• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Saat Mengasuh dan Mendidik Anak, Biasakan Jangan Pelit untuk Memberikan Pujian

Pujian juga berfungsi sebagai doa, dengan mengucapkan kata pintar tadi, berharap kelak mereka menjadi anak yang betul-betul pintar, tidak sekadar basa-basi.

Redaksi Redaksi
18/04/2024
in Hikmah, Keluarga
0
Pujian Anak

Pujian Anak

597
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam memberikan pola asuh yang ramah terhadap anak, biasakan jangan pelit untuk mengungkapkan kata pujian bila melihat anak-anak kita melakukan suatu prestasi. Mereka pasti suka mendengarnya walau yang keluar dari mulut kita hanya satu kata, misalnya, “pintar”.

Selain itu, pujian juga berfungsi sebagai doa, dengan mengucapkan kata pintar tadi, berharap kelak mereka menjadi anak yang betul-betul pintar, tidak sekadar basa-basi.

Sebaliknya, berikan sanksi bila mereka melanggar kesepakatan atau aturan yang berlaku di dalam rumah maupun di sekolah. Hal ini gar anak-anak mengetahui kalau perbuatannya salah dan tidak mengulanginya.

Sementara itu, orangtua perlu membiasakan untuk meminta maaf kepada anak jika kita melakukan kesalahan sekecil apa pun. Meskipun anak belum memahami arti sebuah kesalahan, orangtua harus mengajarkan kepada anak bahwa kesalahan adalah hal biasa yang dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja.

Akan tetapi, jangan sekali-kali melakukannya dengan sengaja, apalagi melakukan tindakan rekayasa yang dapat merugikan orang lain bersama anak. Jika tanpa sengaja meJakukan kesalahan atau terpaksa berbuat kesalahan terhadap anak, sebaiknya segera meminta maaf.

Baca Juga:

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

Sementara itu, menurut Maria Ulfah Anshor dalam buku Parenting With Love penting juga bagi para orangtua untuk mencarikan tempat tinggal yang memiliki lingkungan yang baik. Karena lingkungan yang baik akan memengaruhi watak dan perkembangan kehidupan anak di kemudian hari.

Perilaku yang buruk lebih cepat memengaruhi dan mudah ditiru oleh anak-anak daripada kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Termasuk penting juga untuk mengajarkan kepada anak-anak cara berterima kasih kepada orang lain yang telah membantu dan berbuat baik kepadanya. Sikap ini harus ditanamkan kepada anak-anak supaya mereka kelak tahu cara membalas budi, baik kepada orangtuanya maupun kepada orang lain.

Suasana yang kondusif bagi pertumbuhan anak akan memudahkan orangtua dan lingkungannya mengantarkan anak-anak menjadi manusia yang berguna. Serta bermartabat, mengerti sopan santun, dan berakhlak mulia. []

Tags: anakJanganMemberikanmendidikmengasuhPelitpujian
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID