• Login
  • Register
Kamis, 30 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Qira’ah Mubadalah Tidak Pernah Menyalahkan Teks

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
25/01/2019
in Aktual
0
Zudi Rahmanto

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA)

10
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,- Mubadalah mampu menjawab bagaimana cara membangun relasi antar manusia untuk menjadi sehat. Baik relasi relasi pribadi, domestik, maupun publik. Dalam membangun relasi tersebut, perspektif Mubadalah tidak pernah menyalahkan teks, bahkan teks-teks yang dianggap misoginis sekalipun.

“Tidak ada ungkapan-ungkapan yang menyalahkan ayat al-Qur’an dan hadis, teks fiqh dan lainnya. Itu tidak ada,” kata Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), H. Zudi Nurmanto saat bedah buku Qira’ah Mubaadalah di SMK Ma’arif Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu 20 Januari 2019.

Dalam Qira’ah Mubaadalah, lanjut Zudi, yang diubah adalah paradigma, cara berpikir, cara pandang dan cara baca, bukan mengubah atau menyalahkan teksnya.

“Ternyata kita bisa memahami teks dengan tanpa menyalahkan teks. Tetapi dengan pespektif yang membawa kenyamanan,” lanjutnya.

Zudi mengungkapkan, teks al-Qur’an yang diturunkan di Arab berada pada kondisi sosial budaya yang mendiskrimasi terhadap perempuan. Maka tidak sedikit ayat al-Qur’an yang menyudutkan perempuan.

Baca Juga:

Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

6 Pola Pendidikan Anak Sesuai Ajaran Islam

Dalil Al-Qur’an dan Hadis Tentang Bekerja

Misalnya, perempuan digambarkan sebagai barang bukan sebagai orang. Artinya, dia bisa diwariskan dan bisa diperjualbelikan.

Itulah kenapa di dalam sebuah keluarga, kehadiran seorang perempuan di Arab pada masa pra-Islam disambut dengan sedih. Raut muka yang tadinya ceria berubah menjadi marah besar. Kehadiran perempuan berarti beban keluarga menjadi bertambah.

“Kondisi ini disebut dengan kondisi feodal artinya siapa yang punya modal maka dia yang berkuasa. Dalam kondisi ini perempuan diposisikan sebagai yang menghalangi bagi orang yang mempunyai modal. Akhirnya lahirnya seorang perempuan di masyakarat itu banyak memberikan beban,” ungkapnya.

Zudi menuturkan, pembacaan teks ayat akan melahirkan perilaku yang berbeda. Jika keliru maka yang akan terjadi perempuan akan selalu didiskriminasi seperti yang terjadi sebelum Islam datang.

Hal itulah yang menyebabkan budaya patriakhal mengakar kemana-mana. Sebuah budaya dimana laki-laki sebagai pusat peradaban sementara perempuan menjadi subordinat dan terpinggirkan.

“Qira’ah Mubadalah ini diharapkan akan melahirkan kenyamanan dan pesan Islam rahmatan lil ‘alamin,” pungkasnya. (RUL)

Tags: cara pandangfeodalHaditsislamkeluargaKesalinganlaki-lakiMubadalahparadigmaperempuanqiroah mubadalahQuran
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Biasa disapa akrab dengan panggilan Arul, lulusan S1 Ekonomi Syariah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, tukang masak di gunung, tapi lebih banyak diam, mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

tadarus subuh

Tadarus Subuh Ke-24 : Apakah Semua Aktivitas Istri Harus Seizin Suami

18 Juni 2022
Allah mendengar suara perempuan

Moderasi Beragama Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Makna Pancasila Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

4 Dalil Al-Qur’an Tentang Pancasila Sesuai Syariat Islam

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Pancasila Sumber Inspirasi Keadilan Gender

31 Mei 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan
  • Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
  • Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist