• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Larangan Memukul Istri dalam Hadis Nabi

Nabi Muhammad Saw Peringati Suami yang Suka Memukul Istri

Redaksi Redaksi
09/05/2022
in Hikmah
0
Larangan Memukul Istri dalam Hadis Nabi

Larangan Memukul Istri dalam Hadis Nabi

644
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan kepada kita seluruh umat Islam, termasuk laki-laki dan perempuan. Salah satu teladan yang Nabi Muhammad Saw praktikkan tidak memukul istrinya. Bahkan dalam Islam ada larangan memukul istri  dalam hadis Nabi. (Baca: Nabi Saw Tegaskan Larangan Memukul Istri, Walaupun Lisannya Kasar)

Larangan Memukul Istri dalam Hadis Nabi

Teladan yang beliau praktikkan itu mengacu pada salah satu hadis dari Shahih Bukhari. (Baca: Abu Syuqqah Hanya Merujuk Hadis Shahih sebagai Dasar Kesetaraan dan Keadilan)

Isi hadis tersebut sebagai berikut, dari Abdullah bin Zam’ah Ra., dari Nabi Muhammad Saw. yang bersabda, “Janganlah seseorang di antara kamu memukul istrinya layaknya memukul hamba sahaya, (padahal) ja menggaulinya di ujung hari.” (Shahih Bukhari). (Baca: Melayani Seks di Atas Punggung Unta)

Hadits ini, menurut Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku 60 Hadis Shahih, lebih tepat sebagai ungkapan sindiran dari Nabi Muhammad Saw kepada laki-laki yang masih saja memukul istri. (Baca: Benarkah Suami Memukul Istri adalah Aib yang Harus Ditutupi?)

Dalam redaksi lain, kata Kang Faqih, riwayat Imam Bukhari (no. hadits: 6042), ungkapan Nabi Muhammad Saw adalah: “Untuk alasan apa kamu masih memukul istrimu, padahal kamu masih menggaulinya?” (Baca: Hubungan Suami-Istri, Bukan Hubungan Majikan-Budak)

Baca Juga:

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

Islam dan Persoalan Gender

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

Lebih lanjut, dalam riwayat Imam Abdurrazaq (Mushannaf, no. hadits: 18263), Nabi Muhammad Saw menyatakan, “Tidakkah malu orang yang memukul istrinya di awal hari, lalu menggaulinya di ujung hari?” (Baca: Al-Qur’an dan Cerita Hubungan Seks di Bulan Ramadhan)

“Ini merupakan kritik pedas saat itu kepada para suami yang memukul istri mereka. Hadits ini menegaskan bahwa seharusnya seorang suami yang mencintai istrinya memperlakukannya secara baik, terhormat, dan bermartabat. Memukul adalah merendahkan martabat manusia,” kata Kang Faqih. (Baca: Nabi Muhammad Saw Perintahkan Manusia untuk Tidak Saling Merendahkan)

Sehingga, Kang Faqih menyampaikan, pilihannya adalah kembali pada komitmen berbuat baik (mu’asyarah bil ma’ruf) dengan meninggalkan memukul, atau menyudahi hubungan suami-istri. (Baca: Merebut Tafsir; Pemaksaan Hubungan Seksual)

“Pondasi dalam relasi suami-istri adalah saling hormat satu sama lain, berbuat baik, saling menolong, serta menjauhkan segala tindak kekerasan dan hal-hal lainnya yang membawa kerusakan,” tegasnya. (Baca: Keseimbangan Jadi Prinsip Utama Dalam Bangun Relasi Suami dan Istri)

Selain itu, Kang Faqih mengingatkan, Jika terjadi perbedaan, konflik, atau pelanggaran komitmen (nusyuz), ada banyak jalan untuk menyelesaikannya. Mulailah dengan perkataan yang baik dan persuasif, yang bisa mengurai persoalan. Ucapan dan tindakan yang tegas, mungkin perlu, tetapi bukan pemukulan atau kekerasan. (Baca: Nabi Saw Tegaskan Perempuan Harus Terbebas dari Segala Jenis Kekerasan)

“Pemukulan tidak akan mengembalikan relasi menjadi lebih baik, malah lebih runyam, menimbulkan ketakutan dan kebencian, dan semakin sulit kedua belah pihak untuk dipertemukan,” ucapnya. (Baca: Cara Berdakwah dengan Menebar Kebencian Tidak Dibenarkan Islam)

“Islam adalah agama damai dan sejahtera. Ini harus dirasakan oleh laki-laki dan perempuan. Kalau laki-laki tidak boleh dipukul oleh perempuan, maka begitu pun perempuan tidak boleh dipukul oleh laki-laki. Demi martabat dan harga diri kemanusiaan perempuan,” tukasnya. (Baca: Menghormati Martabat Perempuan adalah Sunah Nabi) (Rul)

Tags: islamistrilaranganmemukul istriNabi Muhammad SAWpemukalanpukulsuami
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Disabilitas

    Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID