• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pandangan Abu Syuqqah terkait Ungkapan “Separuh Akal dan Agama bagi Perempuan”

Kekurangan perempuan dalam hal ini bisa saja terjadi karena struktur sosial yang tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar dan berlatih berpikir.

Redaksi Redaksi
21/08/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Separuh Akal

Separuh Akal

766
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk pandangan guru Penulis, Syekh Ramadan al-Buthy dan Syekh Abd al-Halim Abu Syuqqah tentang Hadis “separuh akal dan agama bagi perempuan”, itu maka sebetulnya Nabi Saw. sedang memuji, atau setidaknya sedang bersenda gurau, dengan para perempuan.

Karena teks utuhnya bisa diartikan kira-kira seperti ini: “Saya kagum dengan para perempuan ini, (dianggap) hanya punya separuh akal dan agama, tetapi sanggup mengalahkan laki-laki yang paling pintar dan teguh pendirian sekalipun.”

Ini tentu saja bukan pernyataan hukum atau penetapan norma, tetapi suatu metode komunikasi antara Nabi Saw. dengan para sahabat perempuan.

Bagaimana Nabi Saw. memulai pembicaraan dengan memuji atau senda gurau agar bisa masuk dalam substansi pesan yang ingin disampaikan kepada para pendengar.

Pesan itu, jika kita baca lebih utuh lagi, adalah tentang sedekah yang para perempuan lakukan. Baik sedekah kepada masyarakat umum maupun kepada keluarga sendiri.

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

KB dalam Pandangan Islam

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Abu Syuqqah, seperti juga Kaukab Siddique, mengartikan naqisat ‘aql itu bukan kurang akal, tetapi kurang berpikir atau kurang nalar.

Kalau kurang akal itu soal sumber daya yang terberi, Laki-laki dan perempuan sama saja dari sisi keutuhan sumber daya akal.

Sementara kurang berpikir atau kurang nalar adalah kekurangan yang terkait kerja sumber daya akal untuk terbiasa dan terlatih dalam berpikir.

Kekurangan perempuan dalam hal ini bisa saja terjadi karena struktur sosial yang tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar dan berlatih berpikir.

Jika kita memberi kesempatan, maka perempuan akan mampu berpikir secara baik. Sebagaimana laki-laki jika tidak belajar dan berlatih, akan kurang kemampuannya dalam berpikir.

Artinya, ungkapan ini bukan soal akal perempuan yang kurang dan rendah. Melainkan soal kebiasaan berpikir yang bisa kurang dan bisa kuat tergantung pada latihan.

Bukan tergantung pada jenis kelamin. Sebagaimana banyak perempuan yang lebih pintar dari laki-laki, jika ada kesempatan belajar. Dan tidak sedikit juga laki-laki yang jauh lebih bodoh dari perempuan. []

Tags: Abu SyuqqahagamaakalpandanganperempuanSeparuh
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version