Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan bagi kita semua umat Islam. Termasuk bahwa Nabi Saw memberikan apresiasi kepada para perempuan yang bela negara.
Perintah untuk memberikan apresiasi kepada para perempuan yang bela negara itu merupakan salah satu anjuran yang pernah diminta oleh Nabi Muhammad Saw.
Perintah bahwa dalam memberikan apresiasi kepada para perempuan yang bela negara itu merujuk pada salah satu hadis dari Thabaqat Ibn Sa’ad.
Isi hadis tersebut sebagai berikut, Umar bin Khathab Ra ketika bercerita mengenai Ibu Ammarah, yaitu Nusaibah binti Ka’ab menuturkan bahwa Rasulullah Saw menceritakan tentang Nusaibah binti Ka’ab ketika Perang Uhud, “Setiap aku menoleh ke kiri maupun ke kanan, aku melihatnya gigih bergelut untuk melindungiku.” (Thabaqat Ibn Sa’ad)
Kisah ini, menurut Faqihuddin Abdul Kodir, seperti di dalam buku 60 Hadis Shahih adalah mukjizat dari Allah Swt, sekaligus pelajaran bagi umat manusia yang mungkin masih meremehkan kemampuan perempuan.
Sebagaimana kita tahu, lanjut kata pria yang kerap disapa Kang Faqih, Perang Uhud adalah perang ketika semua pasukan umat Islam kalah dan terpukul mundur.
Semua laki-laki yang menjaga Nabi Muhammad Saw terpaksa menyelamatkan diri masing-masing karena desakan pasukan musuh.
Laki-laki gagah seperti Abu Bakar, Umar, Ali, dan yang lain, terdesak mundur. Dan Nabi Muhammad Saw terbuka untuk diserang, bahkan tersiar kabar bahwa beliau sudah terbunuh.
“Adalah Nusaibah binti Kaab Ra seorang perempuan, yang justru terus bertahan dengan gagah berani menghalangi segala serangan atas Nabi Muhammad Saw,” tulisnya.
Kang Faqih menceritakan seperti yang terungkap dalam berbagai riwayat kitab sejarah, Nusaibah terluka di belasan anggota tubuhnya dari serangan pedang.
Sehingga, ia diberi julukan sebagai Ummu al-Asyaf, perempuan penuh luka pedang.
“Nabi Muhammad Saw mengapresiasi kiprahnya dan selalu menyebut jasanya dalam melindungi beliau di Perang Uhud,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kang Faqih mengingatkan, sejarah kita seharusnya menyebut dan mengapresiasi nama-nama perempuan penuh jasa seperti Nusaibah binti Ka’ab Ra., Sumayyah ibu Ammar bin Yasir Ra yang syahid pertama kali dalam Islam.
Kemudian, Fatimah binti al-Khathab Ra yang dengan gagah menghadapi dan berdialog dengan Umar saat semua ketakutan padanya.
Lalu Asma’ binti Abu Bakar Ra yang menghapus jejak tapak Nabi Muhammad Saw ketika hijrah.
Ada juga Ummu Salamah Ra. yang berani berhijrah ke Habsyah, dan Rufaidah Ra. yang merawat pasukan-pasukan yang terluka, serta banyak perempuan lain yang tidak bisa disebutkan semua di sini.
“Untuk penghormatan terhadap para perempuan yang berjasa, dalam tawasul kita, semestinya tidak hanya menyebut nama-nama laki-laki. Tetapi juga nama-nama perempuan untuk mengenang dan mengingatkan bahwa kehidupan ini tidak dibangun oleh laki-laki semata, tetapi juga oleh dan bersama perempuan,” tukasnya. (Rul)