinasi

23 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hakikat Berkeluarga

    Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Salim dan Debat Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seksualitas Perempuan dalam Fikih: Antara Penghormatan dan Subordinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stigma Tubuh Perempuan sebagai Sumber Fitnah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Dalil Lemah di Balik Khitan Perempuan
  • Bukan Tak Mau Menikah, Tapi Realitas yang Tak Ramah
  • Mengkaji Ulang Fitnah Perempuan dalam Pandangan Agama
  • Pentingkah Melabeli Wahabi Lingkungan?
  • Stigma Tubuh Perempuan sebagai Sumber Fitnah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID