• Login
  • Register
Sabtu, 30 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Menunggu Pemimpin Baru

Zahra Amin Zahra Amin
06/08/2018
in Aktual
0
13
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menunggu pemimpin baru? Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi membuka tahapan Pilpres  Sabtu 4 Agustus 2018 kemarin. Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) No. 5 tahun 2018 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2019, masa pendaftaran akan berlangsung pada 4 sampai dengan 10 Agustus 2018.

Dinamika politik saat ini, Pilpres sepertinya hanya akan diikuti petahana Joko Widodo dan rivalnya sejak 2014, Prabowo Subianto. Nyaris tak ada perubahan berarti jika melihat peta pertarungan.

Namun sebagai warga negara yang memiliki hak pilih, saya menaruh harapan besar pada proses demokrasi yang sedang berjalan ini. Menunggu pemimpin baru, tidak hanya secara fisik ada, tetapi juga bagaimana visi dan misinya untuk lima tahun ke depan untuk pembangunan di Indonesia.

Baca juga: Pesan Perempuan untuk Pilkada 2018

Pada kontestasi kali ini sayangnya belum ada calon presiden perempuan yang berani mendeklarasikan diri. Entah karena faktor apa.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Nabi Muhammad Saw: Sosok Sang Pemimpin Besar
  • Meneladani Rasulullah dalam Menjaga Tiga Relasi
  • Maulid Nabi Muhammad Saw : Kelahiran Sang Cahaya
  • Maulid Nabi: Meneladani Rasulullah saw; Upaya Menegakkan Misi Utama Kenabian

Baca Juga:

Nabi Muhammad Saw: Sosok Sang Pemimpin Besar

Meneladani Rasulullah dalam Menjaga Tiga Relasi

Maulid Nabi Muhammad Saw : Kelahiran Sang Cahaya

Maulid Nabi: Meneladani Rasulullah saw; Upaya Menegakkan Misi Utama Kenabian

Saya percaya Indonesia tidak pernah kekurangan stok pemimpin perempuan, tetapi realitas sosial dan politik dan hukum di negeri ini seolah satu suara untuk menutup kesempatan itu.

Seperti halnya penetapan parliamentary threshold 4 persen, sehingga partai politik hanya akan mengusung calon presiden yang paling popular di masyarakat. Harapannya calon presiden yang didukung akan mendongkrak suara parpol agar lolos ambang batas parlemen.

Baca juga: Jamal dan Jalal di Pilkada

Tetapi bagi perempuan, tak boleh memupus harapan itu, ketika semakin banyak perwakilan perempuan yang terdistribusikan di semua level kebijakan. Pada saatnya nanti tidak menutup kemungkinan Indonesia akan mempunyai presiden perempuan lagi.

Sebelum masa itu tiba, perempuan masih punya peluang untuk menitipkan aspirasinya pada presiden terpilih nanti, agar terus mengawal program pemberdayaan perempuan dan anak dengan memberikan porsi lebih besar.

Selain ada yang berkesinambungan, juga supaya perempuan terutama di daerah tertinggal dan minoritas ikut merasakan manfaatnya, menjadi lebih kuat, mandiri dan berdaya.

Hal lain yang mungkin bisa ditambahkan, terkait dengan nanti ketika pemilihan para pembantu presiden, menteri dan jabatan setingkat menteri, agar presiden terpilih menambah porsi bagi perempuan untuk dilibatkan secara aktif dan partisipatif. Perempuan yang memang mempunyai skill dan keahlian sesuai dengan bidang dan jabatan yang disandang.

Selain itu dia juga memiliki kesadaran dan pemahaman keadilan gender yang baik. Sehingga dia layak dan kredibel menjalankan tugas itu. Tidak hanya sekedar pemanis dalam kabinet, atau yang penting ada unsur bernama perempuan.

Baca juga: Pemimpin Perempuan, Alquran dan Konteksnya

Jika semua syarat itu terpenuhi akan menjadi nilai lebih, memberi inspirasi, teladan dan kebanggaan bagi perempuan lainnya.

Atau jika posisi itu harus ditempati laki-laki, setidaknya dia bersih dari catatan kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk apapun, tidak berpoligami, dan dia memiliki kesadaran gender, serta prinsip kesalingan bagaimana memperlakukan laki-laki dan perempuan secara adil dan setara. Baik dalam sistem keluarga, masyarakat maupun negara.

Sejalan dengan harapan-harapan perempuan itu, saya membaca catatan KH  Husein Muhammad. Bahwa masa depan bangsa ini akan memikul beban amat berat bila keputusan politik didasarkan lebih pada pertimbangan emosional dan kepentingan sesaat, tidak atas pikiran yang jernih, cerdas dan untuk waktu yang panjang.

Saya mengamini catatan Buya tersebut, terlebih jika melihat Rumah Indonesia yang begitu luas dan kompleks, dari Sabang sampai Merauke serta dengan beragam suku, ras, agama dan budaya.

Harapannya Indonesia menjadi rumah yang aman dan nyaman untuk ditinggali bersama. Sehingga kehadiran pemimpin yang bisa berdiri di atas semua kepentingan dan golongan, itu menjadi mutlak, tak bisa ditawar lagi.

Tetapi memang masih banyak PR bagi bangsa ini untuk berbenah, terutama perlindungan bagi kelompok minoritas, disabilitas, perempuan dan anak yang masih menyisakan raport merah.

Terlebih lagi kekerasan atas nama agama, yang satu tahun ini juga menjadi rentetan panjang persoalan yang harus dihadapi. Kita sudah banyak belajar dari pengalaman, terutama pada peristiwa Pilkada Jakarta yang meninggalkan jejak luka mendalam terhadap proses demokrasi di negeri ini.

Baca juga: Pemimpin Perempuan Tak Perlu Lagi Jadi Persoalan

Setidaknya pada masa penantian menunggu pemimpin baru, kita juga menanti komitmen dan upaya untuk menuntaskan PR yang disebutkan tadi.

Dengan prinsip kesalingan sebagai warga negara yang bahu membahu membangun negara ini menjadi lebih baik. Yakni di antaranya dengan melakukan kontrol dan pengawasan secara bijak, berdasarkan fakta serta data yang ada. Bukan kritik membabi buta, apalagi hanya mengandalkan sebaran berita hoaks.

Semua tentu sepakat, kita mendamba Indonesia hebat dan bermartabat. Semua itu dimulai dari memilih pemimpin baru yang akan dipercaya menjadi nakhkoda kapal besar bernama Indonesia.

Sifat pemimpin yang sidiq, tabligh, amanah dan fathonah plus ramah terhadap hak perempuan, sebagaimana yang dicontohkan Muhammad SAW, semoga juga kelak akan tercermin pada pribadi para pemimpin bangsa ini. Semoga.[]

Tags: islamjokowiKPUmuhammadnabipemilihanpemimpinpresidensifat nabiteladan
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Ashoka Indonesia

Ashoka Indonesia Kembali Mengadakan Mitigasi Krisis Iklim Melalui SICI

30 September 2023
Hari Santri 2023

Jelang Hari Santri 2023, Kemenag Harap Jadi Momen Glorifikasi Pesantren

17 September 2023
Stabilitas Wakaf

Pengembangan Instrumen Wakaf Dinilai Efektif Jaga Stabilitas Sosial Ekonomi Masyarakat

11 September 2023
Suara Perempuan Pemilu

Suara Perempuan untuk Pemilu 2024: Pertegas Pemilu yang Setara, Adil dan Inklusif

29 Agustus 2023
Perempuan Nasional

5 Rekomendasi Kongres Perempuan Nasional Semarang

27 Agustus 2023
Kongres Perempuan Nasional

Kongres Perempuan Nasional Hasilkan Maklumat Semarang dan 5 Rekomendasi

27 Agustus 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Al-Qur'an Poligami

    Al-Qur’an Menegaskan Monogami bukan Poligami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil Tentang Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jiwa yang (Seharusnya) Bersedih: Laki-laki yang Tak Boleh Menangis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membincang Misi Sosial Profetik Nabi Muhammad SAW

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ashoka Indonesia Kembali Mengadakan Mitigasi Krisis Iklim Melalui SICI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tidak Ada Anjuran Poligami Dalam Al-Qur’an
  • Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga
  • Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami
  • Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?
  • Tidak Ada Tafsir Al-Qur’an tentang Poligami

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist