• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

Introspeksi dapat membantu manusia untuk lebih sadar diri, rendah hati dan bijak dalam menapaki langkah hidup berikutnya.

Syarifah Najwa Al Hinduan Syarifah Najwa Al Hinduan
04/07/2025
in Publik
0
Tahun Hijriyah

Tahun Hijriyah

519
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setiap pergantian waktu, baik tahun Masehi maupun Hijriyah, seharusnya menjadi pengingat untuk memperlambat langkah, menoleh sejenak ke belakang, dan bertanya “sudah sejauh mana saya menjadi pribadi yang lebih baik?.”

Bulan Muharam, sebagai bulan pembuka dalam kalender Hijriyah, menyimpan makna spiritual yang dalam. Ia bukan sekadar pergantian angka tahun, tetapi menjadi momentum reflektif untuk mengevaluasi diri dan memperbarui niat. Tradisi muhasabah di bulan ini bukan hanya bentuk ibadah. Tetapi juga wujud kesadaran manusia untuk terus bertumbuh, meski pelan, meski jatuh-bangun.

Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan) yang empat itu…” (QS. At-Taubah: 36)

Baca Juga:

Akulturasi Budaya dan Agama dalam Peringatan Maal Hijrah di Yala Thailand

Keutamaan Muharam: Bulan Persaudaraan

Makna Hijrah: Pesan Untuk Memanusiakan Perempuan

Bulan Muharam: Refleksi Hijrah dalam Spirit Persatuan dan Kesatuan

Ayat ini menggarisbawahi pentingnya menjaga diri dan menghindari perbuatan zalim, terlebih di bulan-bulan mulia seperti Muharam. Momentum ini seharusnya dimaknai bukan hanya sebagai waktu yang suci, tetapi sebagai panggilan untuk menyucikan niat, pikiran, dan tindakan.

Bulan Muharam juga mengingatkan kita pada makna “hijrah”. Hijriyah bukan hanya soal perpindahan tempat, tetapi lebih dari itu: hijrah adalah perubahan sikap, niat, dan arah hidup.

Dalam konteks ini, tahun baru Hijriyah menjadi titik awal untuk menata ulang hidup, meninggalkan yang buruk, memperbaiki yang rusak, dan meluruskan yang bengkok.

Di Pesantren

Saya masih ingat pengalaman pribadi ketika berada di lingkungan pesantren. Setiap malam 1 Muharam, suasana berubah menjadi sangat tenang dan khusyuk. Para santri berjalan perlahan ke masjid membawa mushaf, membaca Al-Qur’an, bersalawat, dan mendengarkan nasihat dari para kiai.

Di momen itu, banyak yang meneteskan air mata. Bukan karena suasana haru semata, tapi karena sadar: banyak kesalahan yang telah diperbuat, baik pada diri sendiri, orang tua, guru, maupun teman.

Muharam menjadi waktu di mana kami saling meminta maaf dan mendoakan agar bisa lebih baik ke depannya. Karena, tidak ada yang merasa paling benar, tidak ada yang merasa suci. Semua sedang belajar memperbaiki diri, bersama-sama.

Salah satu hari penting dalam bulan ini adalah Hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharam. Dalam hadis Nabi disebutkan bahwa puasa Asyura dapat menjadi penebus dosa selama setahun sebelumnya. Ini bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga simbol harapan: bahwa siapa pun bisa memulai dari awal, dan setiap dosa punya ruang untuk dimaafkan selama ada kesungguhan untuk berubah.

Introspeksi bukan berarti menenggelamkan diri dalam penyesalan, tetapi menjadi jalan untuk tumbuh lebih kuat. Bahkan dalam konteks spiritual dan sosial, introspeksi dapat membantu manusia untuk lebih sadar diri, rendah hati dan bijak dalam menapaki langkah hidup berikutnya.

Menjadi manusia bukan tentang menjadi sempurna, tapi tentang memiliki kesadaran untuk memperbaiki diri terus-menerus. Setiap tahun yang berganti adalah kesempatan kedua atau bahkan kesempatan keseratus yang diberikan Tuhan agar kita tidak terus berada di tempat yang sama.

Karena sejatinya, waktu terus berjalan, dan tugas kita adalah memastikan diri tidak sekadar ikut bergerak, tetapi juga bertumbuh. []

Tags: IntropeksiMenata DiriTahun Baru Hijriyah
Syarifah Najwa Al Hinduan

Syarifah Najwa Al Hinduan

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) ISIF Cirebon.

Terkait Posts

Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Tambang

    Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID