Mubadalah.id– Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw berpesan kepada semua umat Islam untuk menghargai dan memuliakanlah ibu.
Perintah untuk menghargai dan memuliakan ibu itu merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Shahih Muslim. Isi hadis tersebut sebagai berikut:
Abu Hurairah Ra menuturkan bahwa ada seorang laki-laki datang dan bertanya kepada Rasulullah Saw “Siapakah orang yang paling berhak aku layani dan temani?”
Rasulullah Saw. menjawab, “Ibumu.”
“Lalu, siapa?” orang itu bertanya lagi.
“Ibumu.
“Terus, siapa?”
“Ibumu?”
“Setelah itu, siapa?”
“Kemudian, ayahmu,” jawab Rasulullah Saw. (Shahih Muslim).
Dalam hadis Abu Hurairah Ra ini, menurut Faqihuddin Abdul Kodir seperti dalam buku 60 Hadis Shahih menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw telah membalik kesadaran kepada kita semua manusia. Bahwa perempuan telah mengambil peran penting dalam meneruskan regenerasi kemanusiaan. Yaitu, menjadi ibu, mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, dan membesarkan anak.
Hadis ini sekaligus memberi pengakuan dan penghargaan terhadap peran domestik dan reproduktif perempuan yang sering sekali diabaikan kebanyakan orang.
Perempuan seringkali terbiarkan sendiri menjalankan peran tersebut, tanpa dukungan yang cukup dari pihak keluarga, masyarakat, dan terutama negara.
Oleh sebab itu, melalui hadis di atas, dalam memberikan dukungan terhadap perempuan sebagai ibu harus bentuk riil seperti membantu berbagi kerja, memberi makanan yang bergizi, mendidik dan memberdayakan perempuan, mengalokasikan anggaran kesehatan untuk perempuan, serta cuti kerja untuk reproduksi.
Penghargaan Nabi Muhammad Saw kepada seorang ibu (perempuan) adalah ajaran Islam. Ajaran ini sudah seharusnya kita implementasikan dalam bentuk dukungan yang nyata dari anggota keluarga, masyarakat, dan negara.
Maka dari itu, perempuan sebagai calon ibu seharusnya dapat memperoleh pendidikan yang tinggi, ekonomi yang cukup, dan kesehatan yang terjamin. []