• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Menelisik Pandangan Al-Qur’an Tentang Hoax

Hoax memang bukan hanya ada di zaman yang serba teknologi ini, namun hoax sudah ada dari zaman Rasulullah Saw

Khairul Atfal Khairul Atfal
11/10/2021
in Hikmah
0
Media Sosial

Media Sosial

85
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berbicara tentang hoax memanglah sangat meresahkan dan merugikan, karena dengan hoax bisa timbul sebuah kebencian dan perpecahan antar sesama. Banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman sekarang merupakan hasil rekayasa belaka, yang memang tujuannya tidak lain untuk memecah masyarakat. Disebutkan dalam al-Qur’an surah al-Isra’ ayat 53:

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا

Artinya: Dan katakankah kepada semua hamba-hambaKu (Allah) “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik, karena sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi manusia”.

Dari ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa semestinya seseorang itu harus berkata dengan baik dan benar. Jangan sampai menjadi kepribadian yang setiap perkataannya dapat memberikan sebuah permasalahan dan banyak menuai kontra. Dalam kehidupan sosial seseorang memanglah dituntun untuk selalu bertutur kata dengan baik dan benar.

Hoax memang bukan hanya ada di zaman yang serba teknologi ini, namun hoax sudah ada dari zaman Rasulullah Saw, dibuktikan dengan adanya berita-berita bahwa Rasulullah bukanlah seorang rasul melainkan orang gila, yang tujuannya untuk memprovokasi masyarakat pada saat itu, untuk tidak mengikuti ajaran Rasulullah Saw.

Bahkan hoax juga disinggung dalam al-Qur’an mengenai kabar yang tersebar dikalangan para sahabat tentang Sayyidah Aisyah yang diduga melakukan perbuatan tercela. Diceritakan dalam al-Qur’an surah an-Nur ayat 11-12:

Baca Juga:

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Pesan Toleransi dari Perjalanan Suci Para Biksu Thudong di Cirebon

Temu Keberagaman 2025: Harmoni dalam Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ (11) لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ (12).

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membawa kabar bohong itu dari golonganmu juga. Janganlah kira kabar bohong itu buruk bagimu bahkan itu baik bagimu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakan. Dan siapa yang mengambil bagian terbesar dalam penyiaran kabar bohong itu, maka baginya azab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar kabar bohong itu orang-orang mukmin dan mukminat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata “Ini adalah berita bohong yang jelas”.

Dampak hoax bisa dikatakan sangatlah membahayakan, karena melalui konten yang diragukan kebenarannya itu, ketika sampai kepada masyarakat serta diterima bisa menimbulkan opini berbeda, dan persepsi yang tidak benar pada suatu kelompok. Bahkan bisa memicu disintegrasi bangsa. Pembuat dan penyebar hoax bisa dilakukan siapa saja dan di mana saja, namun terkadang hoax dipropagandakan oleh suatu kelompok untuk tujuan kebencian, provokasi dan hasutan. Motif pelaku hoax cukup beraneka macam, ada yang karena demi uang, kepentingan ideologi, agenda politik dan lain sebagainya.

Bagaimana supaya seseorang tidak termakan hoax? Kuncinya cuma satu yaitu perbanyaklah membaca. Karena dengan membaca seseorang tidak gampang tertipu dengan adanya berita-berita yang tersebar, mencari fakta atau data yang bisa menjadi penunjang kebenaran suatu berita, melakukan penggalian dari platform-platform media berita lainnya serta tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang diliput oleh media maupun yang disebarkan orang lain.

Allah berfirman dalam al-Qur’an surah al-Isra’ ayat 36:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا.

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semuanya akan diminta pertanggung jawaban.”

Demikian penjelasan tentang pandangan al-Qur’an tentang hoax, semoga bermanfaat. Wallahu A’lam Bissowab. []

Tags: HoaxKebangsaantafsir qur'antoleransi
Khairul Atfal

Khairul Atfal

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dari Sumenep yang kadang-kadang suka baca dan suka nulis.

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version