• Login
  • Register
Kamis, 2 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menjadi Muslimah yang Kafah Tidak Perlu Mirip Arab

Sudah saat ini kita bangga dan menerima identitas kita sebagai Muslimah Indonesia. Karena Islam Indonesia juga memiliki kearifan yang sangat islami, misalnya tradisi yang memungkinkan laki-laki dan perempuan saling bekerjasama

Dalpa Waliatul Maula Dalpa Waliatul Maula
23/12/2022
in Publik
0
Muslimah

Muslimah

512
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam buku Nalar Kritis Muslimah karya Ibu Nyai Nur Rofiah saya menemukan satu tema yang sangat menarik yaitu tentang perempuan Muslim Indonesia.

Dalam tema tersebut Ibu Nur menyebutkan bahwa budaya Arab memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Muslim non-Arab dalam mengidentifikasi dirinya. Nama, bahasa dan pakaian Arab pun banyak yang meyakini bahwa hal tersebut memiliki nilai religius yang berbeda. Bahkan lagu-lagu Arab pun seringkali dianggap sebagai lagu islami, meskipun isinya tentang percintaan.

Makanya tidak heran jika banyak masyarakat yang menganggap bahwa panggilan akhi ukty lebih islami dari pada panggilan Aa dan Teteh. Atau tidak sedikit juga masyarakat yang berpikir bahwa semua lagu yang memakai bahasa Arab itu lagu religius. Padahal belum tentu.

Seperti halnya yang terjadi pada keluarga saya. Saya kerap kali ditegur oleh ibu saya karena mendengarkan lagu-lagu pop Indonesia. Menurut beliau lagu-lagu tersebut tidak islami dan memungkinkan merusak kehidupan saya sebagai Muslimah. Dengan begitu biasanya beliau menyuruh kami untuk mendengarkan lagu-lagu Arab, walaupun kadang saya menurutinya dengan memutarkan lagu-lagu Nancy Ajram, yaitu lagu bucin berbahasa Arab.

Padahal seperti yang Ibu Nur sampaikan dalam buku yang sama bahwa tidak semua yang berhubungan dengan Arab itu islami, kadang hal-hal itu hanya budaya yang mempunyai nilai yang sama dengan budaya Indonesia. Misalnya soal isi lagu di atas. Mungkin secara bahasa memang Arab, tetapi artinya sama dengan lagu-lagu galau Indonesia yang menceritakan tentang percintaan antara perempuan dan laki-laki.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih
  • 7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam
  • Pemaksaan Perkawinan Tidak Sejalan Dengan Ajaran Islam
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
    • Menjadi Muslimah Indonesia

Baca Juga:

Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam

Pemaksaan Perkawinan Tidak Sejalan Dengan Ajaran Islam

5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Menjadi Muslimah Indonesia

Oleh sebab itu, sudah saat ini kita bangga dan menerima identitas kita sebagai Muslimah Indonesia. Karena Islam Indonesia juga memiliki kearifan yang sangat islami, misalnya tradisi yang memungkinkan laki-laki dan perempuan saling bekerjasama, baik di rumah maupun di tempat kerja.

Jelas saja tradisi kerjasama ini sudah sangat sesuai dengan ajaran Islam yang memerintahkan umatnya untuk terus menebar manfaat dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Hal ini seperti dalam al-Qur’an surat al-Hujurat Ayat 13:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti” (QS. al-Hujurat ayat 13)

Dalam ayat ini, Allah Swt menegaskan bahwa Allah tidak membeda-bedakan makhluknya dari latar belakangnya, tapi Allah melihat dari nilai ketakwaannya, yang jika dalam pandangan Gus Dur ketakwaan tersebut dapat kita lihat dengan budi baik terhadap semua makhluk Tuhan. Karena itulah visi misi Islam yang sesungguhnya, yaitu menjadi rahmat bagi seluruh semesta dan isinya.

Jadi teman-teman, ternyata Arab itu tidak menjadi tolak ukur seseorang berislam secara kafah atau tidak. Karena yang kita tekankan dalam beragama Islam adalah memperkuat keimanan kepada Allah Swt. Serta memperbanyak perbuatan baik dengan saling tolong menolong, saling menghormati dan saling menebar cinta kasih.

Dengan begitu untuk menjadi Muslimah yang kafah tidak harus berpenampilan, berpikir dan bersikap seperti orang Arab. Kita tetap bisa jadi Muslimah yang baik, sekalipun lagu-lagu yang kita dengarkan lagu bucin Indonesia atau K-Pop Korea, seperti BTS dan Blackpink. []

Tags: arabIndonesiaislamKafahLagumenjadiMiripMuslimah
Dalpa Waliatul Maula

Dalpa Waliatul Maula

Saya adalah mahasiswi semester 1 Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Pengelolaan Sampah

Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Sampah di Pengungsian?

31 Januari 2023
Aborsi Korban Perkosaan

Ulama Bolehkan Aborsi Korban Perkosaan

31 Januari 2023
Pemakaman Muslim Indonesia

5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

30 Januari 2023
Ulama Perempuan

Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama

30 Januari 2023
Tradisi Tedhak Siten

Menggali Makna Tradisi Tedhak Siten, Benarkah Tidak Islami?

29 Januari 2023
Content Creator, Ngemis Online

Content Creator atau Ngemis Online?

28 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Salma

    Kisah Saat Nabi Saw Tertawa Karena Mendengar Cerita Kentut dari Salma

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Keterlibatan Perempuan dalam Tradisi Nyadran Perdamaian di Temanggung Jawa Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pertemuan Mitologi, Ekologi, dan Phallotechnology dalam Film Troll

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA
  • Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender
  • Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad
  • Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja
  • Pertemuan Mitologi, Ekologi, dan Phallotechnology dalam Film Troll

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist