• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Mendaras Sisi Rahmah Nabi Muhammad SAW

Nabi sebagai sosok yang “Rahmah” perlu difigurkan kembali sebagai role model yang menampilkan wajah Islam penuh dengan keramahan, penuh dengan kasih sayang, pada alam semesta.

Mohammad Ikhwanuddin Mohammad Ikhwanuddin
14/04/2021
in Pernak-pernik
0
Mendaras

Mendaras

109
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Islam sebagai ajaran yang dinarasikan berisi pesan-pesan kebaikan, seringkali dijargonkan sebagai “Islam Rahmatan Lil Alamīn”. Namun, pada saat bersamaan, saat wajah Islam diwujudkan dengan pesan-pesan bengis dan teror, Islam kemudian beralih menjadi “Islam Laknatan lil Alamīn”. Islam sebagai rahmat, atau justru sebagai laknat, atas semesta.

Untuk menelaah pilihan jawaban itu tentu tidak mudah. Tapi jika memosisikan Nabi Muhammad SAW sebagai “agen” yang membawa risalah Islam, kita bisa mendapati bahwa sosok agen menjadi titik krusial penting. Jika Islam sebagai ajaran dinarasikan dengan pesan rahmat, maka Nabi Muhammad perlu diprofilkan (kembali) sebagai sosok pembawa, sekaligus bagian, dari rahmat itu sendiri.

Saya termasuk beruntung, mendapat kiriman dan kesempatan mendaras sebuah kitab modern dengan tampilan salaf “Kitab Kuning” berjudul Nabiyy al-Raḥmah karya Dr Faqihuddin Abdul Qadir. Kitab ini memiliki judul yang panjang, yakni Nabiyy al-Raḥmah: fīhi Arḍ li Maqālat al-Raḥmah allatī hia min Uss al-Islām fī Shakhṣiyyat al-Muṣṭafā ṣalla Allah alayh wa sallam min Aqwālihī wa Afālihī wa Aḥwālihī (Cirebon: Mahad Aly Kebon Jambu, 2020).

Kitab ini, meski tipis hanya 21 halaman dan disebut Kang Faqih -sapaan Dr Faqihuddin Abdul Qadir- sebagai risālah wajīzah, berisi beberapa kajian kunci di antaranya: Rahmat sebagai hadiah (al-raḥmat al-muhdāt), Konsep rahmat yang universal (al-raḥmah al-ām), Rahmah sebagai kaidah umum dalam relasi manusia (al-raḥmah hia al-Qāidah fī al-Muamalah al-āmmah bi al-Nās).

 

Baca Juga:

Santri Perempuan Pelopor Perubahan tetapi Masih Berhenti di Ranah Domestik

Teladan Rasulullah SAW dan Pesan di Hari Ayah

Membaca Kitab ‘Uqud al-Lujjayn: Beyond Words dalam Memahami Psikologi Pasangan

Rekontekstualisasi Tradisi Pesantren dan Implementasi Pesantren Ramah Anak

Mendaras

Selain itu, pada tataran praktis, rahmah kemudian dinarasikan sebagai dukungan terhadap kaum miskin (tayīd al-ḍuafā wa musāadatuhum), menebar keadilan dan kebaikan serta menolak kezaliman dan mara bahaya (nashr al-adl wa al-khayr wa daf al-ẓulm wa al-ḍarar), berbuat baik pada tetangga (ḥusn al-jiwār), serta bersikap penuh kelembutan pada hewan (al-ra’fah bi al-ḥayawān) dan menjaga lingkungan (al-ḥifaẓ ala al-bīah).

Semua pesan kebaikan dan kerahmatan itu terjalin dan disulam oleh Kang Faqih dari tebaran hadis-hadis pilihan berupa ucapan (aqwāl), perbuatan (afāl) maupun kondisi (aḥwāl) yang disandarkan dalam pesan profetik Nabi Muhammad SAW.

Memosisikan (kembali) Nabi Muhammad SAW dalam unsur keteladaan yang baik (uswah ḥasanah) sebagai Nabi yang Rahmah (al-Nabiy al-Raḥmah) atau Nabi -sebagai pembawa- Rahmah (Nabiy al-Raḥmah) kiranya penting untuk diketengahkan kembali.

Nabi sebagai sosok yang “Rahmah” perlu difigurkan kembali sebagai role model yang menampilkan wajah Islam penuh dengan keramahan, penuh dengan kasih sayang, pada alam semesta. Jika kita, umat Islam, mampu meneladani pesan-pesan sosok Nabi sebagai Rahmah, tentu kita bisa menjadi bagian dari agen yang menampilkan wajah Islam dengan rahmah, bukan laknah, bagi orang lain.

Jadi, mampukah kita menjadi ummat al-raḥmah, umat Islam yang menampilkan wajah Rahmah Islam dalam keseharian melalui teladan dan kisah Rasul? Ataukah kita justru menjadi bagian dari potret buram yang menampilkan wajah Islam dengan keras (faẓẓan) dan berhati kasar (galīẓ al-qalb)? []

Tags: Kajian Kitab KuningKitab KuningRamadan 1442 HTeladan NabiTradisi Pesantren
Mohammad Ikhwanuddin

Mohammad Ikhwanuddin

Dosen Hukum Keluarga Islam UMSurabaya.

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID