• Login
  • Register
Sabtu, 1 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenang Sayyidah Khadijah Al Kubra

Selama bersama Khadijah, Nabi tak pernah punya pikiran sedikit pun untuk mencari perempuan lain, meski tradisi membolehkannya.

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
10/04/2021
in Hikmah
0
Khadijah

Khadijah

271
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Suatu malam yang tenang, dengan embusan angin yang mengalir lembut dan langit bermandikan cahaya, Nabi Saw. keluar dari gua “Hira” dan berdiri. Dua bola matanya memandang hamparan padang pasir yang mahaluas. Tiba-tiba Jibril menampakkan diri di hadapannya dan berkata, “Selamat atasmu, Muhammad. Aku Jibril dan engkau adalah utusan Allah kepada umat ini!”

Jibril kemudian merengkuh tubuh Nabi sambil mengatakan, “Bacalah!” “Aku tidak bisa membaca”, jawab Muhammad Saw. “Bacalah!” katanya lagi. Muhammad Saw. mengulangi jawaban yang sama. Jibril lalu menarik dan mendekapnya sampai menyulitkan beliau bernapas. Setelah dilepaskan, Jibril mengulangi lagi perintahnya dan dijawab dengan jawaban yang sama. Pada yang keempat kalinya Muhammad Saw. kemudian mengucapkan kalimat suci ini:

اقرأ باسم ربك الذي خلق (١) خلق الانسان من علق (٢) اقرأ وربك الاكرم (٣) الذي علم بالقلم (٤) علم الانسان مالم يعلم (٥)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan (perantaraan) pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya,” (al-‘Alaq, 1-5).

Begitu selesai, Jibril menghilang entah kemana. Nabi Muhammad Saw. tetap merasa ketakutan. Tubuhnya menggigil. Keringat dingin mengalir deras dari pori-pori tubuhnya. Nabi bergegas pulang menemui Khadijah, istrinya, dengan hati diliputi galau, cemas, dan takut.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Teladan Nabi Muhammad Saw dalam Mempraktikkan Toleransi
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok!
  • Fungsi dan Kewajiban Negara
  • Cinta Sejati Pertama dan Terakhir Al Abil Akbar Bagian Kedua (Habis)

Baca Juga:

Teladan Nabi Muhammad Saw dalam Mempraktikkan Toleransi

Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok!

Fungsi dan Kewajiban Negara

Cinta Sejati Pertama dan Terakhir Al Abil Akbar Bagian Kedua (Habis)

Begitu tiba di rumah, beliau masuk kamar dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. “Selimuti aku, selimuti aku, Sayangku,” katanya. Khadijah segera menyelimuti seluruh tubuhnya rapat-rapat sambil menungguinya. Setelah rasa takutnya mereda, beliau menceritakan peristiwa yang dialaminya: Aku takut diriku, Sayang. Aku khawatir sekali. Aku khawatir akan hari-hari nanti”. Dengan lembut Sayyidah Khadijah mengatakan, membesarkan hatinya:

كلا. أبشر فوالله لا يخزيك الله أبدا، والله إنك لتصل الرحم وتصدق الحديث وتحمل الكل وتكسب المعدوم وتقري الضيف، وتعين على نوائب الحق.

“Tidak, Sayangku. Demi Allah, Dia tidak akan pernah merendahkanmu. Engkaulah orang yang akan mempersatukan dan mempersaudarakan umat manusia, memikul beban penderitaan orang lain, bekerja untuk mereka yang papa, menjamu tamu dan menolong orang-orang yang menderita demi kebenaran”.

Betapa indahnya kata-kata Siti Khadijah itu. Hati Nabi menjadi tenang dan damai. Khadijah dipeluknya dengan hangat dan penuh cinta. Kebersamaan dalam kehangatan saling mencinta antara Muhammad dan Khadijah itu sesungguhnya telah lama.

 

Khadijah

Relasi antara mereka berjalan sebagaimana diharapkan oleh Al-Qur’an: saling membantu, saling menyayangi, dan saling mencintai. Tak ada dominasi satu atas yang lain. Selama bersama Khadijah, Nabi tak pernah punya pikiran sedikit pun untuk mencari perempuan lain, meski tradisi membolehkannya. Selama 28 tahun usia pernikahan mereka dan menghasilkan dua orang putra: Sayyid Qasim dan Sayyid Abdullah. Sayang keduanya meninggal dunia pada usia masih anak-anak. Lalu empat orang Putrinya yang cantik: Sayyidah Zainab, Sayyidah Ruqayyah, Sayyidah Ummi Kultsum, dan Sayyidah Fatimah al-Zahra.

Nabi mengagumi dan memuji istrinya Siti Khadijah:

قد امنت بي إذ كفر بي الناس. وصدقتني إذ كذبني الناس. وواستني بمالها إذ حرمني الناس ورزقني الله عز وجل ولدها إذ حرمني أولاد النساء.

“Dia telah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku. Dia telah membenarkan aku ketika orang-orang lain mendustakan aku. Dia telah membantuku dengan hartanya manakala orang-orang menolaknya. Dan Allah menganugerahi aku anak-anak perempuan, ketika mereka tidak menyukai anak-anak perempuan”.

Siti Khadijah adalah putri Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Ia biasa dikenal juga dengan panggilan Khadijah al-Kubra. Berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Khadijah berasal dari golongan bangsawan Mekkah. Menikah dengan Nabi Muhammad ketika berumur 40 tahun, sementara Nabi Muhammad berumur 25 tahun. []

*)Diambil dari buku “Lisanul Hal”

Tags: Ahlul Baytistri nabiKH Husein MuhammadKisah NabiSejarah IslamTeladan Nabi
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

kerja rumah tangga

Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga

1 April 2023
Pekerjaan rumah tangga suami istri

Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

1 April 2023
Rumah Tangga

Hadis Relasi Rumah Tangga

31 Maret 2023
Kemaslahatan Pernikahan

Dalam Ralasi Pernikahan Suami Istri Harus Saling Memberikan Kemaslahatan

31 Maret 2023
Relasi Pernikahan

Dalam Relasi Pernikahan, Perempuan Harus Menjadi Subjek Utuh

31 Maret 2023
Hadis pernikahan

Memaknai Kembali Hadis-hadis Pernikahan

31 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Melestarikan Tradisi Nyadran

    Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadis Relasi Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist