Maka, pada titik inilah sebenarnya telah terjadi pergeseran ke arah “perdagangan anak perempuan”.
Mubadalah.id – Dalam isu perkawinan, sebagian besar orang tua menikahkan anak perempuannya karena faktor ekonomi. Orang tua memiliki kuasa untuk memaksakan kehendaknya dalam menikahkan anak perempuannya dengan laki-laki pilihan orang tua.
Berdasarkan ungkapan-ungkapan di sebagian masyarakat, orang tua menikahkan anak perempuanya dengan laki-laki yang dianggap lebih mampu dan mapan secara finansial.
Artinya, calon suami memiliki kecukupan finansial lebih daripada orangtua anak perempuan. Sehingga anggapan orang tua perempuan, suami bisa membantu atau menyokong ekonomi kehidupan keluarga istri.
Pada perkawinan yang demikian inilah status anak perempuan tak ubahnya seperti “barang” yang ditukar dengan “materi” dengan bungkus “perkawinan”. Maka, pada titik inilah sebenarnya telah terjadi pergeseran ke arah “perdagangan anak perempuan”.
Disadari atau tidak, hakikatnya orangtua telah menjual anak perempuan mereka kepada laki-laki yang dianggap lebih mampu secara finansial.
Skenario perdagangan perempuan tidaklah terlepas dari peran orangtua, masyarakat dan aparatur pemerintah. Jika demikian, kebiasaan masyarakat Madura yang menikahkan anak perempuannya di usia muda, yang oleh masyarakat menganggapnya sebagai sebuah kewajaran terlepas dari kultur sosial masyarakat yang membentuk. Maka sebenarnya juga merupakan cikal bakal dari lahir dan tumbuh suburnya praktik perdagangan perempuan (trafficking).
Pernikahan sebagai sebuah ikatan suci antara dua anak manusia bisa menjadi tidak suci lagi apabila mengandung unsur paksaan, utamanya pemaksaan terhadap perempuan untuk mau menikah dengan laki-laki pilihan orangtua.
Maka, dengan melihat realitas yang terjadi, pernikahan yang mulanya adalah sunah Nabi dan sebagai pembentukan perubahan sosial bisa tercoreng karena pada hakikatnya perkawinan anak perempuan di usia dini adalah salah satu bentuk kejahatan kemanusiaan.
“Pernikahan” hanya menjadi modus atau kedok untuk menutupi kejahatan tersebut. []