Mubadalah.id – Dalam konteks advokasi terhadap hak-hak perempuan yang terampas, konsistensi Nabi Muhammad Saw untuk mendengar, mendampingi, dan membela tetap berlangsung dan tak pernah mengendor.
Dalam pidato perpisahan di padang Arafah, Nabi Muhammad Saw menyampaikan deklarasi kemanusiaan universal. Nabi meminta yang hadir mendengarkan dan menyimak baik-baik pesan yang akan disampaikannya.
Salah satu butir deklarasi tersebut menyatakan,
“Perhatikan dengan baik, aku berwasiat kepada kalian agar memperlakukan perempuan dengan baik. Selama ini kalian telah memperlakukan perempuan bagaikan tawanan. Tidak, kalian tidak boleh memperlakukan mereka kecuali dengan perlakuan baik.”
Ketika itu, pernyataan terbuka Nabi ini terdengar oleh lebih dari 100.000 orang. Sekalipun demikian, pesan ini Nabi Saw sampaikan untuk seluruh umat manusia, di mana pun dan kapan pun.
Menjelang detik-detik wafatnya, Nabi Muhammad Saw masih juga menyampaikan pesan yang sama. Kali ini pesan tersebut untuk para suami.
Dengan suaranya yang terputus-putus dan lirih, Nabi berwasiat,
“Allah.. Allah.. (bertakwalah kepada Allah, bertakwalah kepada Allah), atas hak-hak perempuan. Perlakukan istri-istrimu dengan baik. Kalian telah mengambilnya sebagai pendamping hidupmu berdasarkan amanat (kepercayaan) Allah terhadapmu, dan kalian dihalalkan berhubungan suami-istri berdasarkan kesaksian Allah.”
Betapa indah kata-kata Nabi yang mulia ini. Tidak ada alasan bagi seorang muslim yang setia dan mencintai Nabi Muhammad saw. untuk tidak memperhatikan, merenungkan, menjalankan, mengikuti jejak, dan mewujudkan cita-citanya.*
*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Ijtihad Kyai Husein, Upaya Membangun Keadilan Gender.