• Login
  • Register
Selasa, 3 Oktober 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Mengapa Kita Harus Menolak All Male Panel?

Tia Isti'anah Tia Isti'anah
18/05/2020
in Aktual
0
all male panel

Di Indonesia masih banyak acara yang bersifat all male panel (tidak ada narasumber/pemateri perempuan).

241
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Ketika pandemi muncul, mau tidak mau kita mengalihkan sebagian kegiatan menjadi online. Diskusi-diskusi pun banyak diadakan secara online. Lalu kita kemudian menyadari bahwa mayoritas diskusi itu adalah all-male panel alias semua pembicaranya laki-laki.

Misalnya acara reopening ekonomi Indonesia yang mewacanakan untuk berdamai dengan covid-19 di daerah pariwisata, semua pematerinya adalah laki-laki. Padahal menurut The World Tourism Organization (UNWTO) sebagian besar tenaga kerja pariwisata yang formal adalah perempuan.

Perempuan dalam pariwisata memiliki pengalamannya tersendiri, mereka lebih rentan terkena pelecehan, dieksploitasi, dan bahkan dijual. Apalagi jika wisatawan yang datang menganggap dirinya superior baik lewat suku, warna kulit atau mata uang. Selain itu, perempuan juga jarang mendapatkan kesempatan untuk berpariwisata, mereka disibukan dengan pekerjaan rumah, atau terkadang tempat pariwisata tidak ramah gender.

Pengalaman-pengalaman itu harus didengar agar menjadi kebijakan, dan yang bisa merasakan tentu saja adalah perempuan. Sehingga, sudah menjadi kewajiban untuk mencari pembicara perempuan dalam semua diskusi publik yang ada.

Apakah sulit mencari perempuan yang ahli dalam suatu bidang tertentu? Tentu tidak. Dalam contoh di atas, tentu banyak sekali perempuan yang fokus pada bidang pariwisata. Mereka ada, karena sebagian besar tenaga kerjanya adalah perempuan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Relasi Mubadalah Pastikan Laki-laki Menjadi Saleh dan Perempuan Jadi Shalihah
  • Beragam Mitos Stereotip Negatif kepada Pendaki Perempuan
  • Mengapa Gambar Perempuan Membatik masih Mewarnai Pamflet Hari Batik Nasional?
  • Perempuan Berhak Menolak Perjodohan
    • Pengalaman Khas Perempuan

Baca Juga:

Relasi Mubadalah Pastikan Laki-laki Menjadi Saleh dan Perempuan Jadi Shalihah

Beragam Mitos Stereotip Negatif kepada Pendaki Perempuan

Mengapa Gambar Perempuan Membatik masih Mewarnai Pamflet Hari Batik Nasional?

Perempuan Berhak Menolak Perjodohan

Pertanyaannya adalah: maukah panitia acara bekerja lebih keras untuk menemukan mereka? Maukah laki-laki yang ditunjuk sebagai pemateri bertanya kepada panitia, apakah pematerinya sudah gender-balance? Maukah laki-laki yang ditunjuk sebagai pemateri menunjuk teman perempuannya yang juga fokus pada isu tersebut?

Karena saya meyakini, banyak sekali perempuan yang ahli dalam satu bidang. Toh faktanya di tengah banyaknya kebijakan pemimpin laki-laki yang populis dan tidak mengedepankan sains di masa pandemi ini, banyak pemimpin perempuan yang sukses memimpin negaranya. Jadi semestinya, tidak ada alasan untuk mempertanyakan keahlian perempuan.

Lalu memangnya mengapa penting sekali untuk mendorong perempuan juga maju menjadi pembicara?

Pengalaman Khas Perempuan

Mengapa perempuan lebih lama di kamar mandi? Pertanyaan itu muncul ketika saya mengobrol dengan guru saya, Dr. Nur Rofiah, Bil.Uzm. Ya karena untuk buang air kecil, perempuan harus jongkok, tidak bisa berdiri seperti laki-laki. Dengan jongkok itu, perempuan yang memakai rok pendek harus mengangkat roknya terlebih dahulu lalu membuka celana dalam. Yang menggunakan rok panjang juga sama. Bahkan mungkin lebih ribet. Dengan mengangkat rok, sudah pasti membuat kusut sehingga harus sedikit dirapikan ketika selesai.

Tidak jauh berbeda juga dengan yang menggunakan celana, perempuan harus membuka celananya terlebih dahulu, minimal sampai lutut, tidak bisa hanya membuka resletingnya saja seperti laki-laki. Belum lagi dengan maraknya kamera pengintip di kamar mandi umum, perempuan harus mengecek dahulu.

Tentu saja itu semua membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding laki-laki. Apalagi jika perempuan itu memiliki anak kecil, tambah repot saja ia ketika ke kamar mandi, karena harus membawa serta anaknya.

Ini lah yang disebut pengalaman khas perempuan. Diharapkan dengan mengetahui pengalaman khas ini, kebijakan yang dibuat bisa memperhatikan kebutuhan khasnya. Dalam contoh di atas, kebijakan yang dibuat bisa dengan memperbanyak kamar mandi perempuan dibanding laki-laki, juga memberikan tempat khusus anak di kamar mandi sehingga orang tua yang membawa anaknya bisa terbantu.

Nah ini adalah salah satu alasan mengapa perempuan harus disertakan dalam diskusi. Toh kita juga lebih senang mengikuti diskusi jika pengalaman dan pengetahuan yang diberikan lebih beragam bukan? Tidak hanya dimonopoli oleh satu jenis kelamin. Lagi pula perempuan adalah 50% penduduk bumi. Sudah sangat layak, suara dan keahliannya didukung dan diberi panggung.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk membuat acara lebih beragam dan adil gender? Pertama, undang pemateri perempuan di acara yang akan kita lakukan. Kedua, jika kita bukan panitia tetapi kita melihat ada acara yang all male panel, kita bisa mengingatkannya untuk mencari pemateri perempuan yang juga ahli dalam bidang yang dibicarakan.

Ketiga, jika laki-laki ditunjuk menjadi pemateri, bertanyalah kepada panitia, apakah acaranya sudah gender balance? Jika belum gender balance, mundurlah sebagai pemateri dan berilah rekomendasi pemateri perempuan yang menurutmu ahli. Keempat, jika ada acara yang keukeuh hanya menghadirkan pemateri laki-laki, kita bisa memilih untuk tidak mengikuti acara tersebut. []

Tags: All Male Panelperempuan
Tia Isti'anah

Tia Isti'anah

Tia Isti'anah, kadang membaca, menulis dan meneliti.  Saat ini menjadi asisten peneliti di DASPR dan membuat konten di Mubadalah. Tia juga mendirikan @umah_ayu, sebuah akun yang fokus pada isu gender, keberagaman dan psikologi.

Terkait Posts

Ashoka Indonesia

Ashoka Indonesia Kembali Mengadakan Mitigasi Krisis Iklim Melalui SICI

30 September 2023
Hari Santri 2023

Jelang Hari Santri 2023, Kemenag Harap Jadi Momen Glorifikasi Pesantren

17 September 2023
Stabilitas Wakaf

Pengembangan Instrumen Wakaf Dinilai Efektif Jaga Stabilitas Sosial Ekonomi Masyarakat

11 September 2023
Suara Perempuan Pemilu

Suara Perempuan untuk Pemilu 2024: Pertegas Pemilu yang Setara, Adil dan Inklusif

29 Agustus 2023
Perempuan Nasional

5 Rekomendasi Kongres Perempuan Nasional Semarang

27 Agustus 2023
Kongres Perempuan Nasional

Kongres Perempuan Nasional Hasilkan Maklumat Semarang dan 5 Rekomendasi

27 Agustus 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menolak Perjodohan

    Perempuan Berhak Menolak Perjodohan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Fun Fact tentang Sayyidah Aisyah, Sosok Perempuan Inspiratif dalam Panggung Sejarah Kenabian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Gambar Perempuan Membatik masih Mewarnai Pamflet Hari Batik Nasional?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Istri adalah Hiasan Dunia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Suami dan Istri adalah Sama-sama Hiasan Dunia
  • Mengenal Mojokerto Melalui Buk Buk Neng
  • Relasi Mubadalah Pastikan Laki-laki Menjadi Saleh dan Perempuan Jadi Shalihah
  • Merayakan Hari Kesaktian Pancasila dengan Refleksi Ulang Implementasi Sila Kedua: Merawat Alam dan Lingkungan
  • Beragam Mitos Stereotip Negatif kepada Pendaki Perempuan

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist