Mubadalah.id – Dalam Islam, Nabi Muhammad Saw merupakan sosok teladan yang telah menegaskan kewajiban manusia memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap perempuan secara umum dan ibu secara khusus. Hal ini tampak sekali dalam teks-teks utama al-Qur’an dan hadits.
Dalam situasi sosial dan budaya yang merendahkan dan memarginalkan perempuan dalam ruang-ruang kehidupan mereka, nabi justru menghargai mereka dan menegaskannya sebagai entitas manusia dengan seluruh potensinya. Al-Qur’an menyebutkan:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. al-Hujuraat (49): 13).
Ayat ini merupakan pernyataan paling tegas, paling orisinal, paling indah, dan paling progresif tentang kemanusiaan universal yang pernah ditulis manusia sepanjang sejarahnya.
Umar bin Khathab Ra., tokoh Arab Quraisy paling cerdas, memberi kesaksian atas gagasan kemanusiaan perempuan ini. la mengatakan:
“Kami, pada zaman pra-Islam (Jahiliah), tidak menganggap perempuan sebagai entitas yang berharga. Namun, ketika Islam datang dan Tuhan menyebutkannya, kami baru mengerti bahwa mereka (perempuan) memiliki hak-hak otonom yang tidak bisa kami intervensi.”
Perhatikan Perempuan
Perhatian Islam terhadap perempuan tidak berhenti sampai di sini. Menjelang wafatnya, ketika napas hendak berpisah dari raganya. Nabi dengan suara lirih dan pelan bersabda: “Perhatikan perempuan, perhatikan perempuan dan para hamba sahaya.”
Secara lebih khusus, nabi menekankan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap perempuan sebagai ibu. Beberapa kali Allah Swt. memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada mereka.
Hal ini, misalnya, terungkap dalam QS. an-Nisaa’ (4): 36, QS. al-An’aam (6): 151. Lalu QS. al-Israa’ (17): 23, dan QS. al-Ahqaaf (461: 15.
Di dalam ayat-ayat ini, kalimat yang digunakan oleh Tuhan sangat mendasar dan mendalam: “Wa qadhaa Rabbuka (Tuhan memutuskan)” dan “Wa wasshainaal insan (Kami berwasiat kepada manusia)”. []