Mubadalah.id – KH. Abdurrahman Wahid, atau lebih dikenal sebagai Gus Dur, adalah tokoh yang telah meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Indonesia. Salah satu pencapaian luar biasa Gus Dur adalah komitmennya terhadap perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM), yang membuatnya menjadi pahlawan kemanusiaan dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan keadilan.
Saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden pada tahun 1999 hingga 2001, Indonesia masih terus pulih dari krisis ekonomi dan politik yang mengguncang negara tersebut. Di tengah dinamika politik yang kompleks, hak asasi manusia sering kali terabaikan. Pelanggaran HAM, terutama dalam konteks konflik di Aceh.
Melansir dari NU Online, pendekatan yang dilakukan Gus Dur saat itu mengubah banyak hal. Cara yang diterapkan Gus Dur untuk menghadapi kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sangat berbeda dengan pemerintah sebelumnya yang memilih pendekatan militeristik.
Perubahan itu nyatanya membuahkan hasil. Konflik yang telah terjadi sejak tahun 1976 sejak kepemimpinan Suharto perlahan mencair setelah 23 tahun di era Gus Dur pada tahun 1999 saat Gus Dur menjabat presiden. Gus Dur berhasil menawarkan jalan keluar yang baik untuk kedua belah pihak.
Oleh sebab itu, apa yang Gus Dur lakukan merupakan tindakan tegasnya dalam menolak segala bentuk pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Beliau menunjukkan keberanian dalam menyuarakan keadilan dan menegaskan bahwa setiap individu memiliki hak yang harus kita hormati. Langkah-langkah konkret ia ambil untuk mengatasi pelanggaran HAM dan mengembalikan rasa keadilan bagi korban.
Bahkan dalam berbagai sumber rujukan menyebutkan bahwa Gus Dur berperan aktif dalam mencari solusi damai untuk konflik yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Pendekatannya yang inklusif dan dialogis mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang Gus Dur junjung tinggi.
Beliau berupaya membangun jembatan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat konflik, dengan harapan dapat mencapai penyelesaian yang adil dan berkelanjutan.
Kebijakan Gus Dur
Salah satu kebijakan progresif Gus Dur adalah perlindungan terhadap hak-hak minoritas dan menghormati keragaman di Indonesia. Beliau menyadari bahwa hak asasi manusia bukanlah hak eksklusif kelompok mayoritas. Melainkan hak yang harus mendapatkan jaminan bagi setiap warga negara.
Keterlibatan dalam membela kebebasan beragama dan menghormati perbedaan budaya menjadi landasan kuat dalam menjaga keutuhan bangsa.
Kemudian, upaya Gus Dur dalam membela HAM mendapat pengakuan secara internasional. Penghargaan dari berbagai organisasi hak asasi manusia menjadi bukti nyata bahwa langkah-langkahnya dalam memperjuangkan kemanusiaan mendapat penghargaan dan apresiasi tinggi.
Melansir dari NU Online, pada tahun 1993, Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Award, sebuah penghargaan yang cukup prestisius untuk kategori Community Leadership. Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiesenthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan Hak Asasi Manusia.
Oleh sebeb itu, bagi saya Gus Dur berhasil menjadi pelopor pembelaan HAM di Indonesia. Dedikasinya terhadap keadilan, dialog, dan perlindungan terhadap hak asasi manusia menjadikan warisan moral yang tak terlupakan. Semangat Gus Dur dalam memperjuangkan HAM terus menginspirasi generasi penerus untuk berdiri teguh dalam mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan. []