• Login
  • Register
Kamis, 29 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri

Cerita depresi pasca patah hati dari teman-teman di sekitar menjadi pembelajaran, bahwa perlu menjadi bijaksana sebelum memutuskan untuk jatuh cinta

Belva Rosidea Belva Rosidea
31/01/2023
in Personal
0
Patah Hati

Patah Hati

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Seorang teman pernah bercerita mengenai kerenggangan hubungannya dengan kekasihnya. Hingga kemudian berujung kandasnya hubungan mereka. Ia merasa sakit luar biasa baik jiwa maupun raganya. Bahkan mendapat perawatan di rumah sakit berhari-hari serta mendapat bantuan profesional untuk mengatasi masalah psikologinya hingga saat ini. Ceritanya begitu membekas untuk saya, sebab selepas patah hati tersebut dia merasa tak lagi berharga, ia menyalahkan diri sendiri atas segala sesuatu yang terjadi, bahkan yang bukan salahnya. Lebih parahnya lagi ia merasa tak pantas untuk dicintai siapapun lagi. Pasca patah hati dia mengalami krisis percaya diri.

Patah hati atau putus cinta merupakan kejadian berakhirnya suatu hubungan yang sebelumnya terbangun atas dasar rasa cinta. Fenomena tersebut kerapkali terjadi pada hubungan lawan jenis para remaja dan dewasa muda. Respon seseorang ketika mengalami patah hati dapat berbeda-beda, ada yang biasa-biasa saja ada pula yang seperti teman saya, hingga sakit jiwa dan raganya.

Menurut penelitian, perempuan cenderung lebih sensitif dan lebih rentan terhadap perasaan emosional pasca putus cinta. Bahkan 10 kali lebih mungkin untuk mengalami sindrom patah hati dibanding laki-laki. Namun meski demikian justru perempuan lebih mudah pulih (fully recovered) dari rasa patah hati di kemudian hari. Sedangkan laki-laki cenderung tidak pernah pulih total pasca patah hati. Ketika patah hati perempuan cenderung mengalami perubahan emosional yang ekstrem, kesedihan mendalam, bahkan berujung depresi.

Menyembuhkan Luka Patah Hati

Bertemu orang banyak dan berbagi cerita merupakan salah satu bentuk mekanisme perempuan dalam menyembuhkan rasa sakit hatinya. Maka di sanalah peran teman perempuan dibutuhkan sebagai salah satu bentuk ‘women support women’ meski sekadar mendengar ceritanya dengan sabar. Memang benar kata orang bahwa ketika seorang perempuan jatuh cinta, maka yang paling sibuk adalah temannya. Sibuk mendengarkan cerita dan keluh kesahnya.

Krisis percaya diri merupakan masalah psikologi yang perlu segera kita atasi. Sebab muncunya anggapan bahwa diri sendiri tak berharga dapat berpotensi menyebabkan seseorang memilih untuk bunuh diri. Sebagai seorang teman jika mendapat curhatan hati demikian, alangkah baiknya untuk memberi nasehat dengan kata-kata yang tak menyakiti dan tak menghakimi. Karena sesungguhnya akal pikiran dan logika seseorang yang sedang patah hati sedang tidak baik-baik saja. Kita nasehati dengan fakta bagaimanapun tak akan berguna, mereka yang patah hati perlu waktu untuk menyembuhkan diri sendiri.

Jangan lupa untuk mencintai diri sendiri

Salah satu hal yang perlu kita tanamkan dalam diri agar terhindar dari rasa sakit yang begitu hebat akibat patah hati adalah mencintai diri sendiri. Banyak dari kita tanpa sadar ternyata telah lupa untuk mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Mencintai diri sendiri adalah keharusan. Sebab tanpa itu seseorang akan mudah merasa dirinya tak bermakna, tak berharga. Apalagi ketika putus cinta dan menemui penolakan.

Baca Juga:

Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

Etika Sosial Perempuan dalam Masa ‘Iddah

Refleksi Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab: Apakah Perempuan Tak Boleh Keluar Malam?

Sharing Properti: Gagasan yang Berikan Pemihakan Kepada Perempuan

Dengan mencintai diri sendiri seseorang akan menyadari nilai dalam dirinya. Tak mudah menjadi budak cinta, dan ketika menemui putus cinta ia tidak akan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan atau menurunkan harga dirinya demi orang lain.

Mengambil hikmah dan menjadi lebih baik

Putus cinta bukanlah akhir dari segalanya, justru berbekal pikiran yang positif barangkali itulah cara Tuhan dalam memberikan petunjukNya, bahwa orang tersebut bukanlah pasangan hidup yang terbaik. Pengalaman tersebut dapat menjadi kesempatan untuk introspeksi diri, belajar menjadi seorang yang lebih dewasa. Memperbaiki berbagai hal yang kurang, belajar menerima diri yang sedang jatuh dan sedang sakit, belajar untuk bangkit.

Cara terbaik untuk belas dendam terhadap penolakan akibat patah hati adalah dengan menjadi pribadi yang lebih baik ke depan. Mampu menunjukkan bahwa pasca patah hati, kita masihlah seorang perempuan yang berdaya. Bukan malah sebaliknya, mengalami penurunan kualitas hidup pasca patah hati dengan menjadi sakit-sakitan, depresi. Atau bahkan melakukan aksi yang dapat melukai dan menyakiti diri sendiri justru akan membuat semua orang tahu betapa bergantungnya hidup kita terhadap seseorang.

Cerita depresi pasca patah hati dari teman-teman di sekitar menjadi pembelajaran bahwa perlu menjadi bijaksana sebelum memutuskan untuk jatuh cinta. Dengan mempercayai bahwa jodoh adalah cerminan diri, maka sudah seharusnya memperbaiki diri menjadi perempuan berdaya adalah fokus utama sebelum akhirnya bertemu cinta yang halal untuk selamanya. (bebarengan)

 

Tags: CintaKesehatan Mentalpatah hatiPercaya Diriperempuan
Belva Rosidea

Belva Rosidea

General Dentist

Terkait Posts

Kehendak Ilahi

Kehendak Ilahi Terdengar Saat Jiwa Menjadi Hening: Merefleksikan Noble Silence dalam Perspektif Katolik

29 Mei 2025
Al-Ḥayā’

Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

29 Mei 2025
Independent Woman

Being Independent Woman is Not Always About Money, Bro!

27 Mei 2025
Fatwa Vasektomi

Membaca Fatwa Vasektomi MUI dengan Perspektif Mubadalah

26 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence Pada Ayat-ayat Shirah Nabawiyah (Part 2)

26 Mei 2025
Laku Tasawuf

Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

24 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Terhadap Anak

    Alarm Kekerasan Terhadap Anak Tak Lagi Bisa Diabaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • #JusticeForArgo: Melawan Privilese Dalam Menegakkan Keadilan Korban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budaya Gosip dan Stigma atas Perempuan dalam Film Cocote Tonggo (2025)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab: Apakah Perempuan Tak Boleh Keluar Malam?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Membangun Kesadaran Inklusivitas di Tengah Masyarakat yang Beragam
  • Kehendak Ilahi Terdengar Saat Jiwa Menjadi Hening: Merefleksikan Noble Silence dalam Perspektif Katolik
  • Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual
  • Kasus Talak di Live TikTok: Memahami Batas Sah Talak di Mata Hukum
  • Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID