• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Takwa, Iman, dan Amal Saleh

Ayat ini menyatakan, orang yang beriman itu harus adil, bahwa adil itu syarat takwa. Artinya apa? Orang yang paling mulia di sisi Allah Swt adalah orang yang bertakwa. Dan bertakwa itu salah satu syaratnya adalah adil.

Redaksi Redaksi
03/08/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Takwa dan Iman

Takwa dan Iman

663
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Karena takwa sebagai satu-satunya standar manusia di hadapan Allah Swt terkait erat dengan tauhid kepada Allah Swt yang melahirkan kemaslahatan kepada makhluk-Nya. Atau iman kepada Allah Swt yang melahirkan amal saleh kepada makhluk-Nya. Maka dalam al-Qur’an dan Hadis bertaburan kata-kata yang menghubungkan antara takwa, iman, dengan perilaku baik kepada makhluk Allah Swt.

Seperti dalam QS. al-Maidah ayat 8, “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak keadilan karena Allah dengan menjadi saksi yang adil. Janganlah kebencianmu pada suatu kaum menyebabkanmu untuk tidak bersikap adil. Bersikap adillah karena sesungguhnya ia lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Mahateliti atas apa yang kamu lakukan.”

Ayat ini menyatakan, orang yang beriman itu harus adil, bahwa adil itu syarat takwa. Artinya apa? Orang yang paling mulia di sisi Allah Swt adalah orang yang bertakwa. Dan bertakwa itu salah satu syaratnya adalah adil. Termasuk adil kepada orang yang kita benci. Jadi, ujian takwa salah satunya adalah bersikap adil kepada orang yang kita benci.

Dalam sejarah manusia, ada yang disebut misogini. Misogini adalah cara pandang yang mengandung kebencian kepada perempuan. Sehingga perempuan dinistakan, diperlakukan tidak adil, dan mendapatkan kekerasan.

Secara spesifik ayat ini bisa kita pahami sebagai berikut: standar kemuliaan manusia itu adalah takwa, takwa itu mensyaratkan adil termasuk kepada orang yang kita benci. Sedangkan sejarah manusia penuh kebencian kepada perempuan atau misogini.

Baca Juga:

Menyulam Spiritualitas dan Rasionalitas: Belajar Menyebut Nama Tuhan dari Perempuan Abad 16

Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

Senyuman Paus Fransiskus: Warisan Damai yang Menyala

Kemuliaan Manusia Hanya Ditentukan oleh Takwa

Maka, syarat dari orang yang paling mulia di sisi Allah Swt. adalah takwa dan salah satu tanda dari takwa adalah adil kepada perempuan. []

Tags: Amal Salehimantakwa
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Boys Don’t Cry

    Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?
  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu
  • Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID