• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Syariat: Jalan untuk Meneguhkan Keimanan dan Keyakinan kepada Allah Swt

Dalam bidang ibadah yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan (hablum minallah). Seperti shalat, puasa, dan haji, maka syari' berfungsi sebagai mubtakir (kreator). Allah Swt lah yang menciptakan nama dan aturannya

Redaksi Redaksi
04/01/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Keimanan

Keimanan

633
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam Islam, syariat yang dilakukan para nabi dan utusan Tuhan lainnya berbeda-beda, tetapi yang sama adalah dalam keimanan, kepercayaan, dan keyakinannya kepada Tuhan yang Maha Esa.

Hal-hal lain yang sama dengan keimanan adalah prinsip-prinsip yang ada dalam semua agama Tuhan atau yang disebut sebagai ma’lum minad diin bidh dharurah.

Seperti kewajiban shalat, puasa, haji, haramnya membunuh, berzina, merampok, dan lain-lain yang merupakan kejahatan kemanusiaan. Seluruh agama meyakini semua prinsip ini.

Muhammad al-Madani mengatakan bahwa dalam bidang akidah, Syari’ (Allah Swt dan rasul-Nya) menyampaikannya dalam bentuk kalimat berita.

Syari’ adalah mukhbir (pembawa atau penyampai berita). Syari’ menyampaikan segala sesuatu menurut apa adanya, apa yang sesungguhnya.

Baca Juga:

Jamilah binti Abdullah: Kisah Perempuan yang Mendampingi Dua Syuhada

Inti Keberagamaan dalam Islam

Antara Teks dan Konteks: Meneguhkan Kesetaraan Gender dalam Islam

Tasawuf Perspektif Buya Syakur Yasin

Misalnya bahwa Allah Swt adalah Maha Esa, hari kebangkitan pasti datang. Serta wujud eskatologis dan metafisis lainnya. Terserah orang mau mempercayai atau tidak, tentu dengan menerima seluruh konsekuensinya.

Dalam bidang ibadah yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan (hablum minallah). Seperti shalat, puasa, dan haji, maka syari’ berfungsi sebagai mubtakir (kreator). Allah Swt lah yang menciptakan nama dan aturannya. Manusia tidak berhak membuat aturan sendiri.

Kemudian, dalam aspek interaksi antar manusia (muamalah), syari’ tidak menentukan dan mengatur hukumnya secara rinci untuk segala hal. Syari’ berperan sebagai naqid (kritikus atau korektor). Ini tentu suatu kebijakan yang sangat tinggi dan puncak kearifan.

Sebab, kehidupan manusia akan terus bergerak dalam situasi dan kondisi yang berubah untuk menjadi sempurna, menjadi ideal sampai bumi berhenti berputar.

Menurut Muhammad al-Madani, Syari’ hanya memberikan prinsip dasarnya, antara lain ‘aadamuzh zhulm (tidak saling menzhalimi), dan ‘aadamudh dharar (tidak saling merugikan).

Kemudian, juga termasuk pada prinsip ‘aadamul maisir (tidak melakukan transaksi spekulasi naif atau judi), ‘aadamur riba (tidak melakukan renten atau eksploitasi). Serta at-taraadhi (saling menerima), dan as-syura (musyawarah/ konsultasi).

Sejarah sosial Arab masa Nabi Muhammad Saw menunjukkan bahwa beliau tidak membatalkan atau menghapus transaksi-transaksi yang baik, yang telah berjalan dan dipraktikkan dalam kehidupan mereka. Nabi hanya mengoreksi dan membatalkan transaksi-transaksi yang melanggar kriteria-kriteria tersebut.

Dengan begitu, manusia dapat mengatur dan menentukan sendiri bentuk-bentuk hubungan sosial, ekonomi, dan politik. Serta kebudayaan, dan sebagainya sepanjang tidak melanggar prinsipprinsip tersebut. []

Tags: Allah SWTjalankeimanankeyakinanMeneguhkanSyariat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version