Mubadalah.id – Pada penghujung tahun 2023 kemarin, Media sosial kembali memunculkan tren baru yang mulanya diunggah oleh salah satu konten kreator di platform Tiktok. Kemudian diikuti oleh para kreator lain. Tren Hi Kids ini berupa video yang memuat pesan yang disampaikan oleh untuk anak-anak mereka kelak di masa depan.
Konten Inspiratif dan Unik
Tren ini sangat menginspirasi anak muda untuk bergabung dengan mengunggah video yang serupa, sehingga banyak diramaikan oleh remaja yang masih single/belum menikah. Namun ada juga yang sudah menikah ikut serta dalam tren ini. Mereka berharap agar pesan dan nasehat kepada anaknya kelak akan tersampaikan melalui video ini.
Keunikan dari video yang menjadi tren ini terletak pada bagian pembuka “Hi Kids, this is your mom/dad” yang kemudian tersambung dengan harapan dan pesan calon orang tua untuk anaknya kelak. Selain itu Lagu “You’re Gonna Live Forever in Me” yang dipopulerkan oleh John Mayer menjadi pelengkap dalam konten video tersebut.
Tak hanya menggunakan bahasa inggris ataupun bahasa Indonesia, para kreator juga ada yang memakai bahasa arab dan bahasa daerahnya dalam menyampaikan di videonya. Beberapa kreator yang menggunakan bahasa arab adalah seorang santri, menunjukkan bahwa tren ini telah diikuti dari berbagai kalangan.
Meski pada mulanya, tren ini ia buat untuk menyampaikan pesan serius untuk anaknya di masa depan, banyak dari para kreator yang juga membungkus videonya dengan konsep random sesuai versinya, sehingga mengundang perhatian dan tawa.
Resolusi Baru untuk Masa Depan
Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya kelak. Tak ayal, bila seorang yang masih remaja telah memiliki harapan yang baik untuk generasi selanjutnya di masa depan. Melalui tren Hi Kids ini, dapat membuka resolusi baru bagi kita untuk mempersiapkan generasi yang sesuai harapan.
Menyiapkan generasi yang salih bukan kita mulai ketika anak dilahirkan. Melainkan sejak memilih pasangan hidup. Baik atau tidaknya seorang partner hidup menentukan kehidupan anaknya kelak. Sebagaimana Mahfuzhat berikut ini :
أول مشروع ناجح تقدمه النساء لأطفالها، هو أن تختار لهم أب جيد
“Cara sukses pertama yang perempuan lakukan untuk anak-anaknya adalah dengan memilih ayah yang baik untuk mereka.”
Dalam sebuah pernikahan, prinsip kesalingan sangat kita perlukan untuk mencapai tujuan. Tidak boleh ada ketimpangan dalam menunaian hak dan kewajiban masing-masing. Peran dalam mendidik anak juga tak hanya dilakukan sepihak. Seorang ayah dan ibu harus turut andil dalam perkembangan buah hatinya.
Tren ini juga mengajak kita untuk muhasabah dengan terus memperbaiki dan menyiapkan diri sebagai calon orang tua. Langkah yang tepat untuk kita lakukan adalah dengan belajar agar menjadi seorang terdidik. Proses yang kita tempuh memang tidak instant, perlu latihan dan ilmu yang tidak sedikit. Namun di balik itu, hasilnya akan membuahkan generasi yang lebih baik dan memiliki pribadi yang terarah.
Ayyuhal Walad : Pesan Cinta Calon Orang Tua
Jauh sebelum tren Hi Kids muncul, Imam Ghazali (450H) telah lebih dulu menuliskan nasihat-nasihat untuk murid-muridnya yang terhimpun dalam Kitabnya, Ayyuha al-Walad. Kitab ini membahas tentang pendidikan karakter yang ia tujukan kepada para pelajar. Pada nasihat kedua, beliau menyampaikan :
النصيحة سهل ، والمُشكل قبولها ؛ لأنها في مَذاقِ مَتَّبعي الهوى مر (ايّها الولد/38)
“Memberi nasihat itu sebenarnya mudah sahaja, yang berat ialah menerima isi nasihat tersebut. Karena setiap nasihat itu sangat pahit bagi orang yang selalu mengikuti kehendak nafsunya.” (Ayyuha al-Walad.h.38)
Dari nasihat tersebut, dapat kita pahami bahwa menyampaikan pesan dan harapan memang sangatlah mudah. Namun kita memerlukan kebersihan hati untuk menerimanya.. Seorang anak tak dapat memilih untuk terlahirkan dari rahim siapa dan dalam keadaan bagaimana. Tetapi sebagai calon orang tua kita dapat mengubah cara pandang dalam berbagai hal dan memperbaiki pola asuh yang lebih baik.
Boleh jadi para kreator yang menyampaikan harapan dan pesan mereka untuk anaknya melalui video tren Hi Kids ini untuk memenuhi inner child mereka. Beberapa komentar pada video terkait menyebutkan bahwa dari tren ini, seakan-akan kita dapat berkirim pesan untuk diri kita di masa lalu, yang menginginkan sosok figur orang tua sesuai impian kita.
Pesan yang tersampaikan oleh para kreator menujukkan kecintaan mereka terhadap anaknya kelak di masa depan, agar jauh lebih baik dari dia. Di sisi lain, tren ini juga mengajarkan agar anaknya tak mencontoh hal dan karakter buruk calon orang tuanya. Seperti suka rebahan dan bermalas-malasan.
Motivasi Generasi Muda
Tren Hi Kids yang ramai di salah satu platform media sosial, telah memotivasi berbagai kalangan khususnya generasi muda saat ini. Para remaja yang masih single akan lebih mempersiapkan resolusinya untuk menghadapi masa depan kelak. Permulaan tahun 2024 ini dapat menjadi awal bagi kita untuk memperbaiki diri dan belajar lebih banyak lagi.
Memilih pasangan yang baik dan tepat juga mempengaruhi masa depan generasi selanjutnya karena terikat dengan prinsip Mubadalah dalam rumah tangga. Kesalihan orang tua memang belum tentu dapat kita wariskan kepada anaknya, seperti pada Kisah Nabi Nuh As dan putranya, Kan’an. Tetapi pada umumnya, orang tua yang salih akan mampu menciptakan lingkungan yang baik dan berpotensi besar untuk melahirkan generasi yang salih juga.
Allah berfirman dalam Qs. Al-Thur ayat 21
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۢ بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ
“Orang-orang yang beriman dan anak cucunya mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan mengumpulkan anak cucunya itu dengan mereka (di dalam surga). Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.”(Qs.Al-Thur:21)
Ibn Jarir al-thabari dalam Kitab Tafsirnya, Jami’al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an menjelaskan :
اختلف أهل التأويل في تأويل ذلك، فقال بعضهم: معناه: والذين آمنوا وأتبعناهم ذرياتهم بإيمان، ألحقنا بهم ذرياتهم المؤمنين في الجنة، وإن كانوا لم يبلغوا بأعمالهم درجات آبائهم، تكرمة لآبائهم المؤمنين، وما ألتنا آباءهم المؤمنين من أجور أعمالهم من شيء (تفسير الطّبرى \10/ 416)
Para Ulama’ berbeda penafsiran akan hal ini. Sebagian mereka mengatakan bahwa maknanya adalah untuk orang-orang yang beriman kepada Allah akan diberikan keistimewaan. Yaitu dengan menarik anak cucunya untuk beriman, dan memasukkan mereka ke dalam surga.
Walaupun anak cucunya itu tidak sederajat keimanannya dengan orang tua mereka. Bahkan pahala dari amal perbuatan mereka juga tidak akan terkurangi sedikit pun. (Tafsir al-Thabari Juz 10/416). Wallahu A’lam. []