• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Menelisik Kitab Uqudullajain dan Qira’ah Mubadalah

Dengan menggunakan pembacaan terbalik, beberapa fasal yang diusung oleh Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya, justru menempatkan posisi yang setara antara suami istri.

Rizal Mumazziq Rizal Mumazziq
16/04/2021
in Pernak-pernik
0
Kitab

Kitab

210
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Uqudullujain kitab karya Syekh Nawawi al-Bantani, yang biasaya dikaji selama Ramadan di pesantren, seringkali dikritik terlampau misoginis dan berpihak kepada suami, dan menekankan kepasifan bagi istri. Suami subyek dominan, istri obyek yang stagnan. Pilihan-pilihan teks hadits dan kutipan hikayat juga dinilai terlampau berpihak kepada kaum lelaki.

Benarkah demikian? Bisa iya, bisa tidak. Tergantung cara pandang. Setidaknya, kajian kritis atas kitab ini pernah diterbitkan oleh LKiS Yogyakarta. Judulnya “Wajah Baru Relasi Suami-Istri, Telaah Kitab Uqud al-Lujayn”. Penulisnya Forum Kajian Kitab Kuning (FK3). Isinya menarik, selain “gugatan halus” atas isi kitab, juga telaah kritis atas beberapa teks yang digunakan, misalnya takhrij atas hadits yang dinukil oleh Syekh Nawawi al-Bantani. Buku yang menarik karena menyajikan cara pandang baru agar tidak bias jender.

Tapi, jika mengkaji melalui Qirā-ah Mubādalah-nya Maskiai Faqih Abdul Kodir  kitab ini malah “menyengat” kubu suami. Sebab, sebagai penanggungjawab bahtera rumahtangga, kewajiban-kewajibanya seabrek, dan dia menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas kesejahteraan dan kenyamanan istri. Dengan menggunakan pembacaan terbalik, beberapa fasal yang diusung oleh Syekh Nawawi al-Bantani justru menempatkan posisi yang setara antara suami istri.

 

Kitab

Baca Juga:

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

 

Misalnya, hikayat unik yang ditulis oleh Syekh Nawawi tentang suami saleh yang sabar menghadapi perangai buruk istri. Dia malah diberi anugerah istimewa oleh Allah berupa kemampuan menundukkan singa. Dan, kemampuan ini dicabut setelah si istri galak meninggal, dan dia menikah lagi dengan istri anyar yang juga sabar dan salihah.

Ketika menjelaskan hak suami atas istri, Syekh Nawawi juga memberikan landasan tekstual berupa QS. Annisa’ 34 tentang tanggungjawab suami-istri serta prinsip bergaul yang baik, serta hadits keutamaan suami yang bersabar atas perangai buruk istri, dan keistimewaan istri yang bersabar atas perbuatan buruknya pasangannya.

Beberapa hadits yang berkaitan dengan kondisi istri “durhaka”, justru sebaiknya kita letakkan pada konteks sebaliknya: mengapa dia bisa berbuat demikian? Apakah suaminya sudah memperlakukannya dengan baik (mu’āsyarah bil-ma’rūf)? Sudahkah kebutuhan mendasarnya terpenuhi dan sebagainya?

Mubādalah (ketersalingan, prinsip saling menghargai dan menghormati antar suami-istri) berlaku, dan sebagainya? Penegasan isi dari QS. An-Nisa’ ayat 19 sebaiknya perlu ditelaah agar ada kemaslahatan dalam keluarga. (Saya selalu tertarik dengan istilah “Keluarga Maslahah” dalam beberapa catatan KH. M.A. Sahal Mahfudz yang lebih mencakup tiga istilah populer yaitu sakinah mawaddah wa rahmah).

Dari beberapa hikayat yang ada dalam Uqudullujain saya malah terpesona dengan kecerdasan seorang perempuan yang sedang tersesat di Padang Arafah. Dia istri yang cerdas, dibuktikan dengan jawaban-jawabannya yang thas-thes ketika ditanyai oleh Syekh Abdullah al-Wasithi. Satu pertanyaan sederhana, dijawab dengan petikan ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan. Menunjukkan penguasaan mendalamnya atas isi al-Qur’an. Cerdas betul dia!

Saya selalu percaya, bagian paling tubuh paling seksi dari perempuan itu adalah otaknya, meliputi pikirannya, dan kecerdasannya! Wallahu A’lam Bishshawab. []

Tags: istriKajian RamadanKitab KuningperkawinanQira'ah MubadalahRamadan 1442 HRelasisuami
Rizal Mumazziq

Rizal Mumazziq

Terkait Posts

Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID