• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Nabi Muhammad Saw Berpesan Hormati dan Muliakanlah Ibu

Dukungan harus kita lakukan dalam bentuk langkah nyata, seperti apresiasi sosial dan pemberdayaan ekonomi. Mereka yang memilih menyusui anaknya harus kita berikan apresiasi secara riil, baik dengan bantuan sosial, dukungan makanan bergizi, atau cuti kerja yang memadai

Redaksi Redaksi
25/02/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
hormati dan muliakan ibu

hormati dan muliakan ibu

338
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw berpesan kepada seluruh umat Islam untuk menghormati dan memuliakan ibu.

Perintah untuk menghormati dan memuliakan ibu itu merujuk pada salah satu hadis dari Sunan Abu Dawud. Isi hadis tersebut sebagai berikut :

Dari Abu Thufail ra, berkata: (Suatau saat) saya melihat Nabi Saw sedang membagikan daging di daerah Jiranah, kemudian ada seorang perempuan datang dan mendekat, dan Nabi Saw pun bergegas menggelar selendangnya di tanah (mempersilahkannya duduk).

Perempuan itu kemudian duduk di atas selendang tersebut. Saya bertanya: “Siapa perempuan itu?, orang-orang menjawab: “Itu ibu (susuan) yang menyusui Nabi”. (Sunan Abu Dawud, no. Hadis: 5146).

Teks hadis ini, menurut Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku 60 Hadis Shahih mengisahkan perilaku baik Nabi Saw dan penghoramatannya kepada ibu susuanya, yang bernama Halimah as-Sa’diyah ra. Menggelar selendang yang dipakai biasanya hanya dilakukan orang-orang Arab bagi tamu mereka yang dianggap agung dan terhormat.

Baca Juga:

Surat yang Kukirim pada Malam

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

Nabi Saw  justru melakukannya untuk orang-orang yang biasanya dilupakan masyarakat Arab saat itu, yaitu perempuan. Ini menandakan betapa mengagungkan perempuan dan menghormati martabat kemanusiaanya adalah sunnah dan ibadah.

Teks ini juga, sekaligus menunjukkan apresiasi dan dukungan terhadap peran domestik perempuan, seperti menyusui.

Dukungan harus kita lakukan dalam bentuk langkah nyata, seperti apresiasi sosial dan pemberdayaan ekonomi. Mereka yang memilih menyusui anaknya harus kita berikan apresiasi secara riil, baik dengan bantuan sosial, dukungan makanan bergizi, atau cuti kerja yang memadai.

Jika dalam kondisi tertentu, perempuan harus bekerja dan berkiprah di publik pada saat menyusui. Maka lingkungannya harus memberi dukungan agar ia bisa bekerja sekaligus menyusui dengan nyaman.

Penyediaan ruang ibu menyusui di ranah publik adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap peran reproduksi perempuan dan merupakan implementasi nyata dari teks hadis ini. []

Tags: HormatiIbuMuliakanNabi Muhammad SAWpesan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID