Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Fikr Cirebon, KH. Husein Muhammad menjelaskan bahwa inti dari semua adalah kebaikan atau keshalih dan keshalihahan seseorang dalam kedudukan dan peran apapun dalam Islam sesungguhnya hanyalah ketaatannya kepada Allah.
Dalam bahasa lain, kata Buya Husein, ketakwaannya hanya kepada Allah.
Dengan begitu, menurut Buya Husein, seorang istri shalihah harus taat kepada suaminya, sepanjang dalam kerangka mengabdi kepada Allah dan tidak melakukan perbuatan yang melawan hukum, melanggar kesepakatan yang dibuat bersama dan tidak berlaku zalim.
Begitu juga berlaku bagi suami yang shalih. Suami harus taat kepada istri sepanjang istri menjadi pemimpin dan taat kepada Allah
Nabi saw bersabda :
يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى فَلَا تَظَّالَمُوا
Artinya : “Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas Diri-Ku, maka janganlah kalian saling menzalimi”. (Baca juga: Penjelasan Istri Shalihah Menurut Buya Husein (5))
Nabi saw juga mengatakan :
لَيْسَ بِخِيَارِكُمْ مَنْ ضَرَبَ إِمْرَأَتَهُ
Artinya : “Bukanlah suami yang baik, yang saleh, jika dia memukul isterinya”.
Rasulullah saw, sebagai panutan umat Islam menurut istrinya, Siti Aisyah bint Abu Bakar, tidak pernah memukul istrinya maupun teman kerja di rumahnya. Siti Aisyah mengatakan :
مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللهِ أِمْرَأَةً وَلاَ خَادِماً قَطُّ
Artinya : “Rasulullah tidak pernah memukul perempuan manapun dan tidak pula teman yang membantu pekerjaan rumahnya.”
Disinilah, ketika kita berbicara tentang istri yang shalihah, seharusnya juga diimbangi dengan bicara tentang suami yang shalih, suami yang baik. (Baca juga: Penjelasan Istri Shalihah Menurut Buya Husein (4))
Untuk keperluan ini pertama-tama kita perlu merenungkan sabda Nabi SAW :
خَيْركُمْ خَيْرُكُمْ لِاَهْلِهِ وَاَنَا خَيْرُكُمْ لِاَهْلِى
Artinya : “Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik kepada keluargamu (istrimu), dan aku adalah orang yang paling baik kepada keluargaku (istriku)”.
Katanya lagi :
اِنَّ مِنْ أَكْمَلِ المُؤْمِنِينَ إِيْمَاناً أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً وَأَلْطَفُهُمْ بِأَهْلِهِ
Artinya : “Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi pekertinya dan yang paling sayang kepada keluarganya (istrinya). Pada saat yang lain Nabi mengatakan, semacam menyindir atau mengkritik: (Baca juga: Penjelasan Istri Shalihah Menurut Buya Husein (3))
مَا أَكْرَمَ النِّسَاءَ إِلاَّ كَرِيْمٌ ، وَمَا أَهَانَهُنَّ إِلاَّ لَئِيْمٌ
Artinya : ”Tidak menghormati perempuan kecuali laki-laki terhormat. Tidak merendahkan/menghina perempuan kecuali laki-laki yang rendah/hina.” (Rul)