Mubadalah.id – Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Noorhaidi Hasan, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang memilih UIN Sunan Kalijaga sebagai mitra penyelenggara Halaqah Kubra yang diselenggarakan pada 12–14 Desember 2025 di Hall Convention kampus tersebut.
Dalam sambutannya, Prof. Noorhaidi menegaskan bahwa keputusan KUPI bermitra dengan UIN Sunan Kalijaga bukanlah pilihan yang keliru. Ia menyebut kampus ini sejak lama dikenal sebagai salah satu pelopor dalam pengarusutamaan kesetaraan gender melalui pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat.
“UIN Sunan Kalijaga telah menempatkan isu keadilan gender sebagai bagian integral dari tradisi akademik dan sosialnya. Kehadiran para ulama perempuan, para guru besar, para ustadz, dan seluruh hadirin membawa keberkahan bagi UIN Sunan Kalijaga,” katanya.
Halaqah Kubra yang digelar tiga hari tersebut menghadirkan ratusan peserta dari berbagai daerah, terdiri dari ulama perempuan, akademisi, aktivis, dan para penggerak komunitas. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian menuju Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) ke-3 yang akan diselenggarakan pada 2027.
Dalam pemaparannya, Prof. Noorhaidi menyoroti pentingnya melihat persoalan gender secara multidimensional. Ia menyebut bahwa data-data yang berkembang menunjukkan isu kesetaraan tidak dapat kita analisis hanya melalui pendekatan tekstual atau doktrinal semata.
“Persoalan gender tidak bisa kita lihat hanya dari satu sisi seperti teks atau doktrin. Kita perlu memperhatikan faktor ekonomi, sosial, dan budaya lainnya yang turut memengaruhi kondisi perempuan di masyarakat,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa dialog publik seperti Halaqah Kubra berperan penting untuk memperluas ruang pembahasan, tidak hanya pada isu-isu teologis yang selama ini menjadi tantangan dalam membangun budaya yang adil. Tetapi juga persoalan-persoalan sosial kontemporer yang berdampak langsung pada kehidupan perempuan.
Sejarah Panjang Gerakan Perempuan
Prof. Noorhaidi juga mengingatkan bahwa sejarah panjang gerakan perempuan Indonesia menunjukkan kontribusi signifikan dalam kemajuan bangsa. Ia menyebut bahwa sejak masa pergerakan nasional, perempuan Indonesia telah memainkan peran penting melalui berbagai organisasi dan inisiatif kolektif.
“Perempuan-perempuan Indonesia sudah menunjukkan prestasi luar biasa. Saya yakin kerja keras mereka memberi kontribusi penting bagi perkembangan bangsa dan negara kita,” jelasnya.
Menurutnya, tradisi perjuangan tersebut berlanjut hingga saat ini melalui beragam organisasi perempuan. Termasuk organisasi perempuan Islam yang terus memperjuangkan keadilan dan kesetaraan melalui pendekatan keagamaan yang progresif.
Halaqah Kubra ini menjadi salah satu ruang konsolidasi untuk memperkuat posisi ulama perempuan dalam menjawab tantangan sosial-keagamaan yang berkembang.
Bahkan, melalui forum ini, KUPI berharap dapat mempertegas arah gerak menuju kongres berikutnya pada 2027. Serta memperluas dampak gerakan keulamaan perempuan di berbagai wilayah. []








































