• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Siti Aminah Mengasuh Nabi Muhammad Saw Penuh dengan Cinta dan Kasih Sayang

Siti Aminah mengasuh Nabi penuh dengan cinta dan kasih sayang itu hingga usia Muhammad kira-kira 6 tahun. Anak dalam usia ini tentu sangat lucu, menyenangkan sekaligus menggemaskan.

Redaksi Redaksi
03/10/2022
in Hikmah
0
Siti Aminah

Siti Aminah

730
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejak kelahiran Nabi Muhammad Saw, Ibunda Nabi, Siti Aminah mengasuhnya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Siti Aminah mengasuh Nabi hingga usia Muhammad kira-kira 6 tahun. Anak dalam usia ini tentu sangat lucu, menyenangkan sekaligus menggemaskan.

Tebersit dalam pikiran sang ibu keinginan untuk berziarah ke pusara ayah sang anak, dan paman-pamannya yang wafat di Madinah.

Boleh jadi ia ingin menunjukkan kepada Abdullah, suaminya, akan buah hati mereka berdua itu, meski tentu saja tidak mungkin, karena ayah anak itu telah lama pulang.

Andai kata suaminya masih ada, ia mungkin akan menga. takan kepadanya dengan bangga: “Sayangku, ini buah hati dan hasil cinta kasih kita berdua”.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Tahun Baru Islam, Saatnya Hijrah dari Kekerasan Menuju Kasih Sayang

Ketika keinginan dan kerinduan itu begitu kuat, ia pun bertekad pergi ke Madinah dengan membawa serta anak yatim yang telah bisa berjalan meski belum cukup gesit dan cepat itu.

Wafatnya Siti Aminah

Dalam perjalanan pulang dari ziarah itu, Aminah sakit dan tak lama kemudian wafat menyusul suaminya. Ia meninggal di Abwa, sebuah desa antara Makkah dan Madinah.

Muhammad, anak laki-laki tampan itu kini kehilangan orang-orang yang menjadi penyangga hidup dan pelabuhan hatinya. Ia kini jadi yatim-piatu.

Hati anak kecil ini tentu amat berduka atas kematian ibunya itu. Ia sangat terpukul atas peristiwa itu. Kita tentu bisa mengerti dan tahu bagaimana perasaan sepi dan duka hatinya pada momen seperti itu.

Perpisahan dengan orang-orang tercinta selalu menitipkan sepi dan luka yang mendalam. Muhammad Saw kehilangan tumpuan harapan, kasih sayang, kelembutan, dekapan hangat sang ibu. Ia tak akan lagi merasakan tangan lembut yang menyuapinya.

Tak ada lagi senda-gurau yang mengembangkan bibir untuk tersenyum-senyum atau tawa lebar yang indah bersama seorang perempuan yang mengandung dan melahirkannya itu.

Kita semua dapat membayangkan atau merasakan betapa kebingungan, pilu dan sedihnya anak yang tak punya ibu, tak punya ayah, tak punya kekasih, tak punya dambaan kalbu, tak punya tempat mengadu, dan menumpahkan gelisah ketika hatinya luka atau terganggu.

Tetapi Muhammad kecil itu menerima kehilangan orang yang sangat dicintainya dengan sangat sabar dan tabah. []

Sumber tulisan : Buku Merayakan Hari-hari Indah Bersama Nabi Muhammad karya KH. Husein Muhammad.

Tags: Cintakasih sayangMaulid NabimengasuhNabi Muhammad SAWPenuhSiti Aminah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sekolah Tumbuh

    Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan
  • Siapa Pemimpin dalam Keluarga?
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID