• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Mendaras Sisi Rahmah Nabi Muhammad SAW

Nabi sebagai sosok yang “Rahmah” perlu difigurkan kembali sebagai role model yang menampilkan wajah Islam penuh dengan keramahan, penuh dengan kasih sayang, pada alam semesta.

Mohammad Ikhwanuddin Mohammad Ikhwanuddin
14/04/2021
in Pernak-pernik
0
Mendaras

Mendaras

109
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Islam sebagai ajaran yang dinarasikan berisi pesan-pesan kebaikan, seringkali dijargonkan sebagai “Islam Rahmatan Lil Alamīn”. Namun, pada saat bersamaan, saat wajah Islam diwujudkan dengan pesan-pesan bengis dan teror, Islam kemudian beralih menjadi “Islam Laknatan lil Alamīn”. Islam sebagai rahmat, atau justru sebagai laknat, atas semesta.

Untuk menelaah pilihan jawaban itu tentu tidak mudah. Tapi jika memosisikan Nabi Muhammad SAW sebagai “agen” yang membawa risalah Islam, kita bisa mendapati bahwa sosok agen menjadi titik krusial penting. Jika Islam sebagai ajaran dinarasikan dengan pesan rahmat, maka Nabi Muhammad perlu diprofilkan (kembali) sebagai sosok pembawa, sekaligus bagian, dari rahmat itu sendiri.

Saya termasuk beruntung, mendapat kiriman dan kesempatan mendaras sebuah kitab modern dengan tampilan salaf “Kitab Kuning” berjudul Nabiyy al-Raḥmah karya Dr Faqihuddin Abdul Qadir. Kitab ini memiliki judul yang panjang, yakni Nabiyy al-Raḥmah: fīhi Arḍ li Maqālat al-Raḥmah allatī hia min Uss al-Islām fī Shakhṣiyyat al-Muṣṭafā ṣalla Allah alayh wa sallam min Aqwālihī wa Afālihī wa Aḥwālihī (Cirebon: Mahad Aly Kebon Jambu, 2020).

Kitab ini, meski tipis hanya 21 halaman dan disebut Kang Faqih -sapaan Dr Faqihuddin Abdul Qadir- sebagai risālah wajīzah, berisi beberapa kajian kunci di antaranya: Rahmat sebagai hadiah (al-raḥmat al-muhdāt), Konsep rahmat yang universal (al-raḥmah al-ām), Rahmah sebagai kaidah umum dalam relasi manusia (al-raḥmah hia al-Qāidah fī al-Muamalah al-āmmah bi al-Nās).

 

Baca Juga:

Santri Perempuan Pelopor Perubahan tetapi Masih Berhenti di Ranah Domestik

Teladan Rasulullah SAW dan Pesan di Hari Ayah

Membaca Kitab ‘Uqud al-Lujjayn: Beyond Words dalam Memahami Psikologi Pasangan

Rekontekstualisasi Tradisi Pesantren dan Implementasi Pesantren Ramah Anak

Mendaras

Selain itu, pada tataran praktis, rahmah kemudian dinarasikan sebagai dukungan terhadap kaum miskin (tayīd al-ḍuafā wa musāadatuhum), menebar keadilan dan kebaikan serta menolak kezaliman dan mara bahaya (nashr al-adl wa al-khayr wa daf al-ẓulm wa al-ḍarar), berbuat baik pada tetangga (ḥusn al-jiwār), serta bersikap penuh kelembutan pada hewan (al-ra’fah bi al-ḥayawān) dan menjaga lingkungan (al-ḥifaẓ ala al-bīah).

Semua pesan kebaikan dan kerahmatan itu terjalin dan disulam oleh Kang Faqih dari tebaran hadis-hadis pilihan berupa ucapan (aqwāl), perbuatan (afāl) maupun kondisi (aḥwāl) yang disandarkan dalam pesan profetik Nabi Muhammad SAW.

Memosisikan (kembali) Nabi Muhammad SAW dalam unsur keteladaan yang baik (uswah ḥasanah) sebagai Nabi yang Rahmah (al-Nabiy al-Raḥmah) atau Nabi -sebagai pembawa- Rahmah (Nabiy al-Raḥmah) kiranya penting untuk diketengahkan kembali.

Nabi sebagai sosok yang “Rahmah” perlu difigurkan kembali sebagai role model yang menampilkan wajah Islam penuh dengan keramahan, penuh dengan kasih sayang, pada alam semesta. Jika kita, umat Islam, mampu meneladani pesan-pesan sosok Nabi sebagai Rahmah, tentu kita bisa menjadi bagian dari agen yang menampilkan wajah Islam dengan rahmah, bukan laknah, bagi orang lain.

Jadi, mampukah kita menjadi ummat al-raḥmah, umat Islam yang menampilkan wajah Rahmah Islam dalam keseharian melalui teladan dan kisah Rasul? Ataukah kita justru menjadi bagian dari potret buram yang menampilkan wajah Islam dengan keras (faẓẓan) dan berhati kasar (galīẓ al-qalb)? []

Tags: Kajian Kitab KuningKitab KuningRamadan 1442 HTeladan NabiTradisi Pesantren
Mohammad Ikhwanuddin

Mohammad Ikhwanuddin

Dosen Hukum Keluarga Islam UMSurabaya.

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version