Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw terkenal menyukai parfum dan wewangian. Salah satu teks Hadis yang cukup populer adalah bahwa “Allah itu indah dan mecintai keindahan”.
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., dari Nabi Saw. bersabda: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di hatinya menyimpan sebiji kesombongan”.
Lalu ada seorang laki-laki bertanya: “Bagaimana jika ada seorang laki-laki yang suka berbaju bagus dan bersandal bagus?”.
Nabi Saw menjawab: “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Kesombongan itu ketika menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (Shahih Muslim, Kitab al-Iman, no. 275).
Teks Hadis ini, sekalipun menggunakan struktur bahasa laki-laki dan tentang seorang laki-laki, berlaku umum karena tentang ajaran umum, yaitu bersikap baik dan berpakaian indah secara wajar, berparfum dan sopan.
Dalam sebuah relasi sosial, sikap ini sangat diperlukan dari laki-laki dan perempuan ketika mengemban kerja-kerja kekhalifahan bersama mandat untuk memakmurkan dan menghadirkan segala kemaslahatan di muka bumi ini.
Perempuan sebagaimana laki-laki memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif mewujudkan kebaikan (amar makruf) untuk dirinya, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Tanggung jawab ini melekat pada setiap manusia, laki-laki dan perempuan. Al-Qur’an bahkan menegaskan semua itu harus ia lakukan dalam kemitraan dan kerja sama antara laki-laki dan perempuan yang beriman (QS. al-Taubah (9): 71).
Kemitraan ini menegaskan agar perempuan dipandang secara utuh sebagai manusia, hamba Allah Swt, dan khalifah-Nya.
Ia juga menegaskan agar perempuan tidak dipandang, diperlakukan, dan dikerdilkan dari sisi tubuh dan aksesorisnya belaka, apa yang dipakai dan apa yang digunakan, memesona laki-laki atau tidak, menggoda atau tidak.
Melainkan jati dirinya, spiritualitasnya, intelektualitasnya, dan terutama kiprah sosialnya di keluarga dan masyarakatnya. Bahwa perempuan harus menjaga diri agar tidak memesona, begitu pun laki-laki. []