• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

Sudah waktunya kita menegaskan ulang bahwa perempuan bukan sumber fitnah. Melainkan subjek penuh martabat yang setara dan berhak hadir utuh dalam ruang sosial maupun keagamaan.

Redaksi Redaksi
09/07/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Pengalaman Biologis Perempuan

Pengalaman Biologis Perempuan

789
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam tradisi keagamaan kita, tidak sedikit aturan yang khusus ditujukan kepada perempuan. Hal ini, karena hanya pengalaman biologis perempuan.

Sehingga, hal inilah yang membuat perempuan sering kali terbatasi ruang dan geraknya seperti tidak boleh keluar rumah tanpa alasan penting atau tanpa mahramnya dan wajib menutup tubuhnya rapat-rapat.

Bahkan para perempuan dilarang berdandan mencolok di depan umum, diharamkan menyambung rambut atau merapikan alis. Bahkan diperingatkan agar tidak bersuara lantang atau memimpin shalat.

Ketika suaminya wafat pun, perempuan masih terbebani dengan kewajiban berkabung selama empat bulan sepuluh hari. Semua ini seolah menegaskan satu hal yaitu tubuh dan keberadaan perempuan adalah sumber masalah yang berbahaya.

Sehingga, hanya karena pengalaman biologis, ia diawasi dan dikendalikan melalui sederet perintah serta larangan yang nyaris hanya untuk perempuan.

Benang merah dari tumpukan aturan ini berpangkal pada konsepsi lama tentang “perempuan sebagai fitnah”.

Baca Juga:

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

Dalam Fikih

Dalam fikih, tubuh perempuan kerap mereka maknai sebagai godaan yang dapat meruntuhkan iman laki-laki. Pandangan ini tidak terlepas dari sejumlah hadis Nabi Muhammad SAW, seperti riwayat Muslim yang menyebut,

“Takutlah kamu akan fitnah dunia dan fitnah perempuan, karena orang-orang Yahudi dahulu pertama kali terfitnah oleh perempuan” (HR. Muslim no. 2742), atau sabda lain dalam riwayat al-Bukhari, “Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain fitnah perempuan” (HR. al-Bukhari no. 4808).

Dalam kitab Uqūd al-Lujayn, Syeikh Nawawi al-Bantani bahkan mengutip hadis tentang perempuan sebagai perangkap setan untuk menjerat manusia. Konsep ini kemudian melahirkan aturan-aturan yang bukan hanya mengekang kebebasan perempuan. Tetapi juga menempatkan harga diri mereka semata pada aspek erotis dan sensual.

Padahal, sebagaimana dalam pandangan oleh Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya Pertautan Teks dan Konteks dalam Muamalah, seharusnya teks-teks keagamaan kita baca dengan mempertimbangkan konteks sosial dan historisnya agar tidak jatuh pada bias patriarki yang merugikan perempuan.

Sudah waktunya kita menegaskan ulang bahwa perempuan bukan sumber fitnah. Melainkan subjek penuh martabat yang setara dan berhak hadir utuh dalam ruang sosial maupun keagamaan. []

Tags: biologisMembatasiMengapaPengalamanperempuanRuang Geraknya
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Seksualitas

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

9 Juli 2025
Tubuh Perempuan

Mengebiri Tubuh Perempuan

9 Juli 2025
Perjanjian Pernikahan

Perjanjian Pernikahan

8 Juli 2025
Kemanusiaan sebagai

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

8 Juli 2025
Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
relasi laki-laki dan perempuan yang

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pernikahan Tradisional

    Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID