• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengapa Pemimpin Disebut Pelayan?

Dalam pepatah Arab mungkin kita pernah mendengar istilah "Imam al-Qawm Khadimuhum", atau yang artinya pemimpin masyarakat adalah pelayan

Redaksi Redaksi
08/11/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Mengapa pemimpin disebut pelayan?

Mengapa pemimpin disebut pelayan?

168
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam pepatah Arab mungkin kita pernah mendengar istilah “Imam al-Qawm Khadimuhum”, atau yang artinya pemimpin masyarakat adalah pelayan mereka. Artikel akan membahas mengapa pemimpin disebut pelayan? (Baca: Kisah saat Seorang Pemimpin Langsung Memecat Para Koruptor)

Istilah tersebut memang belum banyak didengar bagi sebagian para pemimpin kita. Pasalnya, yang terjadi pada masa sekarang adalah rakyat yang menjadi pelayan dan melindungi pemimpinnya (Baca:

Dalam pepatah seperti di atas, mungkin kita perlu berkaca pada salah satu kisah menarik dari Imam al-Ghazali yang menceritakan seorang pemimpin yang melayani rakyatnya.

Imam al-Ghazali mengisahkan, seperti dikutip di dalam buku Lisanul Hal, Kisah-kisah Teladan dan Kearifan karya KH. Husein Muhammad, ada dua orang sahabat yang bernama Abu Ali dan Abdullah.

Mereka berdua, kata Buya Husein, pergi ke luar kota. Sesuai petunjuk Nabi Saw, Abdullah mengusulkan agar ada orang yang memimpin perjalanan. Abu Ali merasa Abdullah pantas memimpin. Abdullah tidak menolak.

Baca Juga:

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

“Kedua orang itu telah mempersiapkan bekal yang cukup untuk perjalanan mereka. Abdullah mulai memainkan perannya sebagai pemimpin. Ia mengangkat satu karung berisi bekal perjalanan itu,” tulis Buya Husein.

Ketika Abu Ali menawarkan diri untuk membawanya, Abdullah menolak sambil mengatakan,

“Aku yang membawanya bukankah aku sudah siap memimpin? Maka kamu harus mematuhi aku,” Abu Ali mengangguk dan diam saja.

Ketika malam tiba, Buya Husein menyampaikan, mereka berdua tertidur. Tetapi, tidak lama kemudian hujan tiba-tiba turun dengan lebatnya. Mereka kehujanan.

Abdullah berdiri di atas kepala Abu Ali dan melindunginya dengan mantelnya. Abu Ali terbangun dan berkata kepada dirinya sendiri: “Kamu memang pemimpin.”

Abdullah, kata Buya Husein, terus berdiri sepanjang malam dalam keadaan basah kuyup sampai hujan mereda. Otaknya selalu dipenuhi pikiran bahwa seorang pemimpin adalah pelayan dan pelindung.

“Kalimat “Imam al-Qawm Khadimuhum” selalu berdengung di kepalanya,” tegasnya.

Dari kisah Abdullah dan Abu Ali, Buya Husein mengingatkan, bahwa saat ini kita sudah lama tidak menemukan seorang pemimpin seperti Abdullah.

Karena yang paling populer pada masa sekarang, lanjut Buya Husein, adalah sebaliknya, rakyat menjadi pelayan dan melindungi pemimpinnya. Demikian penjelasan mengenai mengapa pemimpin disebut pelayan?. (Rul)

Tags: imam al-ghazalikisahPelayanpemimpinRakyat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID