Mubadalah.id – Karena takwa sebagai satu-satunya standar manusia di hadapan Allah Swt terkait erat dengan tauhid kepada Allah Swt yang melahirkan kemaslahatan kepada makhluk-Nya. Atau iman kepada Allah Swt yang melahirkan amal saleh kepada makhluk-Nya. Maka dalam al-Qur’an dan Hadis bertaburan kata-kata yang menghubungkan antara takwa, iman, dengan perilaku baik kepada makhluk Allah Swt.
Seperti dalam QS. al-Maidah ayat 8, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak keadilan karena Allah dengan menjadi saksi yang adil. Janganlah kebencianmu pada suatu kaum menyebabkanmu untuk tidak bersikap adil. Bersikap adillah karena sesungguhnya ia lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Mahateliti atas apa yang kamu lakukan.”
Ayat ini menyatakan, orang yang beriman itu harus adil, bahwa adil itu syarat takwa. Artinya apa? Orang yang paling mulia di sisi Allah Swt adalah orang yang bertakwa. Dan bertakwa itu salah satu syaratnya adalah adil. Termasuk adil kepada orang yang kita benci. Jadi, ujian takwa salah satunya adalah bersikap adil kepada orang yang kita benci.
Dalam sejarah manusia, ada yang disebut misogini. Misogini adalah cara pandang yang mengandung kebencian kepada perempuan. Sehingga perempuan dinistakan, diperlakukan tidak adil, dan mendapatkan kekerasan.
Secara spesifik ayat ini bisa kita pahami sebagai berikut: standar kemuliaan manusia itu adalah takwa, takwa itu mensyaratkan adil termasuk kepada orang yang kita benci. Sedangkan sejarah manusia penuh kebencian kepada perempuan atau misogini.
Maka, syarat dari orang yang paling mulia di sisi Allah Swt. adalah takwa dan salah satu tanda dari takwa adalah adil kepada perempuan. []