Mubadalah.id – Pada Juli 2022 dari Katadata Insight Center (KIC) dan Zigi.id merilis hasil survei bahwa perempuan di Indonesia yang mayoritas atau 41,1% responden yang berasal dari kelompok gen Z dan milenial Indonesia mengakses konten drama Korea rata-rata 1 hingga 3 jam per hari. Responden tersebar di seluruh Indonesia, dengan populasi terbanyak berada di Pulau Jawa.
Fenomena ini tentu bukan tanpa alasan. Para perempuan menggandrungi pria dalam drama Korea dengan beragam alasan. Pertama, good looking. Hampir semua pemeran pria dalam drama Korea memiliki tampilan fisik dan wajah mendekati sempurna dalam penilaian umum terlepas itu asli atau ada campur tangan operasi plastik.
Kedua, romantis. Mereka tahu bagaimana menaklukan dan memperlakukan perempuan. Setiap tokoh pria pasti meratukan dan mewujudkan impian perempuannya. Ketiga, genuine. Pria dalam drama Korea tergambarkan sebagai sosok yang tulus, dan menerima apapun kondisi perempuan pujaan hatinya.
Biasanya perempuan dalam drama digambarkan sebagai perempuan dari kalangan ekonomi bawah, fisik yang tidak sempurna, berkebutuhan khusus, memiliki keluarga semrawut dan seterusnya. Mereka juga rela memperjuangkan cintanya mati-matian meski sudah berulang mendapat penolakan dan tentangan dari banyak pihak.
Terakhir, sempurna! Sempurna? Iya, sempurna. Semua pemeran utama atau lead second selalu digambarkan sebagai sosok kaya raya, pintar, cerdas, atletis, cool, baik hati, suka menolong, perhatian, mengalah, cute, manly, punya fashion style dan pembawaan sendiri. Perempuan mana yang tidak meleleh jika menemukan pria seperti ini.
Fakta tentang Pria Korea
Pertanyaannya sekarang, benarkah pria yang ditampilan dalam ratusan drama yang sudah mereka produksi itu merepresentasikan pria Korea yang sesungguhnya? Tentu saja tidak, eonni sayang! Faktanya dalam kehidupan nyata rata-rata pria Korea bukanlah anak pemilik perusahaan, putra mahkota, selebritis, dan calon raja-raja sejenisnya.
Mereka juga tidak selalu berwajah tampan, apalagi romantis. Bahkan data oecd.org menunjukkan Korea memiliki jumlah pekerja sebesar 68,6 % dan upah rata-rata tahunannya US$ 44.812.7 masih dua pertiga dari upah rata-rata orang Amerika yaitu US$ 69.558. Pria Korea juga tergambarkan good looking dan memiliki.
Faktanya 37,8% penduduk usia di atas 15 tahun mengalami obesitas dan overweight. Menurut katadata.co.id tahun 2014, Korea juga menjadi negara dengan rasio praktik operasi plastik per kapita tertinggi di dunia sebesar 87 per 10 ribu orang pada 2014.
Hubungan romantisme di Korea juga sebatas hubungan semu yang terfokus pada pacaran bukan pernikahan. Angka pernikahan di Korea saja kian hari kian menurun secara berturut-turut sejak 2012. Sebagaimana melansir dari world.kbs.co.kr Maret 2022, pernikahan dari mereka yang dianggap layak menikah yaitu 30-an menurun 2,4% dibanding pada tahun lalu.
Pernikahan di Korea
Mereka lambat atau bahkan tidak ingin menikah dan memilih tinggal bersama tanpa pernikahan karena perubahan perspektif mengenai pernikahan. Pernikahan dan anak sering kali dianggap sebagai beban yang meningkatkan anggaran hidup. Sebab harus mengeluarkan biaya untuk resepsi, tempat tinggal, mertua, hadiah pernikahan dan kebutuhan lainnya yang terkait. Sedangkan pendapatan mereka dianggap tidak sebanding dengan itu.
Jadi, jika perempuan berhubungan dengan pria Korea, mungkin memang akan mendapatkan romantisme dan seks tapi kecil kemungkinan untuk menikah, kecuali kedua belah pihak sama-sama mapan secara ekonomi.
Berarti selama ini para perempuan hanya tertipu? Ya nggak gitu juga, namanya saja hanya drama serial. Sah-sah saja dong sutradara dan tim membuat alur dan konsep fantasi tentang sosok dan alur hidup sempurna. Seperti dongeng-dongeng masa kecil tentang Upik Abu alias Cinderella. Di mana gadis miskin bersandingkan dengan pangeran kaya raya dan hidup bahagia selamanya.
Artis Maudy Ayunda juga mendapatkan suami oppa Korea yang nyaris sempurna, banyak juga di berita perempuan Indonesia menikah dengan orang Korea, berarti kita juga bisa dong! Ya bukan begitu juga konsep ataupun analoginya. Jika perempuan Indonesia mendapatkan suami nyaris sempurna seperti sosok drama Korea, tentu mereka juga punya value yang sebanding dan setara.
Lalu perempuan yang lainnya, berapa jumlah prosentasenya? Yee, kita’kan cuma ingin ngehalu, emang terlarang? Sangat boleh kok berkhayal, gratis pula. Hanya saja, seindah dan sebahagia apapun dunia khayalan, tetap saja kita hanya akan memiliki kehidupan yang benar-benar nyata yang kita hadapi di depan mata.
Tidak ada salahnya sebagai hiburan sekadarnya. Sebab mau bermimpi seperti apapun tentang kesempurnaan pria dalam drama korea, yang paling dekat denganmu adalah para pria dengan dunia nyata dengan segala kurang lebihnya. []