Mubadalah.id – Sahabat perempuan pada masa Nabi Muhammad Saw telah memiliki pengaruh besar dalam menyumbang disiplin pengetahuan. Para sahabat perempuan yang menyumbang disiplin pengetahuan itu merupakan mereka yang hidup bersama Nabi Saw dan riwayatkan hadis.
Jika merujuk pada seluruh kitab hadis dan biografi, seperti dikutip dari buku Qiraah Mubadalah karya Faqihuddin Abdul Kodir, maka hampir ada 1000 orang periwayat hadis perempuan dari generasi sahabat.
Terlebih, dari jumlah di atas, jika merujuk pada sembilan kitab hadis (Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Sunan Abu Dawud, Sunan Nasa’i, Muwaththa’ Malik, Sunan al-Darimi, dan Musnad Ahmad), maka menurut catatan Kang Faqih, ada 132 sahabat perempuan yang meriwayatkan hadis.
“Atau sekitar 139 dari seluruh periwayat sahabat (laki-laki dan perempuan),” tulis Kang Faqih.
Dari jumlah tersebut, Kang Faqih merincinya sebagai berikut.
Pertama, Musnad Ahmad menyebutkan ada 18% periwayat sahabat perempuan.
Kedua, Ibnu Hibban juga mencatat ada sekitar 16,5% sahabat perempuan yang meriwayatkan hadis.
Sementara itu, ketiga, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim meyebutkan ada 11% dari Sahabat perempuan dari total periwayat hadits generasi sahabat.
“Meriwayatkan hadis berarti mengikuti kehidupan Rasulullah Saw baik yang bersifat pribadi, bersama keluarga, atau bersama masyarakat, menyaksikan, dan mendengar,” ucapnya.
“Lalu menyampaikan kepada para pendengar lain, yang sebagian besar adalah laki-laki,” tambahnya.
Selain itu, Kang Faqih juga mencatat ada lebih dari 1200 sahabat perempuan yang hidup pada masa Nabi Muhammad Saw, serta beriman kepada risalah kenabian dan keimanan Islam.
“Kesaksian dan periwayatan ini, sedikit-banyaknya, memberikan inspirasi bahwa ruang publik pada masa awal Islam bukan sesuatu yang tertutup bagi perempuan,” tukasnya. []