• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

"Kalau kita membaca sumber-sumber kolonial, perempuan sering digambarkan sebagai miskin, bodoh, atau subordinat,” ujar Samia. 

Redaksi Redaksi
06/07/2025
in Aktual
0
Samia

Samia

425
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Samia Kotele, MA., Ph.D., peneliti sejarah asal Lyon University, Prancis mengatakan bahwa pekerjaan menulis sejarah ulama perempuan Indonesia bukan semata soal mengumpulkan data. Itu adalah upaya merombak cara kita memahami masa lalu termasuk siapa yang dianggap layak disebut pemilik pengetahuan.

Dalam presentasinya pada Halaqoh Nasional bertajuk “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia: Sebuah Pendekatan Dekolonial” di Kampus Transformatif ISIF, Cirebon (Ahad, 6 Juli 2025), Samia mengungkapkan karena selama ini dominasi wacana Barat telah lama memengaruhi studi tentang pengalaman perempuan di Nusantara.

“Banyak penelitian Barat di masa kolonial menjadi alat untuk memperkuat dominasi atas masyarakat Indonesia. Kalau kita membaca sumber-sumber kolonial, perempuan sering mereka gambarkan sebagai miskin, bodoh, atau subordinat,” ujar Samia.

Istilah Kyai Putri

Samia tengah menyiapkan sebuah buku yang, menurutnya, hendak menelusuri bagaimana konsep tentang ulama perempuan. Istilah ini, kata dia, tidak lahir tiba-tiba. Dalam sejarah, pernah muncul sebutan seperti kyai putri atau istilah lokal lain yang memaknai kepemimpinan perempuan dalam agama.

“Terminologi ini penting sekali. Kita harus tahu bagaimana istilah-istilah ini muncul, berubah, dan kita gunakan sepanjang waktu. Karena ini memengaruhi bagaimana perempuan kita akui sebagai subjek pemikiran Islam,” jelasnya.

Baca Juga:

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

Bagi Samia, menulis sejarah berarti juga meneliti proses lahirnya kata-kata, bagaimana ia mendefinisikan posisi sosial, dan siapa yang berkuasa memberi label.

Dekonstruksi Wacana Kolonial

Ia menegaskan, wacana kolonial tidak hanya hidup di masa lampau, tetapi meninggalkan warisan panjang hingga hari ini. Bahkan merembes ke sistem hukum Indonesia yang sebagian masih berakar pada warisan Belanda.

“Wacana kolonial menggambarkan masyarakat adat sebagai primitif, sekarat, atau akan punah. Gambar-gambar ini terus mempengaruhi cara kita melihat identitas,” katanya, merujuk pada penelitian postkolonial seperti karya Linda Tuhiwai Smith dalam Decolonizing Methodologies. 

Samia mengingatkan, banyak disiplin ilmu dan akademisi yang menjadikan masyarakat adat sebagai objek belaka — mengambil pengetahuan tanpa timbal balik. Karena itu, menurutnya, pendekatan sejarah tidak cukup hanya membaca teks, tetapi juga harus menempatkan masyarakat sebagai subjek aktif.

“Pertanyaan paling penting adalah: siapa yang dianggap memiliki pengetahuan yang sah? Siapa yang diakui sebagai otoritas dalam sejarah kita?” ujarnya.

Selain itu, Samia menggarisbawahi pentingnya menggunakan pendekatan yang tidak hanya tekstual, tetapi juga melibatkan tradisi lisan, koran-koran tua, hingga memori kolektif komunitas.

“Menulis sejarah ulama perempuan Indonesia harus memakai perspektif dekolonial. Ini bukan sekadar soal metode, tapi juga soal etika yaitu, bagaimana kita memastikan suara mereka tidak lagi dibungkam oleh warisan kolonial,” tegasnya. []

Tags: BongkarIndonesiaSamia KoteleSejarah Ulama PerempuanWarisan Kolonial
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Film Rahasia Rasa

    Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID