Mubadalah.id – Menjadi seorang Ibu tunggal dalam masyarakat kapitalis, tradisional, hingga patriarki adalah ujian yang sangat luar biasa. Ibu tunggal selalu dipandang sebelah mata. Masih banyak di luar sana, masyarakat yang selalu merendahkan Ibu tunggal. Bahkan menjadikan Ibu tunggal sebagai bahan olokan hingga terjadinya pelecehan seksual. Inilah yang dirasakan oleh S Petchiammal.
Mengenal Sosok S Petchiammal
S Petchiammal ialah seorang wanita yang berasal dari Kattunayakanpatti, India. Sebuah desa yang berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Thoothukudi, India. Ia mengaku telah menyamar sebagai laki-laki demi menghidupi anak semata wayangnya.
S Petchiammal menjadi seorang janda setelah ia menikah dengan suaminya. Dalam kurun waktu hanya 15 hari saja. Suaminya terkena serangan jantung dan meninggal dunia saat umur S Petchiammal menginjak 20 tahun. Dalam kurun waktu sebentar tersebut, ternyata ia telah mengandung seorang anak perempuan.
Meski masih di umur yang muda. S Petchiammal tidak berkeinginan untuk menikah lagi. Ia bertekad untuk membesarkan putrinya seorang diri. Dengan melakukan berbagai pekerjaan. Mulai dari bekerja di lokasi konstruksi, karyawan hotel, hingga toko teh. Namun ada yang janggal yang dirasakan oleh S Petchiammal.
Perempuan Mejadi Objek Pelecehan Seksual di Dunia Kerja
Sesuatu yang janggal tersebut ialah, di mana pun ia bekerja. Ia selalu mengalami pelecehan seksual. Ia merasa, bahwa tidak ada tempat yang nyaman bagi perempuan bekerja. Sampai suatu ketika, ia mengubah identitas dirinya untuk menjadi seorang pria.
Muthu, adalah nama yang digunakan oleh S Petchiammal ketika menyamar sebagai pria. Awal mula ia mengubah penampilannya. Dengan memangkas pendek rambutnya. Dan meninggalkan sari yang selalu ia gunakan sehari-hari. Ia kemudian mulai mengenakan kemeja dan celana. Agar tidak dapat dikenali sebagai perempuan. Ia membawa anaknya untuk pindah dari Thoothukudi ke kampung halamannya.
Proses yang dilalui oleh S Petchiammal ternyata menampakkan hasil yang signifikan. Sejak ia menyamar sebagai seorang pria, masyarakat lebih mudah menerimanya. Begitu pula dalam pekerjaan. Ia tidak pernah lagi mengalami pelecehan seksual. Dan dapat bekerja dengan tenang dan nyaman. Hingga dapat membesarkan putrinya seorang diri.
Ibu Tunggal yang Melawan Patriarki
S Petchiammal terkenal menjadi seorang Muthu. Hingga kini, meski 39 tahun telah berlalu ia bertekad akan selalu menjadi Muthu. Meski putrinya telah menikah pun. Ia tidak ingin melepaskan pakaian Muthu hingga akhir hayatnya.
Dengan menjadi seorang Muthu. Ia berhasil menjamin kehidupan anaknya dan mendapatkan banyak pekerjaan. S Petchiammal berhasil menaklukkan lingkungan masyarakat patriarki dengan caranya sendiri. Bukti bahwa kasih sayang seorang Ibu kepada anak tidak terbatas.
Sebagaimana yang kita ketahui. Budaya patriarki masih kerap berlangsung di seluruh dunia. Khususnya negara berkembang. Menurut Walby, patriarki adalah sistem struktur dan praktik sosial yang menganggap laki-laki sebagai dominan, represif, dan eksploitatif perempuan.
Dapat kita lihat di dunia kerja. Perempuan sering kali menerima upah lebih rendah dibandingkan dengan pekerja laki-laki meskipun waktu dan beban kerjanya sama. Selain itu, banyak juga perempuan mengalami diskriminasi termasuk dalam urusan pemilihan profesi.
Mari Menjadi Perempuan Berdikari
Dari kisah S Petchiammal. Terbukti bahwa kehidupan patriarki masih merajalela hingga dapat merenggut kehidupan seseorang. Perempuan masih dianggap korban yang layak untuk menampung kekejaman dan kebuasan nafsu para laki-laki.
Padahal, perempuan, baik ia seorang anak, istri, maupun janda. Adalah seseorang yang juga memiliki kehidupan yang sama, yang setara dengan laki-laki. Menjadi perempuan adalah kodrat yang telah ditentukan Allah Swt. agar saling melengkapi antara dua insan.
Kita senang melihat perempuan dapat berdikari. Namun, kasus yang telah dialami S Petchiammal merupakan sebuah ironi. Bagaimana kekuatan patriarki dapat mematikan kehidupan seorang Ibu tunggal. Menghilangkan rasa aman untuk menjadi seorang perempuan.
Semoga tidak ada lagi S Petchiammal yang lainnya. Mari berdikari dengan menjadi diri sendiri. Mari melawan patriarki dengan langkah yang berani. []