Selasa, 11 November 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    silent revolution

    Prof. Alimatul Qibtiyah Sebut Silent Revolution sebagai Wajah Gerakan Perempuan Indonesia

    Alimat

    Alimat Teguhkan Arah Gerakan Perempuan Lewat Monev Sosialisasi Pandangan Keagamaan KUPI tentang P2GP

    mahasiswa dan diaspora Indonesia di Sydney

    Mahasiswa dan Diaspora Indonesia di Sydney Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

    Soeharto

    Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto

    Pahlawan Soeharto

    Ketua PBNU hingga Sejarawan Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Dosanya Besar bagi NU dan Masyarakat

    Disabilitas

    Di UNIK Cipasung, Zahra Amin: Jadikan Media Digital Ruang Advokasi bagi Penyandang Disabilitas

    Bagi Disabilitas

    Rektor Abdul Chobir: Kampus Harus Berani Melahirkan Gagasan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

    Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    4 Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah bagi

    Fiqh al-Murunah: Menakar Azimah dan Rukhsah dari Pengalaman Difabel

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Menyusui Anak

    Ketika Menyusui Anak Menjadi Amal Kemanusiaan

    Itsbat Nikah

    Tadarus Subuh: Kelindan Itsbat Nikah, Antara Kemaslahatan dan Kerentanan

    ASI Ibu

    Ketika ASI Menjadi Amanah Bersama: Ibu Memberi Susu, Ayah Memberi Dukungan

    Down Syndrom dan Mubadalah

    Down Syndrom dan Mubadalah: Kopi Kamu Buktikan Martabat Kerja Barista DS

    Penyusuan Anak

    Konsep Penyusuan Anak dalam Islam

    Soeharto

    Pseudo-Pahlawan Nasional: Balutan Dosa (Politik) Soeharto

    Grooming Behavior

    Grooming Behaviour dan Pudarnya Nalar Kritis Para Gawagis

    Inklusi Disabilitas

    Inklusi Disabilitas: Job Fair DKI Jadi Langkah Kecil

    kekerasan penyandang disabilitas

    Sulitnya Perempuan Penyandang Disabilitas dalam Melaporkan Kasus Kekerasan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

    Perempuan Lebih Rendah

    Ketakwaan Perempuan Tidak Lebih Rendah dari Laki-laki

    Keterbukaan Rumah Tangga

    Keterbukaan Adalah Kunci Utama Keharmonisan Rumah Tangga

    Keterbukaan

    Pentingnya Sikap Saling Keterbukaan dalam Rumah Tangga

    Rumah Tangga dalam

    Mencegah Konflik Kecil Rumah Tangga dengan Sikap Saling Terbuka dan Komunikasi

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    silent revolution

    Prof. Alimatul Qibtiyah Sebut Silent Revolution sebagai Wajah Gerakan Perempuan Indonesia

    Alimat

    Alimat Teguhkan Arah Gerakan Perempuan Lewat Monev Sosialisasi Pandangan Keagamaan KUPI tentang P2GP

    mahasiswa dan diaspora Indonesia di Sydney

    Mahasiswa dan Diaspora Indonesia di Sydney Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

    Soeharto

    Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto

    Pahlawan Soeharto

    Ketua PBNU hingga Sejarawan Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Dosanya Besar bagi NU dan Masyarakat

    Disabilitas

    Di UNIK Cipasung, Zahra Amin: Jadikan Media Digital Ruang Advokasi bagi Penyandang Disabilitas

    Bagi Disabilitas

    Rektor Abdul Chobir: Kampus Harus Berani Melahirkan Gagasan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

    Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    4 Fondasi Utama Fiqh al-Murunah

    Fiqh al-Murunah bagi

    Fiqh al-Murunah: Menakar Azimah dan Rukhsah dari Pengalaman Difabel

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Menyusui Anak

    Ketika Menyusui Anak Menjadi Amal Kemanusiaan

    Itsbat Nikah

    Tadarus Subuh: Kelindan Itsbat Nikah, Antara Kemaslahatan dan Kerentanan

    ASI Ibu

    Ketika ASI Menjadi Amanah Bersama: Ibu Memberi Susu, Ayah Memberi Dukungan

    Down Syndrom dan Mubadalah

    Down Syndrom dan Mubadalah: Kopi Kamu Buktikan Martabat Kerja Barista DS

    Penyusuan Anak

    Konsep Penyusuan Anak dalam Islam

    Soeharto

    Pseudo-Pahlawan Nasional: Balutan Dosa (Politik) Soeharto

    Grooming Behavior

    Grooming Behaviour dan Pudarnya Nalar Kritis Para Gawagis

    Inklusi Disabilitas

    Inklusi Disabilitas: Job Fair DKI Jadi Langkah Kecil

    kekerasan penyandang disabilitas

    Sulitnya Perempuan Penyandang Disabilitas dalam Melaporkan Kasus Kekerasan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

    Perempuan Lebih Rendah

    Ketakwaan Perempuan Tidak Lebih Rendah dari Laki-laki

    Keterbukaan Rumah Tangga

    Keterbukaan Adalah Kunci Utama Keharmonisan Rumah Tangga

    Keterbukaan

    Pentingnya Sikap Saling Keterbukaan dalam Rumah Tangga

    Rumah Tangga dalam

    Mencegah Konflik Kecil Rumah Tangga dengan Sikap Saling Terbuka dan Komunikasi

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Review Tamborine: Pernikahan itu Seperti Grup Band

“Ketika pria selingkuh, itu karena kami menginginkan sesuatu yang baru. Namun, Anda tahu apa yang kemudian terjadi? Istri Anda akhirnya tahu bahwa Anda selingkuh, dan sekarang, dia berubah menjadi orang yang sama sekali baru—dan ia tidak akan pernah sama lagi." Ucapnya.

Fadlan Fadlan
14 November 2020
in Film, Pernak-pernik
0
173
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul Film           : Tamborine

Tokoh                   : Chris Rock

Genre                   : Stand Up Comedy

Sutradara            : Bo Burnham

Tayang Perdana : Netflix, 2018.

“Tamborine” merupakan judul komedi spesial dari Chris Rock. Namun sebelum mengulas komedi spesialnya, mari kita ketahui terlebih dahulu bagaimana kredibilitas seorang Chris Rock.

Ia bernama lengkap Christopher Julius Rock. Lahir di Caroline Selatan pada 7 Februari 1965. Dia pernah menjadi pembawa acara Oscar dua kali, memenangkan Emmy Award empat kali, dan membawa pulang Grammy Award tiga kali. Selain itu, ia juga merupakan salah satu komedian paling berpengaruh yang masih hidup sampai sekarang.

Setelah sempat beristirahat dari dunia komedi selama 10 tahun, Rock kembali lagi dengan komedi khusus yang dimotori langsung oleh Netflix. Rock kali ini telah berubah. Atau mungkin sudah lebih berkembang—tidak sebagai seorang komedian, namun sebagai seorang pria paruh baya.

Dengan kaos dan jeansnya, komedian yang berusia 55 tahun ini menghabiskan sebagian besar waktu ‘Tamborine’ untuk merenungkan beberapa “nilai-nilai sosial” yang ia pelajari selama 10 tahun terakhir—lebih-lebih mengenai perceraiannya dengan istrinya, Malaak Compton-Rock, pada tahun 2014.

Rock suka membuat penontonnya tegang. Selama Tamborine, dia bersikap seperti seorang yang tahu benar bahwa para penontonnya begitu bergantung pada kata-kata yang dapat menghasut dan penuh propaganda, bahkan ia sampai menggoda penontonnya dengan mengatakan: “Ya, saya mengatakannya!” di dua kesempatan.

Topik komedi yang dipilih Rock dalam “Tamborine” tidak jauh dari topik-topik yang umum diangkat oleh para kritikus terkenal, seperti sistem peradilan Amerika, perceraian, perundungan (buli) di sekolah, dan agama, semua ia kemas menjadi komedi yang sangat menarik dan penuh satire.

Namun, secara khusus sebenarnya hanya dua bagian topik saja yang dapat kita ambil dari penampilannya kali ini; pertama, bagaimana kritik sosialnya tentang ketidaksetaraan ras, politik, agama, ekonomi, dan juga tentang bagaimana kehidupan generasi sekarang; kedua, refleksi atas perceraiannya dengan mantan istrinya, yang mana dengan nada yang sedikit canggung ia menyalahkan dirinya sendiri.

“Aku mengacaukannya,” katanya, seringai menghilang. “Perceraian. Ini salahku. Saya selingkuh dan tidur dengan tiga wanita berbeda, karena saya adalah laki-laki bajingan. Saya bukan seorang suami yang baik. Saya juga tidak pernah menjadi pendengar yang baik.”

Dengan perceraian sebagai tema utama kali ini, banyak materi komedinya yang akhirnya jatuh ke dalam lingkaran kiat hidup bagaimana menjalani sebuah hubungan yang baik dengan penuh harapan. Berkaca pada hal tersebut, ia mengingatkan kepada penontonnya agar berhenti mengejar hal-hal lain hanya untuk memenuhi ego pribadi seperti yang dahulu ia lakukan. Ia menunjukkan penyesalannya bahwa hal tersebut membuat pernikahannya tidak berjalan baik dan akhirnya rusak.

“Ketika pria selingkuh, itu karena kami menginginkan sesuatu yang baru. Namun, Anda tahu apa yang kemudian terjadi? Istri Anda akhirnya tahu bahwa Anda selingkuh, dan sekarang, dia berubah menjadi orang yang sama sekali baru—dan ia tidak akan pernah sama lagi.” Ucapnya.

Dia tidak pernah menghindar untuk memberikan pendapatnya tentang mengapa pria kerap menipu wanita, dan di sini, dia mengungkapkan bagaimana ia dahulu pernah terjebak dalam kubangan perselingkuhan dan bahkan kecanduan pornografi, yang kemudian membuatnya tidak peduli lagi pada istri atau perasaannya sendiri.

Ia berkata di salah satu sesi Tamborine bahwa “Tidak ada persamaan dalam sebuah hubungan, Bung. Anda dan istri Anda berada dalam hubungan tersebut tak lain hanya untuk melayani,” ujarnya. Ia menyamakan pernikahan dengan sebuah band, bahwa “Terkadang Anda menjadi penyanyi, dan terkadang Anda harus bermain tamborine (rebana).” Dengan menganalogikan hubungan seperti sebuah band, ia berkata bahwa selama ini “Saya tidak memainkan rebanaku dengan baik.”

Selain itu, Rock juga mengingatkan generasi milenial dan anak-anak bahwa mereka sama sekali tidak seistimewa seperti apa yang orang tua mereka sering katakan. Karena menurutnya, adalah keliru jika kita terus menumbuhkan rasa bangga seorang anak bahwa mereka istimewa; Ini justru membuat anak-anak menjadi lemah dan tidak siap dengan kehidupan.

Di saat yang sama, dengan nada humoris, Rock mengatakan bahwa “Sebagai orang tua Amerika dari anak kulit hitam, saya harus mempersiapkan anak-anak saya untuk orang kulit putih.” Hal tersebut guna agar anak-anaknya dapat membiasakan dirinya dengan diskriminasi dan rasisme yang kelak akan mereka hadapi saat dewasa nanti:

“Saya telah mempersiapkan anak-anakku untuk orang kulit putih sejak mereka lahir. Bahkan sebelum mereka lahir aku telah mempersiapkan mereka untuk itu. Di rumahku, tidak ada pelatihan pemadam kebakaran, kami punya pelatihan peralatan kulit putih. Jadi, semua yang ada di rumahku itu berwarna putih, entah itu berat, panas, atau tajam. Ini supaya anakku tahu, ketika berurusan dengan segala sesuatu yang berwarna putih, mereka harus memikirkan omong kosong itu.”

Ada rasa sakit yang mencekam dalam lelucon di dalam komedi spesialnya ini. Namun bagaimana pun, jenis komedi seperti ini sangat dibutuhkan, terutama di era di mana informasi begitu mudah diakses. Kita membutuhkan komedian seperti Chris Rock untuk terus mempublikasikan dan mengambil sikap tentang masalah orang-orang kulit hitam untuk mendorong setiap orang, terutama Amerika menuju dunia yang lebih menjunjung kesetaraan dan kesamaan hak.

Sebagian besar isi dari komedinya kali ini datang dengan penuh nasihat hidup yang dibungkus dengan penuh humoris. “Love hard or get the fuck out” menjadi mantra di tengah-tengah “Tamborine”.

Namun tak perlu ragu, bagaimana pun Rock tidak memaksa kita, dan juga tidak pernah benar-benar mengaburkan batas antara stand up dan motivasi. Entah dia berbicara tentang Trump, pernikahan, atau perceraian, Rock tidak pernah melupakan identitasnya sebagai seorang komedian ulung—bahkan ketika dia membagikan ceritanya yang cukup menginspirasi dan melankolis tersebut.

Terlepas dari itu, Rock bagi saya adalah seorang komedian yang unik. Ia tidak terus menerus berkubang dalam kesedihan dan penyesalan yang ia alami. Kisah tragisnya tersebut ia ubah menjadi sebuah komedi spesial yang hebat, tepat pada waktunya: di Hari Valentine. []

Tags: FilmkeluargaperceraianperkawinanRelasi
Fadlan

Fadlan

Penulis lepas dan tutor Bahasa Inggris-Bahasa Spanyol

Terkait Posts

Itsbat Nikah
Keluarga

Tadarus Subuh: Kelindan Itsbat Nikah, Antara Kemaslahatan dan Kerentanan

11 November 2025
Hari Pahlawan
Personal

Refleksi Hari Pahlawan: The Real Three Heroes, Tiga Rahim Penyangga Dunia

10 November 2025
Apa itu Sempurna
Publik

Apa Itu Sempurna? Disabilitas dan Tafsir Ulang tentang Normalitas

10 November 2025
Pesta Pernikahan
Publik

Tadarus Subuh: Merayakan Pesta Pernikahan Tanpa Membebani

8 November 2025
Budaya Bullying
Publik

Budaya Bullying dan Hilangnya Rasa Aman Pelajar

8 November 2025
Menikah
Personal

Menikah: Saling Mengadaptasi Keterasingan

6 November 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Grooming Behavior

    Grooming Behaviour dan Pudarnya Nalar Kritis Para Gawagis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pseudo-Pahlawan Nasional: Balutan Dosa (Politik) Soeharto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prof. Alimatul Qibtiyah Sebut Silent Revolution sebagai Wajah Gerakan Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Hari Pahlawan: The Real Three Heroes, Tiga Rahim Penyangga Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alimat Teguhkan Arah Gerakan Perempuan Lewat Monev Sosialisasi Pandangan Keagamaan KUPI tentang P2GP

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketika Menyusui Anak Menjadi Amal Kemanusiaan
  • Tadarus Subuh: Kelindan Itsbat Nikah, Antara Kemaslahatan dan Kerentanan
  • Ketika ASI Menjadi Amanah Bersama: Ibu Memberi Susu, Ayah Memberi Dukungan
  • Down Syndrom dan Mubadalah: Kopi Kamu Buktikan Martabat Kerja Barista DS
  • Konsep Penyusuan Anak dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID