Mengapa perjalanan hidup ini dipenuhi dengan ujian, sementara kita hanya ingin merasakan kebahagiaan?
Mubadalah.id – Pertanyaan ini mungkin pernah bahkan sering terbesit di benak kita, saat dihadapkan pada cobaan yang terasa berat. Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya manusia diciptakan untuk diuji.” (HR. At-Tirmidzi).
Hadis ini menunjukkan bahwa ujian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan perjalanan hidup manusia, sebuah takdir yang tak dapat kita hindari. Namun, mengapa? Mengapa kita harus diuji? Kenapa kita tidak luput dari cobaan, baik yang terasa ringan seperti ketinggalan bus sampai ujian yang berat seperti kehilangan orang terkasih?
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Ayat ini mengajarkan kita bahwa Allah SWT menciptakan kehidupan dan kematian sebagai sebuah ujian. Tujuannya adalah untuk melihat siapa di antara kita yang memiliki amal perbuatan yang lebih baik. Artinya, hidup ini memang penuh dengan ujian, dan setiap orang pasti akan mengalaminya. Tidak ada yang terkecuali, setiap kita akan diuji dengan cara yang berbeda, sesuai dengan kemampuan dan jalan hidup masing-masing.
Menilik Ujian dalam Kehidupan
Ujian, layaknya beban yang kita angkat di pusat kebugaran, melatih kekuatan kita. Jika angkat beban menguatkan otot fisik, maka ujian dalam kehidupan menguatkan otot mental kita. Semakin berat bebannya, semakin kuat otot kita. Begitu pula dengan ujian dalam perjalanan hidup, semakin berat cobaannya, semakin tangguh pula mental kita.
Selain itu, ujian juga menjadi guru yang bijak, mengajarkan kita pelajaran berharga dalam hidup. Seperti saat kita gagal dalam ujian di sekolah, kita belajar untuk lebih giat dan tekun. Begitu juga dalam hidup, kegagalan dalam menghadapi ujian menjadi pelajaran berharga untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana.
Bagi yang beriman, ujian kita pandang sebagai cara Tuhan menguji kekuatan iman kita. Semakin berat ujiannya, semakin kuat pula iman kita. Ujian menjadi bukti nyata bahwa Tuhan percaya pada kekuatan dan ketabahan kita. Ujian juga kita yakini sebagai salah satu ‘fasilitas’ dari Tuhan sebagai bentuk cinta-Nya kepada hamba-Nya. Karena seringkali, pada saat-saat terpuruk-lah manusia akan datang kepada Tuhan.
Kemudahan di Balik Kesulitan
Ujian, menjadi bukti nyata bahwa Tuhan percaya pada kekuatan dan ketabahan kita. Oleh karena itu, setiap kesulitan yang kita alami, yakinlah bahwa kita pasti bisa melaluinya. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian di luar kekuatan hamba-Nya.
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan menguji kita dengan berbagai kesulitan, seperti rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan orang terkasih, dan gagal panen. Namun, Allah juga memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar menghadapi ujian tersebut. Mereka akan mendapatkan pahala dan keberuntungan di akhirat.
Kuncinya: Sabar
Bayangkan, hidup seperti sebuah perjalanan hidup yang panjang. Sepanjang jalan, kita akan menemukan berbagai rintangan dan tantangan yang tak terduga.
Kadang kita merasa takut, seperti saat menghadapi badai yang mengamuk. Lalu, kadang kita merasa lapar, seperti saat melewati padang pasir yang tandus. Kadang kita merasa kekurangan, seperti saat kehilangan harta benda yang kita miliki. Tetapi kadang kita juga merasa kehilangan, seperti saat ditinggal orang yang kita cintai. Dan kadang kita merasa putus asa, seperti saat usaha kita gagal dan harapan kita sirna.
Itulah ujian hidup. Allah, Sang Pencipta, mengizinkan ujian-ujian ini datang untuk menguji keimanan dan kesabaran kita. Seperti seorang guru yang memberikan soal kepada muridnya untuk mengukur kemampuan mereka, Allah ingin melihat sejauh mana kita mampu menghadapi cobaan dan tetap teguh pada jalan-Nya.
Namun, di balik ujian yang berat, tersembunyi pesan indah yang perlu kita renungkan. Allah tidak akan pernah memberikan ujian melebihi kemampuan hamba-Nya. Dia selalu memberikan jalan keluar dan kekuatan untuk melewati setiap rintangan. Yang terpenting adalah kesabaran. Sabar bukan berarti pasrah dan menyerah, tapi lebih kepada kekuatan batin untuk tetap teguh dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan.
Oleh karena itu, kita tetap harus percaya dan fokus pada kesabaran karena itu adalah kuncinya. Tuhan juga sudah berjanji bahwa tidak ada kesulitan yang abadi. Sebagaimana yang Allah sampaikan pada firman-Nya, di dalam Qur’an surat Al-Insyirah: 5-6:
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
Allah Selalu Bersama Kita
Ayat ini menegaskan bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi pasti akan diiringi dengan kemudahan. Adanya pengulangan pada ayat tersebut, sebagai bentuk keseriusan Allah untuk meyakinkan hamba-Nya bahwa Allah tidak akan pernah memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita. Dia selalu memberikan jalan keluar dan kekuatan untuk melewati setiap rintangan.
Sabar adalah seperti akar pohon yang kuat mencengkeram tanah, membuatnya tetap tegak di tengah badai. Selain itu, sabar adalah seperti api yang menyala terang, menerangi jalan di tengah kegelapan. Sabar adalah seperti air yang jernih, menyegarkan jiwa di tengah dahaga.
Saat kita sabar menghadapi ujian, kita akan merasakan ketenangan jiwa, kejernihan pikiran, dan kekuatan untuk bangkit kembali. Kita akan menyadari bahwa Allah selalu bersama kita, menuntun kita ke jalan yang terbaik. []