• Login
  • Register
Selasa, 21 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menyambut Gembira Hadirnya Polwan dalam Pelaksanaan Haji

Di tengah pandemi yang membatasi jumlah jamaah haji tahun ini, ternyata ada banyak kabar baik bak oase di padang pasir, di antaranya yaitu peniadaan sistem mahram dalam keberangkatan haji dan umroh, serta untuk pertama kalinya polisi wanita Arab Saudi ikut mengamankan pelaksanaan haji

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
22/07/2021
in Publik, Rekomendasi
0
Biografi Ummu al-Hushain; Sahabat Perempuan Saat Haji Wada

Biografi Ummu al-Hushain; Sahabat Perempuan Saat Haji Wada

88
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di tengah pandemi yang membatasi jumlah jamaah haji tahun ini, ternyata ada banyak kabar baik bak oase di padang pasir, di antaranya yaitu peniadaan sistem mahram dalam keberangkatan haji dan umroh, serta untuk pertama kalinya polisi wanita Arab Saudi ikut mengamankan pelaksanaan haji. Poin kedua sendiri diberlakukan menyusul pengumuman pemerintah Arab Saudi pada 2019 yang memberikan izin bagi perempuan bergabung dengan dinas kepolisian dan militer.

Berbeda dengan di Indonesia yang sudah familiar dengan kehadiran polisi perempuan atau yang dikenal dengan istilah polwan (polisi wanita), di Arab Saudi hadirnya polwan masih terbilang baru. Bahkan, polisi wanita kita saja sudah banyak terlibat dalam berbagai aktivitas kemasyarakatan, juga terbilang cukup rutin mengirimkan personel untuk mewakili negara dalam Misi Perdamaian PBB yang acap kali mengambil lokasi di Kawasan Afrika.

Hal ini membuktikan bahwa polisi wanita memerankan fungsi sentral dalam membantu memelihara keamanan dan ketertiban. Terlebih, selama ini kita masih dihantui oleh carut marutnya penegakan hukum, utamanya yang berkaitan dengan kasus kekerasan seksual yang sebagian besar korbannya menyasar kaum hawa. Nah, hadirnya polisi wanita yang dulunya sempat dilarang di Arab Saudi tentu perlu disambut gembira. Apa pasal?

Aspek keamanan dalam ibadah haji ternyata bukan urusan sepele. Meski haji adalah ritual ibadah yang diagungkan. Kenyataannya, hal ini tidak terlepas dari oknum-oknum tak manusiawi yang memanfaatkan momentum haji, terutama di masa sebelum pandemi untuk melakukan tindakan pelecehan, laporan dari feminis Amerika-Mesir sekaligus wartawan Mona Eltahawy menunjukkan bahwa ia menerima aduan dari sejumlah perempuan yang dari berbagai belahan dunia yang menceritakan pelecehan seksual yang dialaminya ketika melaksanakan ibadah haji.

Salah satu korban tersebut yang berasal dari Pakistan mengaku bahwa ketika melakukan tawaf keliling kabah setelah salat isya, ia merasakan sentuhan tangan di pinggangnya. Karena kondisi penuh dengan orang, ia pikir hal itu pasti tak disengaja. Jadi, ia tetap lanjut berjalan dan benar-benar mengabaikannya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

Baca Juga:

Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

Perempuan Juga Wajib Bekerja

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

Berpikir bahwa itu tindakan yang pasti tidak disengaja perempuan bernama Sabica tersebut terus melangkah untuk menyelesaikan tawafnya. Namun ketika mencapai putaran keenam, dia merasakannya lagi.

Bahkan sesampainya di rukun Yamani (salah satu sudut Kabah) seseorang berupaya merabanya, seakan ingin melakukan tindakan tak senonoh padanya, “saya memutuskan untuk berhenti di sana. Meraih tangannnya dan menghempaskannya, saya tak dapat berbalik, saya benar-benar ketakutan.”

Saat itu masjid dipenuhi oleh para jemaah yang melakukan tawaf, sehingga Sabica tidak dapat melihat siapa orang yang melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Hal ini tentu meninggalkan perasaan trauma tersendiri bagi perempuan paruh baya tersebut. Terlebih, ia merasakan itu ketika dirinya ingin fokus pada ritual ibadah yang ia sedang lakukan.

Dalam pengakuannya, Sabica merasa terpukul atas kejadian yang menimpanya, “sangat menyedihkan, ketika Anda tidak merasa aman bahkan ketika berada di tempat suci. Saya telah dilecehkan. Tidak satu kali, bukan dua kali, tapi tiga kali. Seluruh pengalaman saya selama berada di tempat suci dibayangi dengan kejadian yang mengerikan.”

Pengalaman naas yang dialami oleh Sabica, ternyata bukan satu-satunya. Dalam tagar #MsoqueMeToo ternyata ditemukan banyak pengakuan serupa oleh perempuan-perempuan lain, termasuk yang dialami oleh jamaah perempuan dari Indonesia. Akun bernama Anggi bahkan bercerita bahwa selain dirinya, ibu dan saudara perempuannya mengalami pengalaman tak mengenakkan di kota suci. Ia sendiri menjadi korban begal payudara tanpa sempat bertindak apa-apa karena kejadiannya terlalu cepat.

One day, somebody touched my bumps and squeezed. I was shocked. I saw the guy behind me and he pretended doing nothing and moved. I was shocked that what I did just silently cry. It happened in Mecca. #MosqueMeToo

(Suatu hari, ada orang yang tiba-tiba menyentuh payudara saya dan meremasnya. Saya terkejut. Saya melihat seorang pria di belakang saya dan dia berpura-pura tidak berbuat apa-apa, lalu pergi. Saya sangat terkejut. Dan yang dapat saya lakukan adalah menangis. Itu terjadi di Mekkah)

Apa yang dialami para perempuan tadi seakan mematahkan mitos bahwa pakaian yang dikenakan perempuan adalah hal pemantik pelecehan perempuan, padahal seringkali korban justru sudah menutup tubuhnya rapat-rapat, dan untuk kasus ini: sedang berhaji pula!

Oleh karenanya, saya sangat bersyukur sekali ketika polisi wanita dapat hadir untuk mengawasi pelaksanaan haji. Sebab, bagi jamaah haji sendiri sudah menjadi info yang umum bila Arab Saudi bukan tempat yang ramah perempuan. Tak heran banyak perempuan diwanti-wanti untuk tidak pergi sendirian karena rawan pelecehan, bahkan penculikan. Sampai-sampai, bila ingin naik taksi, perempuan tidak boleh masuk terlebih dulu, dan harus keluar lebih awal.

Saran semacam ini menunjukkan bahwa keamanan menjadi barang yang langka bagi perempuan, bahkan di tanah suci sekalipun. Terlebih, hal ini justru sangat bertentangan dengan ajaran utama Islam yang menekankan untuk menghargai perempuan, bahkan diminta untuk menahan hawa nafsu yang membabi buat agar dapat mencegah timbulnya pikiran dan tindak asusila.

Dengan adanya polisi perempuan tadi, tak hanya jaminan keamanan bagi sesama perempuan yang kita harapkan, namun ke depannya peran-peran publik bagi perempuan akan semakin terbuka lebar agar ke depannya posisi perempuan di Saudi tak lagi dimarjinalkan. []

Tags: Arab SaudihajiJama'ah Hajipelecehan seksualperempuanPolisi WanitaRukun IslamSyariat IslamUmroh
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Peminggiran Peran Perempuan

Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

21 Maret 2023
Travel Haji dan Umroh

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

20 Maret 2023
Perempuan Harus Berpolitik

Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

19 Maret 2023
Pembahasan Childfree

Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini

18 Maret 2023
Pembuktian Perempuan

Cerita tentang Raisa; Mimpi, Ambisi, dan Pembuktian Perempuan

18 Maret 2023
Bimbingan Skripsi, Kekerasan Seksual

Panduan Bimbingan Skripsi Aman dari Kekerasan Seksual

17 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kerja Istri

    Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist