Mubadalah.id – Keterlibatan perempuan sangat krusial dalam pengambilan kebijakan dalam pembangunan di desa. Hal ini karena perempuan sebagai aktor strategis dalam pembangunan, mulai dari desa hingga berkiprah di level nasional. Apa saja yang bisa menjadi sumbangsih perempuan dalam konstruktif dan berperan aktif di desanya, berikut adalah riset sederhana selama menjadi duta digital di desa Dadaplangu.
Desa Dadaplangu Kecamatan ponggok Blitar, adalah salah satu desa yang menjadi desa ramah perempuan dan anak. Dana Desa mengalokasikan anggaran untuk pencegahan stunting, anggaran untuk operasional posyandu, peningkatan kapasitas melalui pelatihan ketrampilan untuk partisipasi perempuan dan PKK, dst.
Perempuan sebagai kontributor penting dalam produksi pertanian di desa Dadaplangu. Mayoritas warganya bekerja sebagai petani. Lahan pertanian di wilayah tersebut sangat subur. Sektor pertanian merupakan sumber utama perekonomian di desa dan menjadi mata pencaharian utama di desa-desa sekitar wilayah tersebut.
Meskipun sebagian warga bekerja sebagai pegawai, tetapi mereka juga bekerja sebagai petani untuk hiburan dan menambah penghasilan harian. Perempuan desa Dadaplangu merupakan kontributor penting dalam produksi pertanian, ketahanan pangan dan nutrisi, pengelolaan lahan, sumber daya alam dan ketahanan iklim.
SDGs dan Perempuan
Perempuan sebagai kunci keberhasilan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Yaitu keterlibatan perempuan di desa yang memiliki 18 tujuan dan sasaran. Misalnya, 30% perangkat desa dari unsur perempuan, BPD dan BUMDes juga melibatkan sebanyak 30-50% perempuan. Keterlibatan perempuan dalam ranah ekonomi juga dapat mengatasi kekurangan gizi sebesar 12-17%.
Beberapa studi kasus menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dan pembangunan desa dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat desa. Perempuan dapat memberikan perspektif yang berbeda dan memperkuat semangat gotong royong dalam masyarakat. Dengan demikian, keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dan pembangunan desa sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Perempuan desa Dadaplangu Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar berhasil sebagai penggerak pembangunan desa yang ramah perempuan. Yakni menginisiasi Desa Ramah Perempuan (DRP) dengan membangun sarana publik yang kaum perempuan butuhkan di desa tersebut.
Kedua desa mengalokasikan dana terkait Pemberdayaan Perempuan dan Ekonomi Rumah Tangga. Misalnya pelatihan pembuatan kue, pelatihan manajemen produk, manajemen pemasaran digital, peningkatan kapasitas BUMDes dengan aktif dalam acara. Sebagaimana yang beberapa waktu lalu terselenggara melalui pendampingan dari lembaga Desa Lestari dan Balai Jogjakarta.
Perempuan dan Undang-undang
Undang-undang Desa No. 6 Tahun 2014 menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dan pembangunan desa. Berikut adalah beberapa informasi terkait keterlibatan perempuan dalam Undang-undang Desa dan pembangunan desa:
Pasal 24 Undang-undang Desa No. 6 Tahun 2014 menegaskan bahwa perempuan berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Undang-undang Desa No. 6 Tahun 2014 juga menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam pembangunan desa. Perempuan di desa dapat memberikan sumbangsih saran konstruktif dan berperan aktif dalam membangun desanya.
Meskipun Undang-undang Desa No. 6 Tahun 2014 menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dan pembangunan desa, masih ada tantangan dalam implementasinya. Beberapa tantangan tersebut antara lain masih adanya diskriminasi gender, kurangnya kesadaran perempuan akan hak-haknya, dan prioritas pembangunan yang masih lebih banyak fokus pada infrastruktur.
Undang-undang Desa No. 6 Tahun 2014 memberikan landasan hukum yang kuat untuk memastikan keterlibatan perempuan dalam pembangunan desa. Namun masih ada tantangan juga dalam implementasinya. Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPA) merupakan sebuah program yang bertujuan untuk membangun desa yang inklusif dan ramah terhadap perempuan dan anak.
Program ini diinisiasi oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Berikut adalah beberapa informasi terkait keterlibatan perempuan dalam Desa Ramah Perempuan dan Anak.
Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPA)
DRPA mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, serta pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPA) bertujuan untuk memberikan rasa aman, memenuhi hak dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. Selain itu juga menyediakan sarana prasarana publik yang ramah perempuan dan anak serta kelompok rentan (lansia, difabel, ibu hamil, ibu menyusui, penyintas kekerasan).
Di samping itu, Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPA) sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat yang merupakan modal sosial (social capital) yang diharapkan mampu mendukung terwujudnya desa yang aman dan inklusi, khususnya bagi perempuan dan anak. Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPA) dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, terutama bagi perempuan dan anak.
Program pembangunan desa ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak di desa serta memperkuat semangat gotong royong dalam masyarakat. Dengan program Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPA), diharapkan perempuan dan anak di desa dapat lebih terlibat dalam pembangunan dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Program ini juga dapat membantu memperkuat semangat gotong royong dalam masyarakat dan membangun desa yang inklusif dan ramah terhadap perempuan dan anak.
Program yang sudah terselenggara di desa Dadaplangu adalah penanggulangan stunting rutin di tiap 3 bulan, pelatihan PKK di bidang kesehatan dan pendidikan, memberikan fasilitas kepada ibu-ibu dalam pelayanan kesehatan seperti posyandu Lansia, Balita, dan Ibu Hamil, yang semuanya mengambil dari ada Anggaran APBDes,
Setiap bulan peningkatan kapasitas SDM membuat es, membuat roti, ketrampilan di bidang kuliner. Menyelenggarakan pertemuan rutin setiap bulan ada rapat koordinasi juga ada pelatihan. Dengan inspirasi-inspirasi tersebut, diharapkan perempuan di desa dapat lebih terlibat dalam pembangunan dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. []