Mubadalah.id – Para GUSDURian yang tersebar di seluruh Indonesia dan tergabung dalam Jaringan GUSDURian akan berkumpul di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat, Jumat (24/11/2023) – Minggu (26/11/2023). Hal ini dalam rangka menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
Dalam Rakernas nanti, jaringan GUSDURian akan menyikapi situasi politik dan demokrasi menjelang pemilihan umum (Pemilu) serentak pada 14 Februari 2024 mendatang, yakni pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di seluruh Indonesia, serta pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.
“Kita akan mengeluarkan rekomendasi dan sikap tegas,” kata Jay Ahmad, Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, Kamis (23/11/2023).
Menurut Jay, Rakernas Jaringan GUSDURian merupakan amanat Temu Nasional (Tunas) Jaringan GUSDURian yang telah diselenggarakan di Surabaya tahun kemarin. Adapun tujuannya untuk merefleksikan agenda dan merumuskan kerangka kerja gerakan Jaringan GUSDURian dalam memperkuat masyarakat sipil.
Gelaran Rakernas Jaringan GUSDURian kali ini, lanjut Jay, berbeda dengan sebelum- sebelumnya karena berdekatan dengan pesta demokrasi Pilpres dan Pemilu ada yang secara serentak akan dilaksanakan di 548 daerah di Indonesia.
Berkaca pada pemilu sebelumnya, Jay melihat masyarakat Indonesia rentan terpecah belah akibat politik identitas demi politik elektoral. Seperti pada Pemilukada DKI 2017 dan Pemilu Presiden 2019. Banyak keluarga, sahabat, sampai hubungan yang lebih luas, menjadi retak dan bermusuhan karena berbeda pilihan.
Jay menengarai, pada Pemilu 2024 nanti penggunaan politik identitas sangat mungkin terjadi. Para elite yang berkontestasi berpotensi akan memainkan narasi-narasi kebencian dan agama.
Politik Dinasti
Jay melihat dinamika politik terus berkembang, mulai dari adanya politik dinasti, aparat pemerintah yang dinilai tidak netral, keputusan MK yang dinilai sarat kepentingan politik, dan pencatutan nama Jaringan GUSDURian guna mendapat dukungan masyarakat.
“Jadi di Rakernas Jaringan GUSDURian, semua akan kita bahas, agar masyarakat tidak bingung. Hingga tercipta pemilu yang damai dan bermartabat,” papar Jay.
Untuk kita ketahui, Rakernas Jaringan GUSDURian yang berlangsung selama tiga hari akan hadir seluruh individu, direktur lembaga, dan koordinator komunitas GUSDURian. Mereka tergabung dalam Jaringan GUSDURian yang tersebar di 150 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Melihat situasi politik jelang pesta demokrasi ini, Jay menegaskan, Jaringan GUSDURian sebagai gerakan sosial yang kerangka kerjanya berbasis 9 nilai utama Gus Dur seperti kemanusiaan dan kesetaraan ini, perlu memperkuat agenda gerakan untuk merespons persoalan yang terjadi di masyarakat, mulai dari kebebasan beragama dan berkeyakinan, keadilan ekologi, serta situasi politik dan demokrasi.
“Hasilnya akan menjadi rujukan dan panduan bagi seluruh elemen dalam Jaringan GUSDURian di seluruh Indonesia dan luar negeri,” tegas Jay. (rilis)