Dalam film Ar-Risalah banyak sekali adegan yang memperagakan sosok Nabi Muhammad Saw sebagai seorang pengorganisir masyarakat.
Mubadalah.id – Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 8 Juni 2024, saya bersama teman kelas Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon melakukan rangkaian kegiatan pembelajaran tentang Parcipatory Action Research (PAR) selama 4 hari di Yayasan Wangsakerta.
Selama 4 hari mengikuti rangkaian kegiatan di Yayasan Wangsakerta, saya mendapat banyak sekali pengalaman dan pengetahuan baru terkait mengorganisir masyarakat. Sebagai praktiknya di hari ke 3 , saya bersama rekan satu kelas diterjunkan ke Dusun Karang Dawa yang berada di sekitar Yayasan Wangsakerta.
Pada saat pembelajaran di Dusun Karang Dawa kami diajarkan cara untuk mendapatkan informasi dari masyarakat. Di sana kami melakukan pendekatan terlebih dahulu seperti membantu kegiatan masyarakat Karang Dawa seperti membantu mengupas bawang, memasak, bersih-bersih, menciptakan suasana yang nyaman saat melakukan dialog dan lain sebagainya.
Setelah turun ke masyarakat, di malam harinya kami diajak untuk menonton Film Ar-Risalah. Yaitu film yang menceritakan dakwah Nabi Muhammad Saw dalam menyebarkan agama Islam di Jazirah Arab.
Strategi Dakwah Nabi Muhammad Saw
Dalam film ini banyak sekali adegan yang memperagakan sosok Nabi Muhammad Saw sebagai seorang pengorganisir masyarakat.
Pertama, dalam membentuk kekuatan kelompok Islam, Nabi Muhammad Saw memulai dakwahnya ke keluarga atau orang terdekatnya terlebih dahulu. Hal ini karena Islam waktu itu merupakan agama baru, maka Nabi Muhammad Saw melakukan dakwahnya masih secara sembunyi-sembunyi.
Orang-orang pertama yang masuk Islam merupakan keluarga atau orang terdekat Nabi Muhammad Saw yaitu Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib , dan Abu Bakar. Kemudian diikuti oleh beberapa sahabat seperti Zaid bin Haritsah, Utsman Bin Affan dan para sahabat yang lain.
Dalam film digambarkan ketika turun wahyu pertama yaitu Surat al-Alaq, Zaid Bin Haritsah sedang berada di rumah Nabi Muhammad Saw ketika beliau membacakan wahyu tersebut.
Kemudian Zaid keluar dan membacakan ayat tersebut di depan para sahabat, tak lama kemudian datang Abdul Muthalib yakni paman Nabi Muhammad Saw seraya berkata “Jaga berita ini, jangan sampai diketahui oleh orang Quraisy”.
Cara dakwah Nabi Muhammad Saw yakni menyebarkan ajaran Islam secara perlahan dapat kitas sebut sebagai pengorganisasian di masyarakat. Yaitu perlu melakukan pendekatan secara perlahan untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat terlebih dahulu.
Karena untuk mendapatkan informasi dari masyarakat perlu mendapatkan trust atau kepercayaan dari mereka terlebih dahulu. Di antara cara yang dapat kita lakukan adalah dengan membantu kegiatan mereka. Kemudian perlahan mulai mengajak mereka berdialog, sehingga informasi akan mereka berikan secara terbuka.
Mengatasi Persoalan Bersama
Kedua, mengatasi persoalan bersama masyarakat. Dalam Film Ar-Risalah ada sebuah adegan ketika Nabi Muhammad Saw memilih untuk hijrah bersama para sahabat ke Thaif, Habasyah dan Madinah.
Ketika itu kondisi Makkah sudah tidak kondusif, karena banyak sekali umat Islam yang mendapat penyiksaan oleh kaum Quraisy. Sehingga Nabi Muhammad Saw beserta para kaum Muslimin memutuskan untuk hijrah secara bersama-sama.
Jika kita ingin menjadi seorang pengorganisir masyarakat, maka cara yang Nabi Muhammad Saw lakukan mungkin bisa kita tiru. Yakni ketika ada sebuah permasalahan hendaknya diselesaikan secara bersama bukan mengambil keputusan secara sepihak atau hanya mencari kepentingan pribadi.
Hal yang bisa kita lihat dari Nabi Muhammad Saw adalah ketika beliau bersama kaum Muslimin memutuskan untuk hijrah, beliau terlebih dahulu telah membaca situasi kota Makkah yang sudah tak lagi aman bagi keselamatan kaum Muslimin.
Bahkan Nabi Muhammad Saw terlebih dahulu mendahulukan kaum muslimin untuk hijrah terlebih dahulu. Kemudian setelah semua kaum muslimin berhasil sampai ke Madinah. Barulah Nabi Muhammad Saw pergi untuk hijrah.
Ketiga, adanya perubahan. Setelah mengatasi persoalan bersama masyarakat, langkah selanjutnya adalah melakukan perubahan.
Dalam Film Ar-Risalah Nabi Muhammad Saw telah banyak mengubah tradisi Arab jahiliyah seperti melarang mengubur anak perempuan hidup-hidup. Lalu membuat perubahan tentang kesetaraan adalah hak semua masyarakat tanpa memandang budak, majikan, laki-laki ataupun perempuan. Serta ajaran kebaikan yang merupakan pembaharuan dari tradisi kaum Quraisy.
Dalam melakukan perubahan seperti yang Nabi Muhammad lakukan tentu saja tidak mudah akan banyak tantangan dan hambatan yang harus Nabi lalui. Maka dari itu terus berusaha dan bermusyawarah bersama sangat kita perlukan agar tujuan akhir yaitu perubahan akan tercapai dengan mudah. []