• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenal Lebih Dekat Aisyah binti asy-Syathi’

Bakat Bintusy Syathi' sebagai perempuan ulama telah tampak sejak kanak-kanak. Ia hafal al-Qur'an pada usia tujuh tahun.

Redaksi Redaksi
15/12/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Syathi'

Syathi'

248
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Masyarakat Mesir menyebutnya Bintusy Syathi’. Secara literal, nama ini bermakna “anak perempuan tepi Sungai Nil”.

Sementara, nama aslinya ialah Aisyah bin Abdurrahman. Ia lahir pada 6 November 1913, di Dumyath, di daerah sebelah barat Sungai Nil. Karena itulah, ia memakai nama Bintusy Syathi. Ayahnya, Abdurrahman, adalah tokoh sufi dan guru teologi di Dimyath.

Saat kanak-kanak, Bintusy Syathi belajar mengaji kepada orang tuanya sendiri: membaca (mengaji) al-Qur’an dan keilmuan Islam dasar, seperti ilmu tauhid, fiqh, dan bahasa.

la konon sangat ingin belajar di madrasah di desanya, tetapi ayahnya tidak mengizinkannya ke luar rumah. Ia hanya boleh belajar di dalam rumah. Ayahnya berkata, “Anak perempuan ulama tak patut keluar rumah.”

Bintusy Syathi’ bersedih hati dan memberontak dengan mogok makan. Kakeknya merasakan kesedihan cucunya itu, dan berusaha membujuk putranya (Abdurrahman) agar mengizinkan Bintusy Syathi’ belajar di madrasah.

Baca Juga:

Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

Mengenal Istilah Keulamaan Perempuan

Mengenal Konsep Keluarga Maslahah An-Nahdliyyah (KMaN)

Mengenal Penyandang Disabilitas Fisik atau Daksa

Abdurrahman akhirnya mengizinkan putrinya, tetapi dengan syarat hanya sampai usia baligh. Sesudah itu, sang putri tidak boleh keluar rumah, dan hanya belajar di rumah. Jika kelak ujian di madrasah, ia akan didaftarkan ikut ujian.

Bakat Bintusy Syathi’ sebagai perempuan ulama telah tampak sejak kanak-kanak. Ia hafal al-Qur’an pada usia tujuh tahun.

Saat musim ujian tiba, ia diikutkan, dan ternyata ia memperoleh nilai tinggi, mengungguli teman-temannya dalam semua mata pelajaran di madrasah itu.

Dan, prestasi ini ia capai sampai pada tingkat madrasah tsanawiyah (aliyah di Indonesia).

Meski Bintusy Syathi’ merasa bahwa didikan ayahnya sangatlah ketat, tetapi ia begitu mengagumi dan menghormatinya. Ia bercerita tentang ayahnya, “Kepada orang yang aku banggakan, ayah yang shalih, guru pembimbingku, pemimpin yang kusegani, Syekh Muhammad Abdurrahman al-Husaini.”

“Ia lah yang sangat menginginkanku belajar ilmu-ilmu Islam, dan selalu berpesan kepadaku agar tak pernah berhenti belajar. Ia lah yang selalu menuntunku ke jalan kehidupan yang jujur dan benar.” []

Tags: Aisyah binti asy-Syathi'Bintusy Syathi'dekatmengenal
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version