Mubadalah.id – Selain, sebagai pribadi yang agung, lembut, dan penuh kasih sayang, Nabi Muhammad Saw juga merupakan sosok yang selalu memanjatkan doa-doa baik bagi umatnya.
Sebagaimana dalam riwayat Sahih Ibn Hibban, bahwa Nabi Muhammad Saw selalu mendoakan untuk ampunan dan kebaikan umat Islam di setiap selesai shalat.
Pada saat yang sama, beberapa riwayat juga menceritakan tentang Nabi Muhammad yang mendoakan kebaikan untuk orang-orang non muslim.
Dalam riwayat Sahl bin Sa’d as-Sa’idi, Rasulullah Saw memanjatkan doa berikut ini:
عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ))
Artinya: Dari Musa bin ‘Uqbah, dari Ibn Syihab, dari Sahl bin Sa’d as-Sa’idy, berkata: Rasulullah Saw berdoa: “Ya Allah, ampunilah kaumku (yang masih belum beriman itu), karena mereka sesungguhnya tidak mengerti”.
Nabi saw memanjatkan doa ini, ketika beberapa di antara orang kafir Quraisy menghina dan mencederai beliau.
Dalam riwayat yang lebih populer adalah doa berikut ini: “Ya Allah, tunjukkanlah kaumku itu. Karena mereka sesungguhnya tidak mengerti” (Allahumma ihdi qaumi fa innahum laa ya’lamuun).
Pada saat orang-orang Thaif menolak kehadiran Nabi Muhammad Saw dan mengusir dari kota mereka. Nabi Saw justru tidak mendoakan buruk kepada mereka.
Bahkan, ketika ada malaikat turun dan menyatakan kesediaannya untuk menyiksa mereka, Nabi Saw justru menolaknya.
“Tidak, justru aku berharap dan bisa jadi ada di antara mereka. Atau dari turunan mereka yang kelak akan menerima dan beriman kepadaku,” jawab Nabi Saw dengan tegas.
Kisah doa Nabi Saw bagi kebaikan orang-orang Thaif yang menolak dan mengusir beliau ini sangat populer. Berbagai kitab hadits dan sejarah mencatatnya. Di antara yang paling otoritatif, dari kitab-kitab ini, adalah saja adalah Sahih Bukhari (no. hadits: 3267).