• Login
  • Register
Minggu, 26 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Islam Mengharamkan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan

Dalam ghadlul bashar itu tertanam pelajaran menundukkan pandangan dalam pengertian menundukkan pandangan dari melecehkan perempuan, menundukkan pandangan dari menganggap perempuan sebagai mahkluk seksual.

Isti'anah Isti'anah
09/07/2021
in Pernak-pernik
0
Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual

256
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mengikuti Ngaji Kebangsaan Jaringan KUPI pada Kamis, 8 Juli 2021 dengan Narasumber Ibu Nyai Yulianti Muthmainnah dan KH Imam Nakha’i. Ibu Nyai Yulianti Mutmainnah menyampaikan Aqwal Para Ulama, misalnya pendapat Imam Malik tentang larangan menghukum korban perkosaan dan kewajiban memberikan kompensasi. Juga menyampaikan dari pendapat Wahbah Zuhaili tentang larangan memberikan ancaman, pengrusakan, merampas harta, merobek kehormatan, mendzalimi tubuh manusia di ruang publik dan domestik, pelakunya harus dihukum berat.

Kekerasan seksual pada kenyataannya tidak diakibatkan oleh “perempuan” karena pakaiannya yang terbuka, karena berjalan di malam hari dan lain sebagainya.  Karena banyak korban kekerasan seksual yang menggunakan pakaian tertutup, dan perkosaan yang dilakukan pada siang hari. Maka cara berpakaian dan lain- lain yang dilakukan perempuan bukan penyebab pelecehan seksual terjadi.

KH Imam Nakha’i membagi bentuk-bentuk kekerasan seksual yang disebut dalam teks Agama Islam (al-Qur’an dan Hadits) :

  1. Pelecehan seksual (mempermalukan secara seksual)

Dalam sebuah Hadits dari Imam Syafi’i : suatu hari ada seorang perempuan datang ke pasar, untuk membuat perhiasan lalu dia mendatangi salah satu  penjual perhiasan (dari kalangan Yahudi). Perempuan tersebut duduk sambil menunggu. Tiba tiba kain bagian bawah bajunya diikat pada sebuah tiang oleh laki-laki Yahudi. Ketika perempuan ini berdiri, terlepaslah pakaian bawahnya, seketika itu orang-orang Yahudi tertawa. Berita ini sampailah kepada Rasul dan  lalu Rasul membatalkan Perjanjian dengan Yahudi.

Hadits ini menandakan bahwa perjanjian dengan Yahudi dibatalkan karena mereka melecehkan perempuan. Dalam Hal ini juga termasuk makna Ghadlul Bashar artinya bukan memejamkan mata akan tetapi bagaimana tidak memandang orang di luar batas -batas kemanusiaan

Dalam surat an Nur ayat 30-31 :

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah
  • Nalar Kritis Muslimah: Menghadirkan Islam yang Ramah Perempuan
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan
  • Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

Baca Juga:

Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah

Nalar Kritis Muslimah: Menghadirkan Islam yang Ramah Perempuan

Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Al aayat….

  1. Eksploitasi/melacurkan perempuan

Larangan melakukan eksploitasi pada perempuan tertuang dalam Surat An Nur ayat 33 :

……. “Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.”

Asbabun Nuzul ayat ini dalam Tafsir al-Thabari :  ada seorang budak perempuan dilacurkan oleh majikannya. Budak ini pulang hanya membawa satu selendang, lalu disuruh melacur lagi sampai ketika sudah tidak tahan budak tersebut mengadu pada Rasulullah SAW, maka turunlah ayat ini. Dalam ayat ini juga ditegaskan bahwa perempuan yang dipaksa diberikan pengampunan oleh Allah ketika mereka berhenti.

  1. Perkosaan

Dalam hadis riwayat Abu Daud dan Tirmidzi, disebutkan bahwa pada masa Nabi SAW, ada seorang perempuan yang keluar rumah untuk melaksanakan shalat berjamaah. Namun di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang laki-laki. Laki-laki itu memaksanya untuk melakukan hubungan seksual. Perempuan itu menolak namun lelaki ini berhasil memperkosanya, perempuan tersebut berteriak. Setelahnya laki-laki ini melarikan diri. Kemudian lewatlah seorang laki-laki lainnya di hadapannya, ia hendak menolong perempuan tersebut. Namun perempuan itu justru menyangka bahwa ialah yang telah memperkosanya.

Kejadian itu terjadi di malam hari sehingga ia tak dapat mengenali sang lelaki yang memperkosanya dengan jelas. Pada saat yang bersamaan, sekelompok orang Muhajirin lewat, perempuan itu pun berkata laki-laki ini telah memperkosanya. Karena dituduh, laki-laki itu pun lari. Rombongan tersebut mengejar laki-laki yang disangka telah memperkosa perempuan dan membawanya ke hadapannya.

Mereka akhirnya membawa laki-laki malang itu kepada Rasulullah SAW. Maka, ketika hukum rajam hendak dijatuhkan kepada laki-laki itu (yang dituduh), seorang laki-laki  yang telah memperkosa perempuan itu berdiri dan mengakui perbuatannya seraya berkata “Wahai Rasulullah, akulah yang telah memperkosanya”. Maka dirajamlah laki-laki tersebut dan Rasul berkata pada perempuan ini bahwa Allah mengampuninya.

Bahwa untuk sampai pada hukuman perkosaan, kesaksian perempuan sudah cukup. Rasul sangat mendengar kesaksian korban dan langsung menghukum pelaku perkosaan. Dalam hadits ini juga bahkan disebutkan bahwa perempuan itu hendak melaksanakan ibadah shalat.

Maka alangkah piciknya jika kekerasan seksual selalu dituduhkan pada akibat perbuatan perempuan bukan dituduhkan pada otak jahat laki-laki. Sesungguhnya dalam ghadlul bashar itu tertanam pelajaran menundukkan pandangan dalam pengertian menundukkan pandangan dari melecehkan perempuan, menundukkan pandangan dari menganggap perempuan sebagai mahkluk seksual. []

Tags: Cegah Kekerasan SeksualFatwa KUPIJaringan KUPIKekerasan seksualKongres Ulama Perempuan IndonesiaNgaji Kebangsaanulama perempuan
Isti'anah

Isti'anah

Dosen IAIC Tasikmalaya

Terkait Posts

Konstitusi

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

25 Maret 2023
Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

25 Maret 2023
agama

Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

25 Maret 2023
keragaman

Keragaman Alam Semesta Adalah Kehendak Tuhan untuk Manusia

24 Maret 2023
Toleransi

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

24 Maret 2023
Khutbah Jum'at

Bermain Hape Saat Khutbah Jum’at

24 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist